SHAFIYURRAHMAN, MUHAMMAD FAIZ (2024) STUDI PENGARUH PENAMBAHAN HIDROGEN PEROKSIDA (H2O2) DALAM PROSES RECOVERY LOGAM TANAH JARANG DARI LIMBAH COAL FLY ASH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP INDONESIA. Masters thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
![]() |
Text
01. COVER.pdf Download (208kB) |
![]() |
Text
03. RINGKASAN.pdf Download (267kB) |
![]() |
Text
02. LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (229kB) |
![]() |
Text
04. DAFTAR ISI.pdf Download (251kB) |
![]() |
Text
05. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (346kB) |
![]() |
Text
06. TESIS FULL.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
Hilirisasi tambang batubara bertujuan meningkatkan nilai tambah produk batubara
dengan memanfaatkan berbagai komponen yang dihasilkan selama proses
pengolahan dan pembakaran. Salah satu hasil samping yang sering dianggap limbah
adalah coal fly ash (CFA), yang faktanya berpotensi sebagai sumber sekunder
logam tanah jarang (LTJ). Logam Tanah Jarang merupakan unsur yang memiliki
peran vital dalam perkembangan industri modern, tetapi ketersediaannya tidak
seimbang dengan permintaan. Oleh sebab itu studi pengembangan teknologi
pemungutan LTJ dari CFA ini menjadi penting. Metode ekstraksi LTJ dari CFA
melalui proses leaching asam-basa telah banyak diteliti, meskipun efisiensi
leaching dan nilai recovery masih belum optimal. Penelitian penggunaan asam
sitrat (asam organik) dan H₂O₂ sebagai leachant yang lebih ramah lingkungan untuk
ekstraksi LTJ dari CFA belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan mengkaji efektivitas leachant tersebut pada proses leaching asam serta
menilai kelayakan CFA dari PLTU Paiton 1, Indonesia.
Penelitian ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) studi karakterisasi CFA, (2)
proses benefisiasi LTJ melalui pemisahan fisik, (3) leaching basa dengan NaOH,
dan (4) leaching asam dengan asam sitrat (asam organik), asam sulfat (asam
anorganik), serta H₂O₂. Pada tahap karakterisasi, CFA diklasifikasikan sebagai tipe
F yang didominasi oleh quartz, mullite, aluminosilicate glass, unburned carbon,
dan oksida besi. LTJ dalam CFA ditemukan terasosiasi dengan aluminosilicate
glass dan oksida besi dengan kandungan LTJ sebesar 244,7 ppm. Berdasarkan nilai
Coutlook sebesar 1,06 dan persen LTJ kritis sebesar 38,08%, CFA dinilai layak
digunakan sebagai sumber sekunder.
Tahap benefisiasi dilakukan melalui pemisahan ukuran partikel dan magnetic
separation. Pemisahan partikel bertujuan mengurangi kadar karbon tak terbakar
(+400 mesh), sementara unsur LTJ terdistribusi pada fraksi lebih halus (-400 mesh).
Magnetic separation digunakan untuk mengurangi mineral besi dan Ca-Fe
enriched aluminosilicate glass. Pada tahap leaching basa menggunakan NaOH (10
M; rasio L/S 10 mL/g; suhu 60°C; waktu 90 menit), diperoleh desilicate residue
yang menunjukkan peningkatan kadar LTJ menjadi 478,64 ppm akibat pelarutan
aluminosilicate glass, calcite, quartz, dan mullite. Nilai Coutlook pada desilicate
residue mencapai 1,19 dengan persen LTJ kritis sebesar 39,56%. Pada tahap
terakhir, penambahan H₂O₂ sebagai reduktor kuat pada proses leaching asam
meningkatkan efisiensi leaching LTJ. Penambahan H₂O₂ dengan rasio
vH₂O₂/vAsam sitrat sebesar 10% menghasilkan efisiensi hingga 91,59%, sementara
penggunaan asam sulfat dengan rasio yang sama meningkatkan efisiensi hingga
88,54%.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Hilirisasi, karakterisasi CFA, logam tanah jarang (LTJ) |
Subjects: | T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Civil Engineering and the Environment |
Depositing User: | A.Md.SI Indah Lestari Wulan Aji |
Date Deposited: | 10 Apr 2025 02:20 |
Last Modified: | 10 Apr 2025 02:20 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/42319 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |