EVALUASI STIMULASI HYDRAULIC FRACTURING TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADA SUMUR “MRT-01” LAPANGAN “LIMAU”

MARTIN, MARTIN (2024) EVALUASI STIMULASI HYDRAULIC FRACTURING TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADA SUMUR “MRT-01” LAPANGAN “LIMAU”. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

	Text b. Cover.pdf Download (134kB)
	Text c. Abstrak.pdf Download (560kB)
	Text d. Lembar Pengesahan.pdf Download (163kB)
	Text e. Daftar isi.pdf Download (356kB)
	Text f. Daftar Pustaka.pdf Download (215kB)
	Text a. EVALUASI STIMULASI HYDRAULIC FRACTURING TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADA SUMUR “MRT-01” LAPA.pdf Restricted to Repository staff only Download (7MB)

Abstract

Sumur “MRT-01” berada di Lapangan “LIMAU” yang diproduksikan dengan artificial lift berupa SRP. Reservoir pada Sumur “MRT-01” merupakan reservoir tight formation dengan nilai permeabilitas formasi yang kecil, yaitu sebesar 8,7mD
dengan lapisan batuan sandstone, dan tekanan reservoir yang cukup besar, yaitu 1627 psia, sehingga fluida yang diproduksikan kecil. Operasi stimulasi hydraulic
fracturing dilakukan sebagai salah satu tahapan optimasi untuk meningkatkan produktivitas sumur.
Metode yang dilakukan dalam evaluasi hydraulic fracturing pada sumur “MRT 01” diawali dengan mengumpulkan data reservoir, data komplesi, data mekanika batuan, data produksi sebelum dilakukan stimulasi dan data hydraulic fracturing,
breakdown test, step rate test, minifrac dan mainfrac. Perhitungan geometri rekahan setelah hydraulic fracturing menggunakan metode PKN 2D untuk menentukan xf, hf, w0, dan wavg. Produktivitas formasi setelah frac dihitung meliputi kavg dan PI.
Perbandingan IPR hydraulic fracturing dilakukan untuk menentukan tingkat keberhasilan proses hydraulic fracturing.
Berdasarkan perhitungan geometri rekahan menggunakan metode PKN 2D
didapatkan hasil panjang rekahan (xf) sebesar 163,89 ft, lebar rekahan maksimum (w0) sebesar 1,6 inch, lebar rekahan rata-rata (wavg) sebesar 1 inch, dan tinggi
rekahan (hf) sebesar 88,58 ft. Permeabilitas rata-rata formasi setelah dilakukan hydraulic fracturing menggunakan metode Howard and Fast sebesar 33,23 mD.
Permeabilitas sebelum hydraulic fracturing sebesar 8,7 mD meningkat 4 kali lipat.
Sedangkan productivity index (PI) pada sumur “MRT-01” menggunakan metode Cinco-Ley, Samaniego & Dominique didapatkan nilai Fcd sebsar 11,7, skin factor
sebesar -4,74, dan fold of increase (FOI) pada sumur “MRT-01” sebesar 3,064 kali lipat. Berdasarkan nodal analysis yang dilakukan menggunakan software pipesim
terjadi peningkatan laju produksi optimum dari 76,22 BFPD, 50,32 BOPD saat sebelum dilakukan hydraulic fracturing menjadi 128,71 BFPD, 85,1 BOPD saat setelah dilakukannya hydraulic fracturing. Berdasarkan hasil tersebut proses hydraulic fracturing pada sumur MRT-01 dapat dikatakan berhasil.
Kata Kunci: tight formation, hydraulic fracturing, PI, PKN 2D, Cinco-Ley.

Item Type:	Thesis (Other)
Additional Information:	MARTIN (113200006) ; Dyah Rini Ratnaningsih (Pembimbing)
Uncontrolled Keywords:	tight formation, hydraulic fracturing, PI, PKN 2D, Cinco-Ley.
Subjects:	T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions:	Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Geography
Depositing User:	A.Md.SI Indah Lestari Wulan Aji
Date Deposited:	11 Apr 2025 02:39
Last Modified:	11 Apr 2025 02:39
URI:	http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/42340

Actions (login required)

View Item