Ed Christy, Pramuditya (2012) ANALISIS SEMIOTIKA KRITIK SOSIAL KARIKATUR OOM PASIKOM DI HARIAN KOMPAS TERHADAP KASUS KORUPSI M. NAZARUDDIN EDISI AGUSTUS 2011. Other thesis, UPN ''VETERAN'' YOGYAKARTA.
Preview |
Text
abstrak Pramuditya Ed Christy-153.050.363.pdf Download (11kB) | Preview |
Abstract
Kehadiran karikatur G. M. Sudarta dalam Harian Kompas berposisi
sebagai opini redaksi. Karikaturnya memiliki kecondongan untuk membela pihak
yang lemah dan tertindas melalui kritik. Dalam karikatur tersebut, selain berisi
kritikan atau sindiran juga berisi saran atau pesan terhadap tingkah laku tokoh
masyarakat yang meliputi permasalahan sosial dan politik. Dalam penelitian ini
mengambil kasus M. Nazaruddin pada edisi Agustus 2011 karena di bulan
Agustus kasus Nazaruddin menjadi kasus yang banyak di bicarakan karena
melibatkan banyak nama-nama penguasa berpengaruh di Indonesia. Penelitian ini
adalah penelitian kualitatif. Semiotika dari Roland Barthes menjadi pendekatan
dalam penelitian ini. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah studi semiologi atau semiotika komunikasi yang bersifat kualitatif. Hasil
penelitian ini yaitu karikatur merupakan produk jurnalistik yang memuat opini
redaksi mengenai fenomena yang terjadi dengan penyampaian yang jenaka,
menghibur, informatif, komunikatif, situasional dengan pengungkapan yang
hangat dan sarat dengan kritikan yang tajam. Pengungkapan symbol yang dipakai
oleh G.M. Sudarta untuk mempresentasikan korupsi dalam kartun Oom Pasikom,
yaitu: Pertama. Dari semua gambar dalam pembahasan di atas hampir semua
menyajikan gambar anak kecil sebagai teman dari karakter Oom Pasikom. Hal ini
menunjukkan bahwa sekarang anak kecil pun sudah dapat mengerti dan tahu
mengenai korupsi yang seharusnya anak-anak belum tahu dan paham mengenai
hal ini. Hal tersebut sebagai akibat dari korupsi di Indoensia sudah sangat
menguatirkan. Kedua. Dari semua gambar dalam pembahasan terlihat jelas sikap
keputusasaan yang diakibatkan oleh berbagai kebijakan ataupun kasus-kasus
koropsi yang merajalela di Indonesia dan tidak kunjung ada penyelesaian yang
jelas. Ketiga. Dari beberapa gambar karakter Oom Pasikom di atas
menggambarkan penguasa yang rakus harta rakyat dan nyaris tidak tersentuh
hukum karena pengaruh dan kekuasaannya di Indonesia yang membuat penegak
hukum sekalipun segan untuk menangkapnya. Keempat. Karakter Oom Pasikom
di atas sebagai karakter pembanding antar karakter, dimana dalam setiap gambar
menampilkan dua elemen sebagai lawan percakapan, dari percakapan tersebut kita
bisa mengetahui karakter Oom Pasikom kebanyakan berperan sebagai penguasa,
dan lawan bicaranya yaitu anak kecil berkepala botak sebagai rakyat kecil yang
tertindas.
The presence of G. M. Sudarta caricature in Kompas position as opinion
editor. Caricature has the propensity to defend the weak and oppressed by
criticism. In the cartoons, in addition to containing criticism or satire also contains
advice or a message to the behavior of public figures that include social and
political issues. In this study took the case ofM. Nazamddin in the August 2011
edition due in August Nazamddin case to be the case that many are talking about
because it nvolves a lot ofnames ofinfluential authorities in Indonesia. Semiotics
ofRoland Barthes to the approach in this research. Data analysis techniques used
in this research is the study of semiology or semiotics of communication that is
qualitative. The results of this study is a caricature is a joumalistic product that
contains the opinion editor of the phenomenon that occurs with the delivery of a
witty, entertaining, informative, communicative, situational with the disclosure of
a warm and full of sharp criticism. Disclosure symbol used by G.M. Sudarta to
present cormption m the cartoon Oom Pasikom, namely: First. Of all the images
in the above discussion of almost all present images of small children as a friend
of the character Oom Pasikom. This suggests that even small children are now
able to understand and know about the corruption that children should not know
and understand about this. It was as a result of corruption in Indonesia is very
worrying. Second. Of all the images look clear in the discussion of the attitude of
despair caused by the policies or the cases of cormption that is rampant in
Indonesia and not being there is a clear solution. Third. Of some character images
Oom Pasikom above illustrates the greedy rulers of the people and property law
barely touched because ofthe mfluence and power in Indonesia which makes law
enforcement reluctant even to arrest him. Fourth. Oom Pasikom character as a
character on a comparison between the characters, which in each picture show the
two elements as opposed to conversation, from the conversation we can know the
character of Oom Pasikom mostly acts as a ruler, and his interlocutor that baldheaded
litde boy as small people who are oppressed.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjek: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | x. Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences |
Depositing User: | Erny Azyanti |
Date Deposited: | 24 Nov 2016 07:48 |
Last Modified: | 24 Nov 2016 07:48 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/9363 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |