DARMAWAN, ARIFIN (2025) PERBANDINGAN MODEL KOMUNIKASI KOORDINATIF ATC DI WILAYAH UDARA INTENSITAS TINGGI DENGAN LALU LINTAS RENDAH DI BANDARA UDARA HALUOLEO DENGAN BANDARA BETOAMBARI BAU-BAU (Studi Pada Airnav Indonesia Cabang Kendari dan Betoambari). Tesis thesis, UPN Veteran Yogyakarta.
![]() |
Text
2_Cover_253222018_ARIFIN DARMAWAN.pdf Download (64kB) |
![]() |
Text
3_ABSTRAK_253222018_ARIFIN DARMAWAN.pdf Download (153kB) |
![]() |
Text
4_HALAMAN PENGESAHAN_253222018_ARIFIN DARMAWAN.pdf Download (92kB) |
![]() |
Text
5_Daftar Isi_253222018_ARIFIN DARMAWAN.pdf Download (233kB) |
![]() |
Text
6_Daftar Pustaka_253222018_ARIFIN DARMAWAN.pdf Download (248kB) |
![]() |
Text
1_TESIS FULL_253222018_ARIFIN DARMAWAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan model komunikasi koordinatif Air
Traffic Controller (ATC) di dua wilayah udara dengan intensitas lalu lintas yang
berbeda, yaitu Bandara Haluoleo Kendari sebagai wilayah dengan intensitas tinggi dan
Bandara Betoambari Bau-Bau dengan intensitas rendah. Komunikasi yang efektif dan
efisien menjadi kunci utama dalam menjaga keselamatan dan kelancaran operasional
penerbangan, terlebih dalam menghadapi potensi kesalahan akibat misinformasi atau
gangguan teknis komunikasi. Penelitian ini menggunakan Kualitatif dengan metode
etnografi serta pendekatan interpretatif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam
dengan personel ATC dan ACO di kedua bandara, observasi lapangan, serta analisis
dokumen terkait. Peneliti Menemukan teori Coordinated Management of Meaning
(CMM) untuk menganalisis pola komunikasi dan Koordinasi Komunikasi antara ATC,
ACO, dan pilot. Hasil penelitian menunjukkan perbandingan Model komunikasi
koordinatif ATC di Bandara Haluoleo memiliki sistem yang lebih kompleks dan
terstruktur, didukung oleh teknologi komunikasi canggih dan frekuensi lalu lintas tinggi
yang menuntut Koordinasi Komunikasi yang presisi. Sebaliknya, di Bandara
Betoambari, komunikasi cenderung lebih sederhana dan informal, namun tetap mengacu
pada prosedur standar yang berlaku. Perbedaan mencolok juga terlihat pada penggunaan
teknologi, kualitas sinyal komunikasi, dan manajemen beban kerja di ATC maupun
ACO. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan pentingnya penyesuaian model
komunikasi koordinatif berdasarkan intensitas lalu lintas udara dan dukungan
infrastruktur teknologi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi
AirNav Indonesia dan otoritas bandara dalam merumuskan kebijakan pengelolaan
komunikasi ATC yang adaptif dan efektif, guna meningkatkan keselamatan serta
efisiensi penerbangan di berbagai wilayah udara Indonesia.
Kata Kunci: AirNav Indonesia, Air Traffic Controller, Bandara Betoambari,
Bandara Haluoleo, Komunikasi Koordinatif.
Item Type: | Tugas Akhir (Tesis) |
---|---|
Additional Information: | ARIFIN DARMAWAN (Penulis-253222018) ; Edwi Arief Sosiawan (Pembimbing 1) , Basuki Agus Suparno (Pembimbing 2) |
Uncontrolled Keywords: | AirNav Indonesia, Air Traffic Controller, Bandara Betoambari, Bandara Haluoleo, Komunikasi Koordinatif. |
Subjek: | H Social Sciences > HE Transportation and Communications |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > (S2) Magister Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | A.Md Eko Suprapti |
Date Deposited: | 11 Aug 2025 03:28 |
Last Modified: | 11 Aug 2025 03:28 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/43477 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |