SILOHADI, SINGGIH IRIANTO TRI (2024) INTERKONEKSI SISTEM HIDROGEOLOGI DAN HIDROLOGI SUNGAI LERENG TIMUR GUNUNG SALAK - LERENG BARAT GUNUNG PANGRANGO BOGOR - JAWA BARAT. Doctoral thesis, UPN Veteran Yogyakarta.
Text
Hal Judul.pdf Download (113kB) |
|
Text
Abstrak.pdf Download (135kB) |
|
Text
Lembar Pengesahan.pdf Download (154kB) |
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (314kB) |
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (476kB) |
|
Text
full disertasi.pdf Restricted to Repository staff only Download (9MB) |
Abstract
Lokasi penelitian berada di Cekungan Airtanah (CAT) Bogor bagian selatan pada lereng timur G. Salak dan lereng barat G. Pangrango, DAS Cisadane hulu, Bogor Jawa Barat. CAT Bogor merupakan suplai terbesar dan paling utama untuk pemenuhan kebutuhan air minum, domestik, irigasi/pertanian, dan industri, serta wisata untuk wilayah Kota Bogor, Kabupaten Bogor dan Jakarta. Tingginya potensi airtanah di lereng timur G. Salak dan lereng barat G. Pangrango, dan aksesibilitas yg mudah berimplikasi pada pesatnya pertumbuhan penduduk dan industri air minum yang memanfaatkan sumur bor, mata air dan air sungai, terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem hidrogeologi antar kedua lereng gunung api tersebut di atas dan interkoneksi dengan sistem hidrologi sungai Cisadane. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemerintah daerah dan masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya air serta dapat menjawab permasalahan pengelolaan airtanah di CAT Bogor.
Penelitian dengan melakukan analisis geomorfologi dan pengolahan peta melalui data citra, DEM, dengan perangkat lunak sistem informasi geografi (SIG) dan data geologi permukaan bawah permukaan dan data hidrogeologi. Data geologi permukaan diperoleh dari data sekunder dan primer melalui observasi, geologi bawah permukaan dengan metode geolistrik 1D dan 2D. Data hidrogeologi pemetaan penyebaran mata air, sumur gali, sumur bor mencakup posisi, tipe, sisifat fisik, kimia, dan analisis fasies kimia, isotop stabil 18O dan 2H (Deuterium), serta radon (222Rn) untuk tanah dan air permukaan. Metode statistik digunakan korelasi bivariat, multivariat, dan analisis klaster.
Geomorfologi dikontrol oleh endapan piroklastik dan laharik, membentuk empat tekuk lereng. Litologi terbagi menjadi tiga fasies : (1). Fasies distal tersusun oleh breksi laharik, pasir gravel, pasir kasar. pasir tufan dan tuf. (2) Fasies medial tersusun oleh breksi piroklastik, breksi lapilli, lapilli, tuf lapilli, lapilli dan tuf ash, (3). Fasies proksimal tersusun oleh breksi masif dan lava andesit. Struktur kelurusan berarah baratlaut-tenggara dan baratdaya-timurlaut, dipengaruhi tektonik aktif, indikasi struktur teramati berupa kekar gerus (shear joint). dan zona hancuran (fracture zone) arah raratlaut-tenggara, berpengaruh terhadap sebaran mata air pada lereng timur G. Salak sebesar <40%, dan lereng barat G.Pangrango <20%.
Sistem hidrogeologi endapan vulkanik pada lereng puncak adalah akuifer bebas, dibentuk oleh breksi masif, pada fasies prosimal. Pada bagian tubuh akuifer bebas dan semi tertekan dibentuk oleh breksi piroklastik, breksi lapili, lapili dan tuf (fasies medial). Pada bagian kaki gunung api sistem akuifer bebas (unconfined), semi tertekan (semi confined) tertekan (confained), lapisan kedap/impermeable adalah tuf halus, tuf padat atau welded tuff (fasies distal). Kontak lapisan akuifer secara lateral saling terkoneksi konektivitas secara hidrolik aliran airtanah. Kontak litologi, morfologi tekuk lereng, pelapukan batuan, dan struktur rekahan, mengontrol munculnya mata air, sebaran dominan pada tekuk lereng tubuh gunungapi pada fasies medial. Terdapat 3 tipe mata air, tipe mata air rekahan, tipe kontak dan tipe depresi. Sistem aliran airtanah dari lokasi imbuhan terbagi menjadi tiga kelompok yaitu aliran lokal, dengan konsentrasi Total Dissolved Solid (TDS)< 33 ppm, fasies airtanah Ca, Mg, HCO3. Aliran airtanah intermediat, TDS 30-65 ppm, fasies Mg, Ca, HCO3, mata air, sumur gali, subur bor pada akuifer bebas dan semi tertekan serta air S. Cisadane hulu. Aliran airtanah regional TDS 95 -305 ppm, fasies Na, K, Mg HCO3, dari airtanah sistem akuifer tertekan.
Interkoneksi sistem hidrogeologi dan hidrologi sungai pada akuifer bebas, ditandai kesamaan fasies Mg, Ca, HCO3 pada airtanah dan S. Cisadane hulu. Kesamaan konsentrasi isotop 18O dan 2H antara mata air, sumur gali dan sumur bor pada akuifer bebas dengan air permukaan, kisaran konsentrasi isotop 18O (- 6,52 hingga -7,37 ‰) , dan 2H (-36,78 ‰ hingga -45,46 ‰) Tidak ada interkoneksi dengan dengan airtanah pada akuifer tertekan yang memiliki kosaran konsentrasi 18O (-7,41 ‰ hingga -9,81 ‰), dan 2H (-41,71‰ hingga – 58,82 ‰). Hasil analisis radon (222Rn) konsentrasi air S. Cisadane hulu antara 95 Bq/m3-274 Bq/m3, air sumur gali dan mata air antara 570 Bq/m3 - 9598.87 Bq/m3. Nilai konsentrasi air sungai >100 Bq/m3 tergolong air tanah muda (young groundwater), mengindikasikan air sungai mengalami percampuran air tanah atau adanya interaksi antara keduanya dipengaruhi oleh adanya interkoneksi lapisan akuifer.
Kata kunci: Sistem Akuifer, sistem hidrogeologi, Isotop stabil, Radon, interkoneksi.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Sistem Akuifer, sistem hidrogeologi, Isotop stabil, Radon, interkoneksi. |
Subjects: | Q Science > QE Geology |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Geography |
Depositing User: | Bayu Setya Pambudi |
Date Deposited: | 06 Nov 2024 01:27 |
Last Modified: | 06 Nov 2024 01:27 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/41549 |
Actions (login required)
View Item |