DAMPAK KERJASAMA PERTANIAN INDONESIA DENGAN CINA DALAM KERANGKA ACFTA TERHADAP SEKTOR HORTIKULTURA

TORONG, EVERTO (2013) DAMPAK KERJASAMA PERTANIAN INDONESIA DENGAN CINA DALAM KERANGKA ACFTA TERHADAP SEKTOR HORTIKULTURA. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[thumbnail of ABSTRACT.pdf]
Preview
Text
ABSTRACT.pdf

Download (73kB) | Preview

Abstract

Penulisan skripsi ini membahas tentang ACFTA (ASEAN Cina Free Trade Agreement)
yang merupakan bentuk dari kerjasama perdagangan bebas kawasan regional tidak serta merta
memberikan dampak yang positif bagi semua sektor komoditas. Di mana perdagangan sektor
pertanian Indonesia dengan Cina diketahui surplus yang diperoleh negara Indonesia lebih di
dominasi oleh perkebunan. Sedangkan untuk komoditas Hortikultura Indonesia hanya
mengalami keuntungan yang lebih kecil di karenakan hanya sebagian kecil produk tersebut yang
mengalami permintaan perluasan pangsa pasar ke Cina. Berbarengan dengan itu produk
Hortikultura dari Cina terus membanjiri pasar lokal Indonesia. Akibatnya tentu saja berdampak
negatif/buruk bagi petani dan pihak yang terkait pada komoditas hortikultura lokal. Karena
produk meraka harus bersaing dengan produk dari Cina yang membanjiri pasar domestik dengan
harga yang murah di bandingkan dengan produk lokal.
Di mana seperti kita ketahui ACFTA merupakan bentuk kerjasama dagang di era
globalisasi yang secara sadar atau tidak membawa kita pada situasi ekonomi neoliberal akibat
dari perdagangan tanpa hambtan. Dampak dari kesepakatan ACFTA yaitu bersifat ganda, yakni
berdampak positif bagi produsen yang kompetitif dengan terbukanya perluasan pasar ke Cina
dan bagi konsumen karena dapat menjangkau produk Cina dengan harga yang murah. Dampak
negatif yaitu dengan adanya penurunan pangsa pasar produsen lokal, khususnya Hortikultura
akibat bertambahnya volume impor produk tersebut dari negara Cina.
Akibatnya yang kuat akan semakin kuat mendominasi dan yang lemah akan semakin
tertindas akibat dari persaingan pasar bebas tersebut. Petani Hortikultura kita sesungguhnya
belum siap untuk di hadapkan pada situasi ini. Pertanian Indonesia di abad 21 harus lebih
modern, efisien dan berdaya saing, khususnya sektor Hortikultura. Jika situasi saat ini terus
berlanjut tanpa adanya pembenahan dikwatirkan Indonesia akan ketergantungan terhadap impor
Hortikultura Cina. Tentunya akan berdampak buruk bagi pembangunan perekonomian petani.
Mengingat banyaknya penduduk yang menggantungkan hidupnya sebagai petani, khususnya
Hortikultura. Dengan demikian akan terjadi ketimpangan dan kesenjangan di antara pihak yang
diuntungkan dengan pihak yang merasa dirugikan akibat dari kesepakatan ekonomi politik
negara yang disepakati pemerintah. Hal ini seolah mengabaikan landasan dasar negara kita,
Pancasila yakni Sila ke Lima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Pemerintah
diharapkan lebih serius dalam menunjukkan keberpihakannya bagi pertanian nasional,khususnya
sektor Hortikultura yang dimana saat ini sangat diresahkan dengan membanjirnya produk Cina
yang mendominasi di pasar lokal di negara Indonesia. Tentunya peran semua pihak yang terkait
di dalamnya juga sangat dibutuhkan guna menstabilkan kondisi pertanian Hortikultura tanah air
kita saat ini dari serbuan produk impor Cina.

Item Type: Thesis (Other)
Subjek: J Political Science > JZ International relations
Divisions: x. Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences
Depositing User: Eny Suparny
Date Deposited: 01 Nov 2016 06:24
Last Modified: 01 Nov 2016 06:24
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/8229

Actions (login required)

View Item View Item