DINAMIKA KONFLIK KOREA UTARA DAN KOREA SELATAN PADA MASA KEPEMIMPINAN LEE MYUNG BAK

PRIO HANDOKO, BANGKIT (2013) DINAMIKA KONFLIK KOREA UTARA DAN KOREA SELATAN PADA MASA KEPEMIMPINAN LEE MYUNG BAK. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[thumbnail of ABSTRAK.pdf]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (89kB) | Preview

Abstract

Pasang surut konflik yang terjadi antara Korea Utara
dan Korea Selatan yang dimulai sejak tahun 1950 hingga
pada era kepemimipinan Rooh Moo Hyun dan era kepemimpinan
Lee Myung Bak yang menciptakan banyak kerja sama yang
terjalin dan konflik yang terjadi antara kedua negara.
Pasang surut hubungan dan konflik antara Korea Utara dan
Korea Selatan mulai terjadi pada saat terjdinya perang
antara Korea utara yang berusaha menginvasi Korea Selatan
yang berujung dengan ke ikut sertaan PBB dalam proses
pembagian wilayah utara dan selatan pada tahun 1950.
Konflik antara dua negara semenanjung Korea terus
berlanjut hingga munculnya gagasan untuk menyatukan Korea
Utara dan Korea Selatan yang dikenal dengan Sunshine
Policy.
Sun shine policy menjadikan hubungan antara Korea
Utara dan Korea Selatan menjadi membaik dengan kebijakan
penyatuan dua korea dan kebijakan bantuan terhadap Korea
Utara. Kebijakan penyatuan dua korea diwujudkan dengan
pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan kedua
negara dari pyongyang hingga ke Seoul, sedangakan
kebijakan pemberian bantuan dengan memberikan bantuan
makanan dan kesehatan kepada rakyat Korea Utara dan upaya
meningkatkan perekonomian Korea Utara dengan mendatangkan
investor dari Korea Selatan dan membangun daerah industri
di Korea Utara. Hubungan antara Korea Utara dan Korea
Selatan terus membaik seiring berjalannya sunshine policy
pada masa pemerintahan Rooh Moo Hyun, pada masa pemerintahan Rooh Moo Hyun Korea selatan lebih
mementingkan memperbaiki hubungan dengan Korea Utara
dengan terus mengambil kebijakan yang bersifaat
menguntungkan Korea Utara sebagai upaya untuk memperbaiki
hubungan antara kedua negara.
Hubungan kedua negara kembali memanas setelah
pergantian kepemimpinan yang mana Korea Selatan di pimpin
oleh Lee Myung Bak yang memiliki pemikiran yang bertolak
belakang dari pemimpin sebelumnya. Lee Myung Bak
menghentikan bantuan terhadap Korea Utara dan
mencanangkan kebijakan yang lebih provokatif dan
mengancam agar Korea Utara mengentikan program nuklirnya.
Korea Utara merespon sikap provokatif Korea Selatan
dengan mengancam Korea Selatan melalui rudal nuklir dan
ancaman akan penyerangan terhadap Korea Selatan.
Tindakan provokasi kembali di tunjukan oleh Korea
Selatan dengan mengadakan latihan perang bersama Amerika
Serikat yang dilakukan di daerah perbatasan kedua negara
di perairan laut kuning yang menyebabkan Korea Utara
melepaskan rudal artileri ke pulau Yeonpyong. Dinamika
konflik yang terjadi antara Korea Utara dan korea Selatan
lebih disebabkan oleh langkah dalam pengambilan kebijakan
dari para pemimpin dari kedua negara yang dapat
menciptakan ketegangan antara kedua belah pihak atau
perbaikan hubungan, baik dengan kebijakan yang mendukung
reunifikasi atau mempragakan kemampuan militer yang
menciptkan provokasi.

Item Type: Thesis (Other)
Subjek: J Political Science > JZ International relations
Divisions: x. Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences
Depositing User: Eny Suparny
Date Deposited: 22 Nov 2016 08:21
Last Modified: 22 Nov 2016 08:21
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/9199

Actions (login required)

View Item View Item