WAHYUDI, MUHAMMAD INDRA (2012) IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN LIQUID LOADING PADA SUMUR GAS DI PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA. Other thesis, UPN "VETERAN" YOGYAKARTA.
Preview |
Text
RINGKASAN.pdf Download (12kB) | Preview |
Abstract
Sumur Anoa, Komodo dan Orangutan adalah sumur gas yang dikonversi
dari sumur minyak. Sumur tersebut mempunyai reservoir gas pada lapisan Petani
A. Sumur tersebut mengalami masalah liquid loading sehingga tidak bisa
memproduksikan gas dan harus ditutup. Pada kondisi existing ukuran tubing yang
digunakan adalah ID 2.992” pada ukuran choke 32/64.
Prinsip yang digunakan dalam menanggulangi liquid loading adalah
dengan mengurangi laju alir kritis loading. Usaha yang dilakukan adalah dengan
mengecilkan ukuran tubing. Identifikasi liquid loading dilakukan dengan
menghitung laju alir kritis menggunakan metode Coleman yang sesuai dengan
lapangan kajian dimana mempunyai tekanan kepala sumur yang rendah yaitu
dibawah 1000 Psig. Setelah terbukti terjadi loading maka kemudian dilakukan
evaluasi ukuran tubing terpasang, Evaluasi dilakukan pada awal produksi dan saat
ini. Hal yang dilakukan adalah menghitung laju alir kritis loading pada kepala
sumur dan dasar sumur. Untuk mendapatkan nilai tekanan alir dasar sumur maka
harus dibuat analisa nodal pada titik di formasi dan kepala sumur, meliputi
pembuatan kurva deliverabilitas dan kurva VLP (Vertical Lift Performance).
Kurva deliverabilitas dibuat berdasarkan harga C dan n yang didapatkan dari tes
deliverabilitas gas. Kurva VLP dibuat dengan memperhitungkan kehilangan
tekanan sepanjang tubing menggunakan metode Hagedorn and Brown.
Berdasarkan perhitungan, dengan ukuran tubing ID 2.992” semua sumur
mengalami liquid loading dimana Q nodal < Q loading pada Pwh < Q loading
pada Pwf. Untuk sumur Anoa adalah 920 MSCFD < 1092 MSCFD < 1164
MSCFD , sumur Komodo 650 MSCFD < 875 MSCFD < 982 MSCFD, dan sumur
Orangutan 1000 MSCFD < 1098 MSCFD. Ukuran tubing yang digunakan untuk
menanggulangi liquid loading di sumur Anoa adalah ID 2.441”, di sumur
Komodo adalah ID 1.995” sedangkan di sumur Orangutan tidak bisa
menggunakan tubing yang lebih kecil. Hal ini disebabkan karena kehilangan
tekanan yang terlalu besar akibat volume liquid yang terproduksikan juga besar
yaitu sebesar 200 BLPD. P abandoned pada nilai Pwh minimum yaitu 100 Psig
di sumur Anoa adalah 245 Psia dan pada sumur Komodo adalah 167 Psia. Pada
kondisi tersebut agar tidak terjadi loading dan sumur bisa berproduksi maka
ukuran tubing harus dikecilkan lagi.
Metode tubing sizing baik digunakan untuk sumur gas yang mempunyai
volume liquid yang kecil namun seiiring dengan penurunan tekanan reservoir agar
tidak terjadi masalah liquid loading maka tubing harus diganti dengan ukuran
yang lebih kecil lagi.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjek: | T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering |
Divisions: | x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Darsini Darsini |
Date Deposited: | 16 Jun 2016 03:01 |
Last Modified: | 16 Jun 2016 03:01 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/3817 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |