GEOLOGI DAN ANALISIS KESTABILAN LERENG BERDASARKAN MOHR-COULOMB DAN GENERALIZED HOEK-BROWN PADA TAMBANG TERBUKA BATUBARA, DESA TEGALREJO DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATRA SELATAN

SISWANDA, FAIZA MELATI (2024) GEOLOGI DAN ANALISIS KESTABILAN LERENG BERDASARKAN MOHR-COULOMB DAN GENERALIZED HOEK-BROWN PADA TAMBANG TERBUKA BATUBARA, DESA TEGALREJO DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATRA SELATAN. Other thesis, UPN Veteran Yogyakarta.

	Text 111200020_Faiza Melati Siswanda_Skripsi Full.pdf Restricted to Repository staff only Download (27MB)
	Text 111200020_Faiza Melati Siswanda_Cover Skripsi.pdf Download (143kB)
	Text 111200020_Faiza Melati Siswanda_Abstrak.pdf Download (179kB)
	Text 111200020_Faiza Melati Siswanda_Lembar Pengesahan.pdf Download (327kB)
	Text 111200020_Faiza Melati Siswanda_Daftar isi.pdf Download (168kB)
	Text 111200020_Faiza Melati Siswanda_Daftar Pustaka.pdf Download (167kB)

Abstract

Penentuan penggunaan kriteria keruntuhan yang tepat dalam analisis
kestabilan lereng dapat mengurangi ketidaktepatan hasil analisis dalam memperoleh
nilai Faktor Keamanan (FK) dari desain lereng yang dibuat, sehingga dibutuhkan dasar
dalam pemilihan penggunaan kriteria keruntuhan yang sesuai dengan kondisi geologi
daerah penelitian. Limit Equilibrium Methods (LEM) dan Morgenstren-Price
merupakan metode yang umum digunakan dalam analisis kestabilan lereng. Daerah
penelitian secara geomorfologi disusun oleh bentuklahan asal denudasional dan
antropogenik. Formasi Muara Enim dengan Satuan batulempung Muara Enim dan
Satuan batupasir Muara Enim berumur Miosen akhir – Pliosen, terendapkan di
lingkungan pengendapan delta pada sublingkungan pengendapan transitional lower
delta plain. Struktur geologi yang ditemukan berupa kekar yang memiliki tegasan
utama berarah relatif Timur Laut-Barat Daya (NE-SW) dan Utara-Selatan (N-S).
Klasifikasi massa batuan yang digunakan yaitu Rock Mass Rating (RMR) dan hasil
RMR di daerah penelitian tergolong sedang hingga baik. Hasil perbandingan kriteria
keruntuhan Generalized Hoek-Brown dengan maupun tanpa damage region
menunjukkan nilai FK yang lebih kecil dibandingkan pada kriteria keruntuhan Mohr�Coulomb. Nilai FK pada Mohr-Coulomb berkisar dari 1,463-1,830 sedangkan nilai FK
pada Generalized Hoek-Brown tanpa damage region sebesar 1,024-1,438 nilai FK
pada Generalized Hoek-Brown dengan damage region sebesar 1,110-1,875. Hasil nilai
Probabilitas Kelongsoran (PK) menunjukkan nilai yang sama yaitu 0%. Nilai FK
Generalized Hoek-Brown tanpa damage region yang lebih kecil dibandingkan dengan
damage region dipengaruhi oleh batuan di sekitar permukaan area penggalian atau
peledakan mampu mempengaruhi nilai material properties, sehingga diperlukan
pembagian wilayah yang terdampak dan area yang tidak terdampak aktivitas
penggalian maupun peledakan. Nilai FK Generalized Hoek-Brown yang lebih kecil
dibandingkan nilai FK Mohr-Coulomb, disebabkan oleh variabel pada litologi seperti
struktur dan kondisi bidang diskontinuitas, serta nilai disturbance factor (D) sebagai
dampak dari aktvitas penggalian dan peledakan yang menjadi pereduksi nilai FK yang
lebih memvisualisasi kondisi aktual di lapangan. Sedangkan kriteria keruntuhan Mohr�Coulomb tidak dipengaruhi oleh kondisi tersebut dan secara sederhana hanya
melibatkan nilai material properties dari batuan itu sendiri.
Kata Kunci: Hoek-Brown, kestabilan lereng, klasifikasi massa batuan, Mohr�Coulomb, Muara Eni

Item Type:	Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords:	Hoek-Brown, kestabilan lereng, klasifikasi massa batuan, Mohr-Coulomb, Muara Enim
Subjek:	Q Science > QE Geology
Divisions:	x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User:	Indah Lestari
Date Deposited:	25 Jul 2024 02:34
Last Modified:	25 Jul 2024 02:34
URI:	http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/40430

Actions (login required)

View Item