PENYUSUNAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT (WPR) MINERAL LOGAM DESA HARGOREJO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULONPROGO PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ROZANI, MUHAMMAD ISNAN (2013) PENYUSUNAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT (WPR) MINERAL LOGAM DESA HARGOREJO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULONPROGO PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[thumbnail of abstrack.pdf]
Preview
Text
abstrack.pdf

Download (101kB) | Preview
[thumbnail of ringkasan.pdf]
Preview
Text
ringkasan.pdf

Download (88kB) | Preview

Abstract

ABSTRACT
Hargorejo village is a part of Kokap sub district, Kulon Progo Regency,
Yogyakarta Special Region. Is one area that have a potential of natural resources
goldmines (Au). There are many gold miners without permission (PETI) that will
increase to the higher activity of the excavation so that the result are changes in social
structure, economy, and ecology.
Efforts to develop the potential of local resources in Hargorejo village gold
metallic mineral Hargorejo village and in the Acts No. 4 of 2009, which describes the
mineral and coal mining, to be able to be managed efficiently, as well as sustainable
in the existing traditional gold mining activities have established the (WPR) region.
Hopefully with WPRplans to give local people the opportunity to seek minerals, to
participate in mine for local economy. In addition, with the WPR plans are expected
to make an input for the determination of government policy which had conferred the
Izin Pertambangan Rakyat (IPR) region and as a mentor and supervisor of mining
business activities in Kulon Progo Regency Village Hargorejo with 25 hectares wide
of WPR.
Based the results of field measurements in Hargorejo village, there are a lot of
ex-traditional mined location points and extents in use as indicators of WPR. By
considering these characteristics, mining method commonly applied in the study area
is an underground mine with gophering method or better known as coyoting. As for
the processing include ore crushing process (comminution), concentration and
purification (extraction), through combustion (retorting).
Traditional mining activities in the village Hargorejo, spread widely enough,
so to accommodate the aspirations of the people to entering territory of the Wilayah
Pertambangan Rakyat (WPR) region appropriate regulations, relatively difficult.
Proposed an alternative Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) region covering an 25
hectares area. Then the local government must remain intensively supervise WPR
starting from exploration, mining, processing to marketing. Then to minimize the
environmental impact of mining and materials processing of gold ore by the
community.
Keyword: gold, Au, gophering, local mining, WPR

RINGKASAN
Desa Hargorejo sebagai salah satu desa bagian Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan salah satu
daerah yang memiki potensi sumberdaya alam tambang jenis mineral logam yaitu
emas (Au). Banyaknya Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) akan mengakibatkan
semakin tingginya aktifitas penggalian sehingga mengakibatkan perubahan
struktur sosial, ekonomi, dan ekologi.
Sebagai upaya mengembangkan potensi sumberdaya lokal mineral logam
emas di Desa Hargorejo dan di dalam Undang - undang no 4 tahun 2009, yang
menjelaskan tentang pertambangan mineral dan batubara. Agar dapat dikelola
secara berdaya guna, serta berkelanjutan di wilayah yang sudah ada kegiatan
penambangan emas tradisional perlu ditetapkan adanya Wilayah Pertambangan
Rakyat (WPR). Diharapkan dengan adanya penyusunan rencana WPR dapat
memberikan kesempatan kepada rakyat setempat dalam mengusahakan bahan
galian, untuk ikut serta dalam membangun daerah dibidang pertambangan. Selain
itu, dengan adanya penyusunan rencana WPR diharapkan dapat menjadikan bahan
masukan bagi penetapan kebijakan pemerintah daerah selaku pemberi Izin
Pertambangan Rakyat (IPR) dan sebagai pembimbing serta pengawas kegiatan
usaha penambangan di Desa Hargorejo Kabupaten Kulonprogo dengan luas WPR
25 Ha.
Hasil koordinat dan peta pengukuran lapangan di Desa Hargorejo terdapat
banyak titik lokasi bekas penambangan rakyat dan di jadikan sebagai indikator
luasan WPR. Dengan memperhatikan karakteristik tersebut, metode penambangan
yang umum diterapkan di daerah penelitian adalah tambang bawah tanah dengan
metode gopheringatau lebih dikenaldengan coyoting(lubang tikus atau lubang
marmot). Sedangkan untuk proses pengolahan bijih emas dilakukan meliputi
proses peremukan (kominusi), konsentrasi dan pemurnian (ekstraksi), sampai
pembakaran (retorting).
Kegiatan penambangan tradisional di Desa Hargorejo, tersebar cukup luas,
sehingga dalam mengakomodir aspirasi masyarakat untuk masuk ke dalam
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) yang sesuai peraturan yang berlaku, relatif
susah dan diusulkan satu alternatif Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) seluas
25 hektar. Maka pemerintah daerah harus tetap mengawasi secara intensif WPR
mulai dari eksplorasi, penambangan, pengolahan, sampai dengan pemasaran.
Kemudian untuk meminimalisir dampak lingkungan akibat penambangan serta
bahan yang digunakan dalam pengolahan bijih emas yang dilakukan oleh
masyarakat

Item Type: Thesis (Other)
Subjek: T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy
Divisions: x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Civil Engineering and the Environment
Depositing User: Ratna Sufiatin
Date Deposited: 10 Oct 2016 06:14
Last Modified: 10 Oct 2016 06:14
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/7480

Actions (login required)

View Item View Item