Muhammad Rusli Muin, . (2025) GEODINAMIKA NEOGEN ZONA SESAR PALU KORO BERDASARKAN DATA PALEOMAGNETISME. Desertasi thesis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
|
Text
Cover_311190004.pdf Download (91kB) |
|
|
Text
Abstract_311190004.pdf Download (101kB) |
|
|
Text
Halaman pengesahan_311190004.pdf Download (368kB) |
|
|
Text
Daftar Isi_311190004.pdf Download (186kB) |
|
|
Text
Daftar Pustaka_311190004.pdf Download (240kB) |
|
|
Text
Fulltex_311190004.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sifat kemagnetan batuan batuan granitoid, kelayakannya sebagai sampel paleomagnetik, serta merumuskan model evolusi tektonik Zona Sesar Palu-Koro (ZSPK) di Sulawesi bagian tengah. Berdasarkan hasil pengukuran Natural Remanent Magnetization (NRM), batuan granitoid yang dianalisis menunjukkan intensitas magnetisasi antara 0,002 hingga 1,161 A/m, nilai yang umum ditemukan pada batuan beku. Data arah magnetisasi memperlihatkan dominasi deklinasi antara 22,5° hingga 112,5°, serta nilai inklinasi didominasi dengan nilai negatif, mencerminkan orientasi medan magnet purba saat pembentukan batuan. Nilai suseptibilitas magnetik berkisar antara 600 × 10⁻⁵ (SI) hingga 900 × 10⁻⁵ SI, memperkuat pengelompokan litologi granitoid dan mengindikasikan keberadaan mineral magnetik dominan berupa magnetit (Fe₃O₄) dan hematit (Fe₂O₃). Analisis Anisotropy of Magnetic Susceptibility (AMS) terhadap 49 spesimen dari enam lokasi menunjukkan rata-rata derajat anisotropi sebesar 5,8%, dengan distribusi nilai faktor intensitas anisotropi (P) antara 1,0–1,5 dan faktor bentuk (T) dari -1 hingga +1. Hal ini menunjukkan variasi fabrik magnetik yang dapat diinterpretasikan sebagai respons terhadap proses deformasi geologi.
Evaluasi kestabilan arah Characteristic Remanent Magnetization (ChRM) berdasarkan parameter statistik Fisher (k) menunjukkan bahwa 70% situs memiliki nilai k > 300 dan α95 < 5°, sehingga data dinilai stabil dan representatif untuk interpretasi paleomagnetik. Korelasi antara umur batuan granitoid (15,83–1,60 juta tahun) dan kurva geomagnetic polarity timescale (GPTS) menunjukkan bahwa sebagian besar pluton terbentuk pada interval polaritas normal. Hal ini mengindikasikan bahwa proses intrusi batuan berlangsung bersamaan dengan induksi medan magnet global, sehingga memberikan peluang rekaman medan magnet primer. Analisis struktur geologi berdasarkan diagram rose menunjukkan empat orientasi dominan (NNW–SSE 35%, NE–SW 25%, N–S 20%, dan E–W 15%) yang mencerminkan sistem shear kompleks, termasuk kemungkinan sesar konjugat. Distribusi Fault Fractur Density (FFD) tertinggi ditemukan di segmen utara (>9.000 kekar/km), menunjukkan kontrol litologi dan geometri sesar terhadap intensitas rekahan. Orientasi lineasi utama NW–SE (135°) sejajar dengan arah Sesar Palu-Koro, dengan sistem konjugat NE–SW (45°), mencerminkan deformasi aktif dalam rezim transtensional sinistral.
Rotasi blok dari 17 situs paleomagnetik menunjukkan distribusi hampir seimbang antara rotasi searah jarum jam (CW) dan berlawanan arah jarum jam (CCW), masing-masing pada delapan dan sembilan situs. Rentang rotasi berkisar dari -52,90° (CCW) hingga +29,16° (CW), menunjukkan rotasi diferensial antar blok yang terkait langsung dengan aktivitas geser di sepanjang Sesar Palu-Koro. Keberadaan blok-blok mikro yang mengalami rotasi ini menjadi indikasi fragmentasi kerak dalam sistem sesar besar dan aktif. Berdasarkan integrasi data lintang purba, arah magnetisasi, jarak dan arah pergeseran, serta umur batuan, disusun model evolusi tektonik ZSPK dalam empat fase: Fase I (Miosen Awal) mencerminkan intrusi awal dan segmentasi blok, Fase II (Miosen Tengah) menunjukkan inisiasi gerakan strike-slip aktif, Fase III (Miosen Akhir–Pliosen) menandai deformasi lateral intens dan rotasi blok utama, serta Fase IV (Kuarter–kini) merepresentasikan keberlanjutan aktivitas deformasi hingga masa sekarang. Secara keseluruhan, Zona Sesar Palu-Koro terbukti memainkan peran penting sebagai pengontrol utama dalam evolusi tektonik, pembentukan plutonik Neogen, serta dinamika rotasi mikroblok di Sulawesi bagian tengah. Penelitian ini memperkuat pemahaman bahwa ZSPK merupakan zona geser aktif yang memiliki signifikansi regional dalam konteks konvergensi lempeng dan fragmentasi mikroblok di wilayah Indonesia bagian timur.
| Item Type: | Tugas Akhir (Desertasi) |
|---|---|
| Additional Information: | Muhammmad Rusli M (Penulis - 311190004); Sutarto (Pembimbing 1); C Prasetyadi (Pembimbing 2); Suharsono (Pembimbing 3) |
| Uncontrolled Keywords: | NRM, Paleomagnet, Granitoid, ZSPK. |
| Subjek: | Q Science > QE Geology |
| Divisions: | Fakultas Teknologi Mineral dan Energi > (S3) Doktor Teknik Geologi |
| Depositing User: | Bayu Pambudi |
| Date Deposited: | 11 Nov 2025 01:29 |
| Last Modified: | 11 Nov 2025 01:29 |
| URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/45362 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
