PERAN INTERNATIONAL TROPICAL TIMBER ORGANIZATION (ITTO) DALAM KERANGKA UPAYA PELESTARIAN CENDANA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

Rehing, Yohannes Mauritz (2013) PERAN INTERNATIONAL TROPICAL TIMBER ORGANIZATION (ITTO) DALAM KERANGKA UPAYA PELESTARIAN CENDANA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT). Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[thumbnail of Abstrak.pdf]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (11kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK
Cendana adalah tanaman endemik yang tumbuh di Indonesia,
khususnya di Provinsi NTT. Cendana merupakan hasil hutan yang
dapat menghasilkan minyak atsiri dengan aroma yang harum dan
khas. Disamping itu cendana mempunyai nilai ekonomis yang tinggi
dan memiliki cakupan pemanfaatan dalam skala nasional dan
internasional. Bagi Provinsi NTT sendiri, cendana merupakan aset
bernilai dalam keberlangsungan ekonomi Provinsi NTT. Tercatat
sejak tahun 1980-an hingga 1991-1992, kontribusi hasil cendana
sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD) sebesar 28,20 persen
hingga 47,60 persen. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran
hasil cendana bagi kegiatan pembangunan Provinsi NTT. Masalah
kemudian mulai muncul ketika tuntutan pembangunan di daerah
mulai mengemuka. Makin berkembangnya industri dan geliat ekonomi
mengakibatkan munculnya tuntutan terhadap peningkatan
pembangunan di daerah. Hal ini kemudian mendesak pemerintah
daerah agar memaksimalkan sumber PAD yang ada. Kenyataan inilah
yang kemudian terjadi di Provinsi NTT. Cendana kemudian mulai
dieksploitasi demi mendongkrak PAD. Tercatat mulai tahun 1969,
eksploitasi cendana makin dioptimalkan dan puncaknya terjadi
pada tahun 1996 dengan produksi cendana mencapai 2.458.594 kg.
Adanya eksploitasi cendana ini tak pelak mengakibatkan
menyusutnya populasi cendana. Makin menyusutnya populasi cendana
terlihat dari makin berkurangnya jumlah pohon cendana di NTT.
Menurut kementerian Kehutanan NTT, jumlah pohon cendana
mengalami penyusutan yang signifikan. Pada tahun 1990, tercatat
ada 544.952 pohon cendana. Angka ini kemudian berkurang drastis
pada tahun 2009 dengan hanya tersisa 38.480 pohon. Menyusutnya
populasi cendana di Provinsi NTT juga disebabkan karena
kurangnya peran masyarakat akibat kesalahan kebijakan terkait
penegelolaan cendana yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi
NTT. Kebijakan yang salah ini terjadi karena pembuatan kebijakan
yang hanya melihat dari sisi ekonomis cendana dan tidak
memperhatikan kesejahtraan masyarakat. Menanggapi hal ini,
International Tropical Timber Organization (ITTO) sebagai suatu
organisasi kerjasama antar Pemerintah negara-negara produsen dan
konsumen di bidang komoditi kayu tropis, berdasarkan pada
kepeduliannya terhadap pengembangan dan pelestarian hasil hutan
unggulan NTT ini, mulai ikut berperan dalam pelestarian demi
peningkatan kembali populasi cendana. Lewat kerjasama dengan
Kementerian Kehutanan dan dinas terkait di wilayah Provinsi NTT,
ITTO memprakarsai sebuah proyek pelestarian cendana yang
bertajuk Improving the Enabling Conditions for Sustainable
Management of Sandalwood Forest Resources in East Nusa Tenggara
Province (Proyek ITTO PD 459/07 Rev.1(F)). Melalui proyek ini,
ITTO sebagai organisasi internasional menjalankan peran dan
fungsinya dalam pelestarian cendana lewat fungsi normatif
(Normative Function), fungsi pembuat kebijakan (Rule Creating
Function), fungsi informasi (Information Function) dan fungsi
operasional (Operational Function). Dalam fungsi normatif, ITTO
melakukan evaluasi terhadap kebijakan dalam bentuk Peraturan
Daerah (Perda) tentang cendana yang sudah ada sejak tahun 1953.
Hasil dari evaluasi ini disampaikan dalam bentuk draft
(rancangan) Perda yang ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten dan
juga Pemerintah Provinsi dengan tujuan mengusulkan sebuah
kebijakan baru yang lebih memperhatikan aspek pelestarian
cendana dan partisipasi masyarakat. Berikutnya dalam fungsi
pembuat kebijakan, ITTO juga bertugas memastikan bahwa rancangan
kebijakan yang dibuat dapat menghasilkan sebuah kebijakan baru
dalam bentuk peraturan daerah yang mengikat, baik bagi pihak
yang terlibat secara langsung seperti Pemerintah dan masyarakat,
maupun yang terlibat secara tidak langsung seperti pihak
pengusaha cendana. Kemudian dalam fungsi informasi, ITTO
melakukan inventarisasi terhadap tegakan cendana yang ada di 4
Kabupaten yang menjadi target dalam proyek ITTO ini, yaitu
Kabupaten Alor, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Flores Timur
dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Inventarisasi tegakan
cendana ini dilakukan ITTO dengan tujuan memberi informasi
terutama kepada Pemda NTT agar dapat mengetahui dengan jelas
bagaimana kondisi terakhir dari cendana yang ada di 4 Kabupaten
target tersebut. Terakhir, dalam fungsi operasional, ITTO
berperan lewat transfer infomasi melalui media studi banding,
pelatihan budidaya cendana, serta bantuan dana.

Item Type: Thesis (Other)
Subjek: J Political Science > JZ International relations
Divisions: x. Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences
Depositing User: Eko Suprapti
Date Deposited: 16 Nov 2016 07:01
Last Modified: 16 Nov 2016 07:01
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/8871

Actions (login required)

View Item View Item