KEBIJAKAN UNI AFRIKA TIDAK MENGGUNAKAN INTERVENSI MILITER DALAM PENYELESAIAN KONFLIK LIBYA TAHUN 2011

RUMAMPUK, RAFHAEL RIANDO (2014) KEBIJAKAN UNI AFRIKA TIDAK MENGGUNAKAN INTERVENSI MILITER DALAM PENYELESAIAN KONFLIK LIBYA TAHUN 2011. Other thesis, UPN "Veteran" yogyakarta.

[thumbnail of Abstrak Skripsi Rafhael Riando Rumampuk (151090283).pdf]
Preview
Text
Abstrak Skripsi Rafhael Riando Rumampuk (151090283).pdf

Download (78kB) | Preview

Abstract

Uni Afrika adalah organisasi regional dengan berpuluh tahun mengalami konflik
dan usaha resolusi konflik. Konflik di Afrika ini telah menjadi penghambat utama
perkembangan benua Afrika. Konflik telah berdampak buruk bagi keseluruhan
kehidupan masyarakatnya. Dalam merespon keadaan ini Organisasi Kesatuan Afrika
yang telah digantikan Uni Afrika telah hadir. Kehadiran usaha kolektif ini telah
memainkan peran sebagai tuan rumah bagi usaha resolusi konflik.
Sejak tahun 2003, Uni Afrika telah mengembangkan kapasitas maskularitasnya.
Keberadaan Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika dan Pasukan Siap Siaga
adalah bukti nyata perkembangan ini. Dalam aplikasinya, kedua organ ini dibantu oleh
Continental Early Warning System (CEWS), the Commission, Panel of Wise dan Peace
Fund. Dalam kolaborasi ini Uni Afrika mampu menyediakan intervensi militer yang nyata
terhadap negara anggotanya. Kebijakan ini dikonstruksi berdasakan Constitutive Act dan
diatur melalui Protocol Relating to the Establishment of Peace and Security Conflict.
Kedua dokumen ini menyediakan kerangka normatif bagi Uni Afrika dan secara khusus
mengakomodasi prinsip dasar yang dipegang bersama.
Walaupun memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk melakukan intervensi
militer, konflik Libya tahun 2011 telah menjadi contoh kasus yang berbeda. Uni Afrika
sama sekali tidak menggunakan intervensi militer melainkan lebih jauh menolak adanya
intervensi militer asing. Kebijakan ini sangat berbeda dengan kebijakan yang diambil
kebanyakan aktor internasional. Perserikatan Bangsa-bangsa sendiri telah mengeluarkan
resolusi 1970 dan 1973 yang mengisyaratkan digunakannya segala cara untuk
menyelesaikan konflik. NATO dengan kapabilitasnya kemudian menterjemahkan resolusi
ini untuk melakukan intervensi militer. Uni Afrika sendiri membentuk komite sementara
dan mengupayakan political roadmap sebagai bentuk solusi yang ditawarkan kepada
pihak bertikai yang diwakili pemerintahan Qadhafi dan pihak oposisi yang diwakili oleh
National Transitional Council (NTC). Perbedaan sikap yang diambil oleh Uni Afrika inilah
yang menjadi permasalahan yang kemudian muncul dan hendak dijawab
Skripsi ini mencoba menjawab pertanyaan perbedaan sikap yang diambil oleh
Uni Afrika yang tidak menggunakan instrumen militernya. Beberapa asumsi yang umum
mencoba menjawab pertanyaan ini dengan argumentasi bahwa ketergantungan Uni
Afrika terhadap sumbangan finansial Qadhafi yang cukup massif di daratan Afrika adalah
causa prima. Khususnya terhdap Uni Afrika, kedekatan yang dimiliki figur Qadhafi
dengan Uni Afrika juga menjadi logika yang sangat mudah diterima untuk menjelaskan
pilihan kebijakan Uni Afrika dalam konflik Libya tahun 2011. Namun demikian, skripsi ini
mencoba menggali kerangka normatif dibalik pengambilan kebijakan ini. Dengan
menggunakan kerangka berpikir konstruktivisme, argumentasi yang dikemukakan dalam
menjawab keputusan Uni Afrika yang tidak menggunakan intervensi militernya adalah
adanya pemahaman ideasional dalam bentuk shared understanding yang dimiliki Uni
Afrika.
Shared understanding ini terdiri dari dua variabel utama yakni pemahaman
bahwa intervensi militer dapat memperburuk keadaan dan pergantian pemerintahan
yang dipaksakan sebagai dampak langsung dari konflik tidak dapat diterima dalam
perspektif Uni Afrika. Keberadaan shared understanding ini terbentuk melalui interaksi
dalam pengalaman panjang Uni Afrika yang berkaitan dengan intervensi militer sebagai
bentuk penyelesaian masalah dan pengalaman pergantian kekuasaan yang dipaksakan.
Dari berbagai pengalaman inilah keberadaan shared understanding ini dibentuk dan
dibagikan ke dalam nilai bersama. Komitmen-komitmen yang dihasilkan Uni Afrika
kemudian memproliferasi nilai ini. Karakterisitik konflik Libya tahun 2011 pada dasarnya
menyediakan logika yang sama dengan berbagai pengalaman konflik Uni Afrika.

Item Type: Thesis (Other)
Subjek: J Political Science > JF Political institutions (General)
Divisions: x. Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences
Depositing User: Mr Suninto Prabowo
Date Deposited: 05 Oct 2016 08:42
Last Modified: 05 Oct 2016 08:42
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/7343

Actions (login required)

View Item View Item