Wardoyo, Sugiman Setyo (2002) APLIKASI HERBISIDA PADA LAHAN PERTANIAN MELALUI SISTEM OLAH TANAH KONSERVASI (OTK) UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN. Prosiding Seminar Nasional Budidaya Olah Tanah Konservasi . HIGI dan Fak. Pertanian UPN "Veteran" Yogyakarta, Yogyakarta. ISBN 979-97042-0-0
|
Text
Pros-BOTK.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Setelah mengalami sejarah yang panjang, sistem OTK terbukti memberikan banyak keunggulan dibandingkan olah tanah intensif (OTI), baik dari segi konservasi tanah, sosial ekonomi maupun lingkungan global. Aplikasi herbisida di lahan pertanian baru melalui sistem tanpa olah tanah (zero tillage) dan tanpa penyiangan perlu dilakukan, untuk mencari pengaruh herbisida glifosat terhadap produksi tanaman kedelai dan mencari masukan teknologi dalam olah tanah konservasi (OTK) yang optimal. Suatu contoh aplikasi herbisida telah dilakukan pada tanah subgrup Typic Dystrudept, dengan hahan aktif herbisida yang digunakan adalah glifosat dan tanaman yang dicoba adalah kedelai varietas Orba. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok, dikelompokkan berdasarkan kemiringan lereng (7 – 9 %). Dosis herbisida glifosat terdiri atas 5 level yaitu 0, 1, 2, 3, 4 kg/ha berdasarkan bahan aktif herbisida glifosat dan ulangan 3 kali sebagai kelompok. Pada selang waktu antara pengambilan contoh tanah awal sampai dengan pengambilan contoh tanah minggu ke-6, jumlah curah hujan sebesar 520,3 mm yang terdistribusi dalam 23 hari hujan (HH) dengan curah hujan terendah 0,6 mm dan tertinggi 66,5 mm/hari. Hasil penelitian aplikasi herbisida menunjukkan bahwa perlakuan glifosat secara umum meningkatkan bobot basah tanaman (setelah panen) dan biji kering kedelai. Dosis yang paling baik dari segi tingginya hasil kedelai adalah dosis 2,5 kg/ha. Peningkatan pertumbuhan kedelai tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh perbaikan sifat tanahnya, tetapi juga akibat faktor pengendalian gulma pada dosis yang berbeda. Suksesi gulma terjadi mulai minggu ke-7 dengan jenis gulma yang dominan adalah Borreria alata, selanjutnya disusul dengan tumbuhnya gulma Digitaria adscendens dan Paspalum conjugatum. Residu glifosat sampai minggu ke-6 pada lapisan 1 dan 2 mulai menurun. Ditinjau dari segi tingginya produksi memang belum memuaskan, tetapi persen kenaikan produksi setiap perlakuan glifosat cukup memberikan harapan untuk pengembangan pangan di lahan pertanian baru apabila teknik OTK yang di terapkan dimodifikasi dengan cara penyiangan I dan II. Dengan demikian program tersebut dapat mendukung ketahanan pangan di suatu daerah tertentu dan di Indonesia pada umumnya. Negara agraris yang melakukan loncatan pembangunan melalui industri tanpa memperkuat ketahanan pangan dan sektor pertanian lebih dahulu ternyata mudah terpuruk dan sulit pulih. Membuktikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan sebagai penggerak perekonomian di masa depan. Diharapkan budidaya pertanian OTK yang sudah mempunyai banyak keuntungan dan keunggulan dapat memperkuat ketahanan pangan secara berkelanjutan.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Medicine, Health and Life Sciences > School of Biological Sciences |
Depositing User: | sugiman setyo wardoyo |
Date Deposited: | 22 Nov 2016 01:21 |
Last Modified: | 22 Nov 2016 01:21 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/9138 |
Actions (login required)
View Item |