MUHASIBI, AL HARITS (2015) EVALUASI PENERAPAN MATRIX ACIDIZING PADA SUMUR “X-16” DAN “X-12” LAPANGAN “Y” BOB PT.BUMI SIAK PUSAKO PERTAMINA HULU. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
|
Text
RINGKASAN.pdf Download (105kB) | Preview |
Abstract
Dewasa ini, sering kali ditemukan reservoir yang diperkirakan memiliki cadangan cukup besar, namun saat diproduksikan mempunyai produktivitas yang rendah.. SumurX-16 dan Sumur X-12 merupakan sumur produksi yang terletak dilapangan “Y” wilayah kerja BOB PT. Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu. Sumur tersebut memproduksikan minyak pada Formasi Bekasap 2830 ft SD dan Bangko 3050 ft SD. Berdasarkan hasil pengamatan, sumurX-16 dan X-12 mengalami penurunan laju produksi akibat kerusakan formasi berupa scale CaCO3 dan adanya skin di sekitar lubang sumur. Untuk menanggulangi problem tersebut maka perusahaan memutuskan untuk melakukan matrix acidizing. Interval Perforasi yang di acid untuksumur X-16 adalah pada kedalaman 3845' - 3888' sedangkan untuk X-12 pada 3098' - 3160'.Sumur X-16 memiliki laju alir minyak sebesar 8 BOPD dan Productivity Index (PI) sebesar 0.4 BFPD/psi sebelum dilakukan matrix acidizing, sedangkan setelah matrix acidizing diperoleh harga laju alir minyak sebesar 19 BOPD dan productivity index sebesar 1.28 BFPD/psi dengan asumsi harga Ps sebesar 1654.2 psi dan Pwf sebesar 1163.5 psi. Sumur X-12 memiliki laju alir minyak sebesar 31 BOPD dan Productivity Index (PI) sebesar 1.8 BFPD/psi sebelum dilakukan matrix acidizing, sedangkan setelah matrix acidizing diperoleh harga laju alir minyak sebesar 40 BOPD dan productivity index sebesar 3.17 BFPD/psi dengan asumsi harga Ps sebesar 1339.5 psi dan Pwf sebesar 920 psi. Nilai Skin Sumur X-16 sebelum matrix acidizing sebesar +1.95, setelah matrix acidizing menjadi-4.41. Sedangkan Nilai Skin Sumur X-12 sebelum matrix acidizing sebesar +0.8, setelah matrix acidizing menjadi -1.41. Keberhasilan matrix acidizing hanya memperbaiki permeabilitas formasi disekitar sumur serta meningkatkan laju produksi fluida. Sehingga penerapannya tidak memberikan pengaruh terhadap perubahan recovery faktor. Hal inilah yang menyebabkan decline rate setelah matrix acidizing menjadi lebih besar/tajam dan meningkatkan kumulatif produksi serta mempercepat life time suatu sumur. Berdasarkan hasil perhitungan, Decline produksi pada trend 1 (Sebelum acidizing) untuk sumur X-16 memiliki tipe harmonic dengan b=1 dan decline rate sebesar 3,15 % /bulan. Sedangkan trend 2 (Setelah acidizing) adalah eksponential dengan b = 0 dan decline rate sebesar 22,18% /bulan. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan, Decline produksipada trend 1 (Sebelumacidizing) untuksumur X-12 memiliki tipe hiperbolik dengan b=0,9 dan decline rate sebesar 11,15 % /bulan. Sedangkan trend 2 (Setelah acidizing) adalah harmonik dengan b = 1dan decline rate sebesar 18,58 % /bulan. Dengan adanya peningkatan laju alir minyak, productivity index, dan kurva IPR serta penurunan harga skin dari data sebelum dilakukannya matrix acidizing maka dapat dikatakan matrix acidizing pada sumur X-16 dan X-12 BERHASIL.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eko Suprapti |
Date Deposited: | 26 May 2016 07:26 |
Last Modified: | 27 May 2016 01:35 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/2591 |
Actions (login required)
View Item |