REPRESENTASI KRITIK SOSIAL: KEKERASAN SEKSUAL DALAM FILM “PENYALIN CAHAYA” (Analisis Semiotika Roland Barthes)

KINANTI, HEMAS GALUH PUTRI (2023) REPRESENTASI KRITIK SOSIAL: KEKERASAN SEKSUAL DALAM FILM “PENYALIN CAHAYA” (Analisis Semiotika Roland Barthes). Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[thumbnail of ABSTRAK.pdf] Text
ABSTRAK.pdf

Download (129kB)
[thumbnail of COVER.pdf] Text
COVER.pdf

Download (122kB)
[thumbnail of DAFTAR ISI.pdf] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (116kB)
[thumbnail of DAFTAR PUSTAKA.pdf] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (121kB)
[thumbnail of HALAMAN PENGESAHAN.PDF] Text
HALAMAN PENGESAHAN.PDF

Download (279kB)
[thumbnail of HALAMAN PERSETUJUAN.pdf] Text
HALAMAN PERSETUJUAN.pdf

Download (538kB)
[thumbnail of Skripsi Hemas Galuh (final) - semiotika film penyalin cahaya.pdf] Text
Skripsi Hemas Galuh (final) - semiotika film penyalin cahaya.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Film “Penyalin Cahaya” (Photocopier) menceritakan tentang seorang
mahasiswi bernama Suryani yang menyadari bahwa dirinya telah menjadi
korban pelecehan seksual ketika ia berhasil menguak fakta dibalik swafoto
dirinya yang sedang mabuk beredar di internet. Film ini mengusung issue
kekerasan seksual yang terjadi di sekitar kita. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana film “Penyalin Cahaya” merepresentasikan
kritik sosial terhadap kekerasan seksual dengan menggunakan metode
kualitatif dan analisis semiotika milik Roland Barthes. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menganalisis makna denotative, konotatif, serta mitos untuk
menghasilkan suatu makna yang kemudian dikaitkan dengan proses yang kita
pahami. Selain itu, berangkat dari kecurigaan bahwa terdapat sesuatu yang
mendasari dinamika tindak kekerasan terhadap korban kekerasan seksual
dalam relasi kultur patriarki, peneliti juga menggunakan teori Trilogi
Kekerasan milik Johan Galtung untuk mengkaji bagaimana korban kekerasan
seksual dipandang di masyarakat luas, khususnya Indonesia. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa korban kekerasan seksual dalam film “Penyalin
Cahaya” digambarkan sebagai kelompok subordinat karena adanya konstruksi
sosial di mana kekerasan langsung, struktural dan kultural cenderung berpihak
pada pelaku dan berbalik menyerang korban. Hal ini terlihat dari klasifikasi
scene yang menunjukkan karakter Suryani sebagai korban yang disalahkan,
dirugikan, dibungkam, dan berjuang sendirian demi mencari keadilan bagi
dirinya sendiri. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan adanya dua kelompok
orang yang berbeda secara resource dan priviledge di mana kelompok yang
kuat dan dominan menindas kelompok yang lemah. Dalam hal ini, pelaku
kekerasan seksual dikelompokkan dalam posisi superior sedangkan korban
dikelompokkan dalam posisi inferior sehingga relasi kuasa menempatkan
korban dalam kelompok subordinat. Temuan tersebut mengacu pada penanda
dan petanda yang menunjukkan konsep ideologi patriarki.
Kata kunci: Film, semiotika, kekerasan seksual, patriarki, kelompok.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Film, semiotika, kekerasan seksual, patriarki, kelompok
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences
Depositing User: A.Md Apriliani Kusuma Wardhani
Date Deposited: 19 Jun 2023 07:45
Last Modified: 19 Jun 2023 07:45
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/36010

Actions (login required)

View Item View Item