AJI, ANDITYA RESTU (2015) KEPENTINGAN INDONESIA SEBAGAI KETUA ASEAN DALAM MEMEDIASI KONFLIK KAMBOJA-THAILAND TAHUN 2011. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
Preview |
Text
ABSTRAK.pdf Download (856kB) | Preview |
Text
SKRIPSI-FULL.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
|
Text
daftar pustaka.pdf Download (438kB) |
Abstract
ABSTRAK
Skripsi ini berdasarkan kepada konsep kepentingan nasional f Indonesia terkait chairmanship Indonesia di ASEAN pada tahun 2011.ASEAN dengan semakin bertumbuh kembang kea rah yang kuat di level global, ada harapan yang tinggi bahwa Indonesia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbaiki ASEAN menuju salah satu pillar the ASEAN Political-Security Community. Citra Indonesia sebagai Ketua ASEAN akan dinilai oleh “mata” internasional.
Usaha sukses Kamboja untuk memasukkan Candi Preah Vihear sebagai situs warisan dunia membuat kondisi politik di Thailand sejak tahun 2006 semakin memanas, Perdana Menteri Thaksin Shinawatra telah digulingkan melalui kudeta saat itu. Meskipun sudah ada “tanda-tanda peringatan” antara tahun 2008 dan 2010, namun “Cara ASEAN” terkesan pasif dalam mengelola konflik ini. Setelah pecahnya permusuhan Kamboja Thailand pada tahun 2011, Dewan Keamanan PBB menetapkan preseden dengan mengembalikan masalah ini untuk dikelola kembali oleh ASEAN , bentrokan perbatasan antara Thailand dan Kamboja yang menyebabkan puluhan korban jiwa dan ribuan pengungsi telah menantang Asosiasi South East Negara-negara Asia (ASEAN) untuk akhirnya mengubah retorika pada perdamaian dan keamanan dalam tindakan.Skripsi ini menganalisa interaksi antara negara-negara anggota ASEAN di perbatasan dan bagaomana Indonesia sebagai Ketua ASEAN mengelola situasi ini untuk mewujudkan proses perdamaian.
Kata Kunci: Kepentingan Nasional, mediasi, ASEAN, Chairmanship, Perwujudan Perdamaian, Regionalisme.
ABSTRACT
This thesis is based on the concept of Indonesia’s National Interest that assumed the chairmanship of the Association of South East Asian Nations (ASEAN) on 2011. With the growing importance of Southeast Asia in the global arena, hopes are high that Indonesia will seize the opportunity to push for concrete improvements toward the establishment of the ASEAN Political-Security Community. Indonesia’s image will be” judged” by international “eyes” because Indonesia have the duty as the ASEAN Chair.
Cambodia’s successful attempt to list the Preah Vihear temple as a World Heritage Site came against the backdrop of turmoil in Thai politics after the 2006 coup that deposed Prime Minister Thaksin Shinawatra. Despite the warning signs between 2008 and 2010, passivity rather than active peacemaking was the “ASEAN way”. After the outbreak of hostilities in 2011, the UN Security Council set a precedent by referring the issue back to ASEAN and its then chair, Indonesia, Border clashes between Thailand and Cambodia that caused dozens of casualties and displaced thousands have challenged the Association of South East Asian Nations (ASEAN) to finally turn its rhetoric on peace and security into action. This thesis analyzes the interactions among ASEAN member states on the border dispute and how Indonesia as the Chairman handle this situation in order to realize the peacemaking progress.
Keywords: national interest, mediation, ASEAN, Chairmanship,Peacemaking, Regionalism.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | J Political Science > JZ International relations |
Divisions: | Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences |
Depositing User: | Eko Suprapti |
Date Deposited: | 27 Sep 2016 02:34 |
Last Modified: | 10 Sep 2024 02:24 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/6764 |
Actions (login required)
View Item |