Hernanda, Mayza Putri (2024) IMPLEMENTASI PERBAIKAN KUALITAS UNTUK MENGURANGI CACAT PADA KEMASAN PRODUK MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA (Studi Kasus PT Tabura Gentri Nusantara, Bantul). Other thesis, UPN Veteran Yogyakarta.
Text
1. Skripsi Fulltext_12200076_Mayza Putri Hernanda.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
|
Text
2. Cover_122200076_Mayza Putri Hernanda.pdf Download (181kB) |
|
Text
3. Abstrak_122200076_Mayza Putri Hernanda.pdf Download (281kB) |
|
Text
4. Lembar Pengesahan_12220007_Mayza Putri Hernanda.pdf Download (270kB) |
|
Text
5. Daftar Isi_12200076_Mayza Putri Hernanda.pdf Download (293kB) |
|
Text
6. Daftar Pustaka_122200076_Mayza Putri Hernanda.pdf Download (198kB) |
Abstract
xii
ABSTRAK
PT Tabura Gentri Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
manufaktur bumbu tabur, berlokasi di Botokenceng, Yogyakarta. PT Tabura Gentri
Nusantara memproduksi berbagai macam jenis bumbu tabur yang berasal dari rempah
seperti kayu manis, kencur, ketumbar, kunyit, dan lainnya. Selama periode Januari 2024
hingga Juni 2024 jumlah kemasan produk yang mengalami cacat mencapai 6,3%, melebihi
prosentase maksimal yang diizinkan perusahaan yaitu 5%. Berdasarkan permasalahan
tersebut, dilakukan identifikasi sebab kecacatan untuk mendapatkan usulan perbaikan
sehingga dapat mengurangi jumlah cacat dengan metode Six Sigma dan Failure Mode and
Effect Analysis (FMEA).
Six Sigma merupakan metode untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat
kesuksesan kegiatan bisnis atau produksi yang sudah ada dengan meminimalkan jumlah
cacat dan variasi. Dari metode Six Sigma akan didapatkan hasil apakah proses sudah
berlangsung dengan baik atau belum, untuk selanjutnya dicari prioritas penyebab
kegagalan yang paling berpengaruh dengan metode FMEA. Setelah itu, dibuat usulan
perbaikan sesuai dengan hasil pengolahan data yang sudah dilakukan, dan dilakukan
implementasi.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode Six Sigma, didapatkan hasil
bahwa dari keempat jenis cacat tidak ada yang nilai Cpk nya lebih dari 1 sehingga perlu
dilakukan perbaikan untuk setiap prosesnya. Setelah melakukan pengolahan data dengan
metode FMEA, didapatkan hasil bahwa RPN terbesar ada pada failure mode jenis cacat
lipat dan jenis cacat kerut. Usulan perbaikan failure mode jenis cacat lipat adalah dengan
melaksanakan pelatihan kepada operator, dan usulan perbaikan failure mode jenis cacat
kerut adalah kegiatan penonaktifan mesin sealer 4,4 jam sekali selama 8 menit. Hasil
implementasi usulan perbaikan selama sepuluh hari menunnjukkan bahwa jumlah rata-rata
cacat per hari setiap bulannya turun dari 18 unit menjadi 2 unit dan kerugian yang dapat
ditekan adalah sebesar Rp2.171.400.
Kata kunci: Pengendalian Kualitas, Six Sigma, FMEA
xiii
ABSTRACT
PT Tabura Gentri Nusantara is a company engaged in the manufacturing of
sprinkles, located in Botokenceng, Yogyakarta. PT Tabura Gentri Nusantara produces
various types of sprinkles made from spices such as cinnamon, kencur, coriander, turmeric,
and others. During the period from January 2024 to June 2024, the number of defective
product packaging reached 6.3%, exceeding the maximum percentage permitted by the
company, which is 5%. Based on these problems, an identification of the causes of defects
was carried out to obtain improvement proposals so that the number of defects could be
reduced using the Six Sigma and Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) methods.
Six Sigma is a method for maintaining and increasing the level of success of
existing business or production activities by minimizing the number of defects and
variations. From the Six Sigma method, the results will be obtained whether the process
has been running well or not, to then seek the priority of the most influential causes of
failure using the FMEA method. After that, improvement proposals are made according to
the results of the data processing that has been carried out, and implementation is carried
out.
Based on the results of data processing using the Six Sigma method, it was found
that of the four types of defects, none had a Cpk value of more than 1, so improvements
needed to be made for each process. After processing the data using the FMEA method, it
was found that the largest RPN was in the failure mode of the folding defect type and the
wrinkle defect type. The proposed improvement of the failure mode of the folding defect
type is to provide training to operators, and the proposed improvement of the failure mode
of the wrinkle defect type is to deactivate the sealer machine every 4.4 hours for 8 minutes.
The results of the implementation of the proposed improvements for ten days showed that
the average number of defects per day each month decreased from 18 units to 2 units and
the losses that could be reduced were Rp2.171.400.
Keywords: Quality Control, Six Sigma, FMEA
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Quality Control, Six Sigma, FMEA |
Subjects: | Z Bibliography. Library Science. Information Resources > ZA Information resources |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Chemistry |
Depositing User: | Eko Yuli |
Date Deposited: | 18 Sep 2024 04:24 |
Last Modified: | 18 Sep 2024 04:24 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/41190 |
Actions (login required)
View Item |