AHADIA, FORESTA LIESA (2023) MODEL PENJADWALAN BATCH DENGAN NO-WAIT CONSTRAINT UNTUK MEMINIMALKAN FLOWTIME (Studi Kasus pada UP Tambi). Other thesis, UPN "Veteran" Yogyajarta.
Text
1. Skripsi Full.pdf Restricted to Repository staff only Download (23MB) |
|
Text
2. Abstrak.pdf Download (6MB) |
|
Text
3. Cover.pdf Download (6MB) |
|
Text
4. Lembar Pengesahan.pdf Download (649kB) |
|
Text
5. Daftar Isi.pdf Download (6MB) |
|
Text
6. Daftar Pustaka.pdf Download (6MB) |
Abstract
xi
ABSTRAK
UP Tambi adalah perusahaan produsen teh hitam. Proses produksi
dilakukan secara batch pada lima Stasiun Kerja (SK), yaitu SK Pelayuan, SK
Penggilingan, dan SK Pengeringan. Output dari SK Pelayuan, SK Penggilingan dan
SK Pengeringan harus langsung diproses pada SK berikutnya tanpa menunggu (no-
wait constrant) guna mencapai proses produksi dan hasil teh dengan kualitas yang
baik. Pada kenyataannya output dari ketika SK tersebut tidak langsung diproses
pada SK selanjutnya. Agar kebutuhan tersebut dapat dipenuhi diperlukan
penjadwalan produksi yang baik. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk
mengembangkan model penjadwalan batch dengan no-wait constraint.
Model penjadwalan batch no-wait constraint dalam penelitian ini
dikembangkan untuk meminimalkan flowtime. Model ini mengandung dua
subproblem yaitu pengukuran batch dan penjadwalan. Langkah awal subproblem
pengukuran batch yaitu penentuan SK penentu yang dipilih berdasarkan dua
keadaan. Keadaan pertama dipilih berdasarkan keberadaan SK bottle neck,
kemudian dihitung skenario dengan memaksimalkan utilitas tiap line. Skenario
sebagai SK penentu terpilih merupakan skenario yang tidak menimbulkan WIP.
Apabila dalam sistem tidak terdapat SK bottle neck, SK penentu didapat
berdasarkan SK dengan kapasitas maksimal. Pada keadaaan kedua, ukuran batch
terpilih didapat dengan melakukan iterasi. Setelah mendapat ukuran batch SK
penentu kemudian dilakukan perhitungan ukuran batch pada SK lain. Kemudian
setelah seluruh ukuran batch didapatkan, maka dilakukan penyelesaian subproblem
penjadwalan batch. Penjadwalan jumlah batch yang didapat pada subproblem
sebelumnya kemudian disusun menggunakan tool gantt chart dengan batasan
sesuai sistem. Penggunaan gantt chart dapat membantu menentukan flowtime total
dan mempermudah pengecekan hasil penjadwalan.
Model yang telah dikembangkan kemudian diaplikasikan pada studi kasus
berdasarkan kondisi riil di lapangan dengan input 1500 kg bahan baku berupa pucuk
teh segar. Kondisi tersebut memberikan flowtime 2640’ dan total WIP 2425 kg.
Dengan sumber daya yang ada, jika diinginkan untuk memenuhi no-wait constraint,
maka kapasitas yang dapat diproses hanya 600 kg dengan flowtime 2248’. Untuk
memenuhi target 1500 kg input diperlukan tambahan 2 mesin OTR, 2 mesin LSB,
3 Troli, 2 mesin 3CD1, dan 2 mesin 2CD1 dengan total flowtime 2250’.
Kata kunci: Penjadwalan, Batch, Flowtime, No-Wait Constraint
xii
BATCH SCHEDULING MODEL WITH NO-WAIT CONSTRAINT TO
MINIMIZE FLOWTIME
ABSTRACT
UP Tambi is a black tea producing company. The production process is
carried out in batches at five Work Stations (SK), namely SK Withering, SK Milling,
and SK Drying. The output from the Withering Decree, Milling Decree and Drying
Decree must be processed immediately in the next SK without waiting (no-wait
constrant) in order to achieve a good quality production process and tea yield. In
fact, the output from when the SK is not directly processed in the next SK. In order
for these needs to be met, a good production schedule is required. Therefore this
study is intended to develop a batch scheduling model with no-wait constraints.
The no-wait constraint batch scheduling model in this study was developed
to minimize flowtime. This model contains two subproblems, namely batch
measurement and scheduling. The initial step of the batch measurement subproblem
is determining the determinant SK that is selected based on two conditions. The first
state is selected based on the existence of the SK bottle neck, then the scenario is
calculated by maximizing the utility of each line. The scenario as the determining
decision for the selected SK is a scenario that does not cause WIP. If there is no SK
bottle neck in the system, the determining SK is obtained based on the SK with the
maximum capacity. In the second case, the selected batch size is obtained by
iterating. After obtaining the batch size of the determinant SK, the calculation of
the batch size is then carried out in another SK. Then after all batch sizes are
obtained, then the batch scheduling subproblem is solved. Scheduling the number
of batches obtained in the previous subproblem is then compiled using the Gantt
chart tool with system-appropriate limits. The use of gantt charts can help
determine the total flowtime and make it easier to check scheduling results.
The model that has been developed is then applied to a case study based on
real conditions in the field with an input of 1500 kg of raw material in the form of
fresh tea shoots. These conditions provide a flowtime of 2640' and a total WIP of
2425 kg. With the existing resources, if it is desired to fulfill the no-wait constraint,
the capacity that can be processed is only 600 kg with a flowtime of 2248'. To meet
the target of 1500 kg of input, an additional 2 OTR machines, 2 LSB machines, 3
trolleys, 2 3CD1 machines and 2 2CD1 machines are needed with a total flowtime
of 2250'.
Keywords: Scheduling, Batch, Flowtime, No-Wait Constraint
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Scheduling, Batch, Flowtime, No-Wait Constraint |
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Chemistry |
Depositing User: | Eko Yuli |
Date Deposited: | 23 Aug 2023 03:18 |
Last Modified: | 23 Aug 2023 03:18 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/37075 |
Actions (login required)
View Item |