MUTTAQIN, MUHAMMAD PANJI MAHESA (2024) ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN BUDAYA KESELAMATAN (SAFETY CULTURE MATURITY) PADA KESELAMATAN PERTAMBANGAN DIVISI MINING OPERATIONS PT. KALTIM PRIMA COAL, KABUPATEN KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR. Other thesis, UPN Veteran Yogyajarta.
Text
1._COVER_SKRIPSI.PDF Download (284kB) |
|
Text
3._ABSTRAK.PDF Download (184kB) |
|
Text
5._DAFTAR_PUSTAKA.DOCX.PDF Download (298kB) |
|
Text
DAFTAR_ISI.PDF Download (232kB) |
|
Text
DRAFT_SAFETY_MATURITY_CULTU.PDF Restricted to Repository staff only Download (5MB) |
|
Text
HALAMANPENGESAHAN.PDF Download (160kB) |
Abstract
RINGKASAN
Sistem K3 yang baik berpedoman pada peraturan pemerintah maupun
regulasi yang berlaku. Akar permasalahan yang menjadi penyebab terjadinya
kecelakaan ialah buruknya safety culture pada suatu perusahaan. Tingkat
kematangan budaya keselamatan menjadi tolak ukur bagaimana pengelolaan safety
culture dilakukan. Permasalahan pada PT. Kaltim Prima Coal khususnya divisi
mining operations belum terdapat tingkat kematangan budaya keselamatan. Dari
permasalahan tersebut perlu dilakukan analisis dengan tujuan mengetahui tingkat
kematangan budaya keselamatan dan memberikan upaya perbaikan pada
perusahaan sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan.
Setelah dilakukan pengambilan data dengan cara menyebarkan kuesioner,
selanjutnya dilakukan pengukuran tingkat kematangan budaya keselamatan dengan
menggunakan metode statistika deskriptif. Dari hasil pengukuran didapatkan
tingkat kematangan budaya keselamatan PT. Kaltim Prima Coal khususnya divisi
mining operations yaitu 4,06 yang berada pada level proactive. Level ini
menunjukan divisi mining operations telah menerapkan sistem manajemen K3,
serta melibatkan seluruh tenaga kerja dalam pengembangan dan pengelolaan K3.
Untuk meningkatkan tingkat kematangan budaya keselamatan berdasarkan
survey terhadap tenaga kerja terdapat beberapa perbaikan yang perlu dilakukan oleh
perusahaan. Antara lain pada saat sesi safety talk pengawas selalu menekankan agar
tenaga kerja harus selalu berperan aktif dalam penyampaian saran tentang K3,
tenaga kerja harus selalu melaporkan ke pengawas jika menemukan kondisi tidak
aman pada saat melakukan pekerjaan dan pengawas selalu memberikan
pengetahuan mengenai K3, pembuatan database kritik dan saran agar
mempermudah tindak lanjut usulan yang harus dilakukan terlebih dahulu, pada saat
safety talk atasan selalu menekankan agar tenaga kerja harus selalu melapor kepada
pengawas jika menemukan kondisi tidak aman, tenaga kerja yang melanggar aturan
dapat langsung diberikan teguran atau sanksi agar bisa meminimalisir kecelakaan
kerja. Jika masih melanggar maka bisa diberikan surat peringatan, dan jika keadaan
tersebut masih diulangi maka bisa dilakukan pemberhentian sementara. Atasan
yang belum melakukan inspeksi bisa langsung diberikan sanksi, jika masih belum
melakukan inspeksi maka bisa diberikan surat peringatan, dan jika keadaan tersebut
masih diulangi maka bisa dilakukan pemberhentian sementara. Atasan harus selalu
menekankan kepada seluruh tenaga kerja pada saat melakukan pekerjaan harus
sesuai dengan SOP. Perusahaan bisa menyediakan program pelatihan, sosialisasi,
dan sertifikasi bagi para tenaga kerja.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eko Yuli |
Date Deposited: | 05 Apr 2024 02:04 |
Last Modified: | 05 Apr 2024 02:04 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/39284 |
Actions (login required)
View Item |