PARAISU, RATNASARI (2012) LATAR BELAKANG PARLEMEN SPANYOL MEREVISI UNDANG-UNDANG ABORSI TAHUN 2010. Other thesis, UPN ''VETERAN'' YOGYAKARTA.
Preview |
Text
Document2.pdf Download (52kB) | Preview |
Abstract
Resume dalam skripsi tentang latar belakang
parlemen Spanyol merevisi Undang-undang aborsi karena
adanya tuntutan dan dukungan yang cukup kuat di dalam
parlemen, tuntutan tersebut berasal dari kelompok
feminis sayap kiri yang menuntut diliberalisasinya
hukum aborsi tahun 1985, di mana dalam hukum tersebut
menurut pandangan mereka sangat merugikan pihak
perempuan dan tidak melonggarkan hak perempuan untuk
melakukan aborsi.
Sebenarnya tuntutan dari kaum feminis sayap kiri
ini sudah lama, sejak hukum tahun 1985 tersebut keluar,
termasuk berbagai usaha yang dilakukan sampai ke
mahkamah agung pada tahun 1991. Tetapi tuntutan
tersebut ditolak oleh parlemen karena pada saat itu
partai konservatif dari Partido Popular yang berkuasa,
sehingga tidak berjalan dengan mulus tuntutan dari kaum
feminis sayap kiri. Setelah beberapa tahun kemudian,
tuntutan tersebut terus menerus ada, sampai pada
akhirnya kelompok feminis sayap kiri menemukan titik
terang pada tahun 2004, di mana partai Sosialis mulai
berkuasa di bawah pimpinan Jose Luiz Rodriguez
Zapatero. Zapatero yang sepaham dengan kelompok feminis
sayap kiri pada periode awal menjabat, terus melakukan
pergerakan untuk mempromosikan aborsi ilegal dan
pernikahan sesama jenis, di mana kedua usulan dan
pergerakan tersebut bertentangan dengan pihak
konservatif terutama pihak Gereja Katholik Spanyol,
karena mayoritas masyarakat Spanyol beragama Katholik.
Namun pada awal periode jabatannya, Zapatero hanya bisa
melegalkan undang-undang pernikahan sesama jenis pada
tahun 2005.
Selang tiga tahun kemudian, Zapatero menjanjikan
akan meliberalisasi undang-undang aborsi tahun 1985
jika dia terpilih lagi untuk kedua kalinya. Karena
janji kampanye Zapatero tersebut, kelompok feminis
sayap kiri memberikan dukungan besar dengan partai PSOE
dalam pemilu tahun 2008. Dan akhirnya Zapatero terpilih
kembali menjadi perdana menteri untuk periode yang
kedua. Setelah terpilih kembali, Zapatero kemudian
memenuhi janji kampanyenya untuk merevisi hukum aborsi
tahun 1985. Zapatero yang memberikan dukungan dengan
usulan serta janji liberalisasi aborsi di Spanyol,
dukungan tersebut diberikan dengan mengumpulkan
perolehan suara atau voting terbanyak di parlemen. Di
dalam parlemen Spanyol terdapat proses hearing atau
proses dengar pendapat di mana kelompok kepentingan
feminis sayap kiri Spanyol melalui wakilnya Carmen
Gimenez dapat mengutarakan pendapatnya pada pleno
parlemen. Proses hearing ini merupakan proses yang
panjang yang akhirnya membuahkan hasil berupa RUU hasil
jajak pendapat yang kemudian tahun 2010 RUU tersebut
disahkan menjadi UU aborsi yang baru.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjek: | J Political Science > JX International law |
Divisions: | x. Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences |
Depositing User: | Erny Azyanti |
Date Deposited: | 18 Nov 2016 07:24 |
Last Modified: | 18 Nov 2016 07:24 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/9086 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |