EVALUASI PENERAPAN AERATED DRILLING PANASBUMI PADA SUMUR BETA 2 STAR ENERGY GEOTHERMAL WAYANG WINDU

MELISANO, ERAWAN (2023) EVALUASI PENERAPAN AERATED DRILLING PANASBUMI PADA SUMUR BETA 2 STAR ENERGY GEOTHERMAL WAYANG WINDU. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyajarta.

[thumbnail of ERAWAN MELISANO.pdf] Text
ERAWAN MELISANO.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (6MB)
[thumbnail of cover_dan_kata_pengantar.pdf] Text
cover_dan_kata_pengantar.pdf

Download (203kB)
[thumbnail of daftar_isi_revisi.pdf] Text
daftar_isi_revisi.pdf

Download (115kB)

Abstract

Berdasarkan leak of test, formasi lapangan panasbumi Wayang Windu memiliki
gradient tekanan formasi (0,416 psi/ft) yang relative lebih kecil dari tekanan formasi
normal (0,433 psi/ft) oleh karena itu lapangan ini akan mengalami hilang sirkulasi jika
dilakukan pemboran lumpur konvensional, hilang sirkulasi pada lapangan panasbumi
biasanya dilanjutkan dengan blind drilling dengan air, dimana cutting diangkat dan
masuk kedalam formasi yang berakibat rusaknya formasi karena berkurangnya porositas
dan permeabilitas. Sebuah metode untuk mengurangi resiko hilang sirkulasi adalah
dengan aerated drilling, yaitu mencampurkan udara kedalam lumpur dasar dengan
tujuan untuk mengurangi tekanan hidrostatik lumpur di annulus sehingga terjadi kondisi
balanced atau sedikit underbalanced. Differential pressure antara lumpur dan formasi
pada aerated drilling adalah 200 – 500 psi
Metode yang digunakan untuk perhitungan evaluasi dan optimasi besarnya laju
udara yang harus diinjeksikan di permukaan adalah dengan metode Gas Law (Boyle)
karena lebih mendekati hasil kenyataan di lapangan. Parameter yang perlu diperhatikan
adalah debit lumpur dasar dan udara (ratio injeksi) didisain agar bisa mencegah hilang
sirkulasi dengan bottomhole pressure fluida aerasi yang diinginkan sebesar 200 – 500
psi lebih kecil dari tekanan formasi, kecepatan annulus (Vann) minimum adalah 150
ft/min dan melebihi kumulatif kecepatan kritis (Vc) dan kecepatan terminal (Vt), dengan
tetap memperhatikan kapasitas mud motor.
Untuk sumur Beta 2 pemboran aerasi dimulai pada kedalaman 486 m TVD
lubang 17,5 inch. Memasuki daerah top reservoir pada kedalaman 889 m TVD hingga
total depth 1606 m TVD terjadi total lost, hal ini berarti dengan rasio 20:1, formasi
masih belum mampu menahan tekanan yang diberikan oleh lumpur aerasi. Secara teori
dengan aerated drilling terjadinya hilang sirkulasi dapat dicegah tetapi pada
kenyataanya karena reservoir panasbumi sumur Beta 2 memiliki banyak rekahan yang
menyebabkan gradient tekanan formasinya sangat kecil, hal ini berakibat hilang
sirkulasi tetap terjadi. Aerated drilling pada lapangan Beta 2 pada zona reservoir hanya
bertujuan untuk meningkatkan ROP. Dengan peningkatan ROP akan mempercepat laju
pemboran.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Eko Yuli
Date Deposited: 19 Sep 2023 03:27
Last Modified: 20 Sep 2023 02:55
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/37561

Actions (login required)

View Item View Item