PIUS WODA, EMANUEL (2014) PENGARUH BI RATE, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP KURS DI INDONESIA PERIODE 2009.1-2013.12. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
Preview |
Text
Document3.pdf Download (64kB) | Preview |
Abstract
Kurs atau valuta asing merupakan sebuah harga didalam pertukaran, dimana membandingkan harga
antara kedua mata uang negara, sehingga kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam
perekonomian terbuka, karena ditentukan oleh adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran
yang terjadi di pasar, mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca berjalan maupun bagi variabelvariabel
makroekonomi lainnya. Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu
negara.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak variabel makro ekonomi seperti suku
bunga, inflasi dan jumlah uang beredar terhadap kurs di Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah LnKurst = β0 + β1 BI Rate + β2 LnIHK + β3 LnM2 + β4
LnKurst-1 + Ut. Untuk menyamakan satuan masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian,
masing-masing variabel tersebut dinyatakan dalam LN yang digunakan untuk memperoleh hasil estimasi
yang lebih baik. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang
diambil dari pihak lain atau merupakan data yang sudah diolah pihak kedua. Sehingga data yang
digunakan adalah data BI Rate, Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan KURS di Indonesia periode 2009.1-
2013.12.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah PAM secara statistik yaitu dengan uji-uji
secara parsial (t-test), uji secara serempak (F-test), Uji Goodnes of Fit (R2) dan uji asumsi klasik.
Semua data dari masing-masing variable dianalisis dengan menggunkanan uji PAM. Hasil estimasi
PAM menunjukkan bahwa koefisien BI Rate adalah sebesar 0.010799 apabila BI Rate naik 1 (satu)
persen, maka kurs di Indonesia naik sebesar 0,0108 persen dan sebalikanya apabila BI Rate turun 1
(satu) persen, maka kurs di Indonesia turun sebesar 0,0108 persen, koefisien LnM2 (jumlah uang
beredar) adalah sebesar 0.053672 yang menunjukkan bahwa apabila M2 naik 1 (satu) persen, maka
kurs di Indonesia naik sebesar 0,053 persen dan sebaliknya apabila M2 turun 1 (satu) persen, maka
kurs di Indonesia turun sebesar 0,053 persen, koefisien LnIHK (inflasi) adalah sebesar 0.001428
yang menunjukkan bahwa apabila inflasi naik 1 (satu) persen, maka kurs di Indonesia naik sebesar
0,0014 persen dan sebaliknya apabila inflasi turun 1 (satu) persen, maka kurs di Indonesia turun
sebesar 0,0014 persen dan Koefisien LNkurs (-1) 0,9779 menunjukan bahwa apabila kurs periode
lalu naik 1 % maka kurs periode ini naik sebesar 0,9779 persen.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa BI Rate dan Jumlah uang beredar M2 berpengaruh
positif signifikan terhadap kurs di Indonesia, sedangkan inflasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap kurs di Indonesia. Peneliti mengharapkan Pemerintah (Bank Indonesia) perlu
meningkatkan penekanan dalam kebijakannya dalam penetapan suku bunga Bank Indonesia atau BI
Rate agar bank-bank umum lebih merespon untuk mengikuti penetapan suku bunganya demikian
juga para pelaku ekonomi perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kurs untuk
keputusannya dalam berinvestasi.
Kata kunci: BI Rate, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan KURS
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjek: | H Social Sciences > HJ Public Finance |
Divisions: | x. Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 13 May 2016 07:08 |
Last Modified: | 17 May 2016 08:20 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/891 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |