WICAKSONO BIMO ARYOTEJO, YUSDI (2016) STRATEGI KOMUNIKASI ANTARA INSTRUKTUR DENGAN KLIEN DALAM PERUBAHAN MENTAL DI DINAS SOSIAL PROPINSI JAWA TIMUR UNIT PELAKSANA TEKNIS REHABILITASI SOSIAL CACAT TUBUH BANGIL - PASURUAN. Other thesis, UPN "VETERAN" YOGYAKARTA.
Preview |
Text
bab I.pdf Download (44kB) | Preview |
Abstract
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial, yang memiliki kebergantungan untuk
berinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Berkomunikasi
merupakan suatu cara untuk mengekspresikan perasaan. Manusia didalam
kesehariannya melakukan komunikasi untuk memberikan respon terhadap
sesamanya. Respon yang diberikan tidak hanya kata-kata (verbal), tetapi juga
bisa tidak dengan kata (non-verbal) yakni melalui ekspresi, gerakan-gerakan
anggota tubuh, dan sebagainya.
Apapun bentuk komunikasi itu, manusia tidak dapat terlepas dari
komunikasi, yang merupakan kebutuhan mutlak manusia untuk dapat
berinteraksi dengan sesama. Menurut Agus M. Hardjana (2003) komunikasi
secara teknis pelaksanaannya, merupakan suatu kegiatan di mana seseorang
menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang lain dan sesudah
menerima pesan dan memahami sejauh kemampuannya, penerima pesan
menyampaikan tanggapan melalui media tertentu pula kepada orang yang
menyampaikan pesan itu kepadanya (Hardjana, 2003:11).
Sebagai mahkluk sosial, membaur dengan kehidupan masyarakat
sekitar adalah merupakan suatu konsekuensi. Begitupun keberadaan
seseorang yang
disabled
atau cacat fisik dalam kehidupan bermasyarakat,
mutlak merupakan konsekuensi mahkluk sosial. Menjadi orang yang
2
menyandang kecacatan bukanlah harapan setiap orang, namun apabila
kecacatan sudah menjadi bagian dari hidup bukan pula menjadi kendala bagi
seseorang untuk maju dan berkembang sesuai dengan bakat dan potensi yang
dimilikinya. Dukungan dan motivasi baik dalam diri sendiri maupun
lingkungan sangatlah dibutuhkan guna penggalian potensi tersebut.
Definisi atau pengertian terhadap permasalahan penyandang cacat,
dapat dilihat dari konteks penggunaan berbahasa dan konsep yang digunakan.
UU No. 4/1997 tentang Penyandang Cacat, Psl. 1 menyebutkan bahwa
penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan
atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan hambatan baginya
untuk melakukan kegiatan secara selayaknya, yang terdiri dari : penyandang
cacat fisik, penyandang cacat mental, serta penyandang cacat fisik dan mental
(ganda).
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) memberikan
definisi kecacatan ke dalam 3 kategori, yaitu:
impairment
,
disability
dan
handicap
.
Impairment
disebutkan sebagai kondisi ketidaknormalan atau
hilangnya struktur atau fungsi psikologis, atau anatomis. Sedangkan
Disability
adalah ketidakmampuan atau keterbatasan sebagai akibat adanya
impairment untuk melakukan aktivitas dengan cara yang dianggap normal
bagi manusia. Adapun
handicap
, merupakan keadaan yang merugikan bagi
seseorang akibat adanya
imparment, disability
, yang mencegahnya dari
pemenuhan peranan yang normal (dalam konteks usia, jenis kelamin, serta
faktor budaya) bagi orang yang bersangkutan.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjek: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Depositing User: | Muji Isambina |
Date Deposited: | 30 Sep 2016 07:24 |
Last Modified: | 30 Sep 2016 07:24 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/7065 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |