ANALISA SHALE DENGAN MENGGUNAKAN X-RAY DIFFRACTION (XRD) PADA KEDALAMAN 490 – 6040 FEET MEASURED DEPTH SUMUR “X” LAPANGAN “Y”

HADIYANA, RIAN (2014) ANALISA SHALE DENGAN MENGGUNAKAN X-RAY DIFFRACTION (XRD) PADA KEDALAMAN 490 – 6040 FEET MEASURED DEPTH SUMUR “X” LAPANGAN “Y”. Other thesis, UPN ''VETERAN'' YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (6kB) | Preview

Abstract

Dalam operasi pemboran Sumur “X” terdapat permasalahan yaitu saat Pull Out of Hole (POOH) terjadi pipa terjepit pada kedalaman 5687 ftMD dan 5354 ftMD, formasinya adalah shale yang tebal dengan sisipan limestone pada kedalaman 5280 – 5460 ftMD. Untuk mengetahui penyebab pemasalahan tersebut maka sampel cutting batuan shale digunakan untuk identifikasi kandungan mineral sehingga dapat diketahui karakteristik dari mineral tersebut. Untuk mengetahui hal tersebut maka dilakukan analisa dengan metode XRay Diffraction (XRD). Objek yang digunakan adalah cutting dari Sumur “X”, cutting digerus hingga halus kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dicampur dengan air serta diaduk dengan cara mengguncangkannya hingga terbentuk suspensi. Ambil 10 ml dan masukkan ke dalam tabung centrifuge dan putar pada alat centrifuge selama 10 menit sehingga antara padatan dengan cairan akan terpisah. Cairan tersebut dibuang dan tambahkan 1 cc aquades pada tabung centrifuge, aduk hingga terbentuk suspensi dan pipet suspensi tersebut dengan pipet 1 ml kemudian paparkan pada sliding glass. Keringkan dengan suhu ruangan selama 1-2 hari, sampel ini dalam keadaan kering (air dry) dan lakukan uji XRD. Sampel yang telah diuji XRD ditetesi ethylene glycol (EG) secara merata keseluruh permukaan sampel dan diamkan selama 1 hari dengan suhu ruangan, kemudian lakukan uji XRD. Dari hasil uji XRD, mineral pada problem terjadi menunjukan nilai puncak kondisi air dry dan solvasi EG tetap berada pada kisaran 7 Å sehingga menunjukan mineral kaolin yaitu mineral yang tidak berpotensi swelling dan berdasarkan uji MBT menunjukan class C dengan tekstur Hard. Maka penyebab terjadinya pipa terjepit karena dinding formasi yang mudah gugur, sehingga guguran tersebut menyumbat rangkaian pipa bor saat POOH. Agar tidak terjadi kembali problem yang sama pada pemboran berikutnya maka disarankan untuk menggunakan lumpur dengan viskositas yang lebih besar agar dapat menjaga dinding formasi tidak mudah runtuh dan dapat meningkatkan hole cleaning

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Erny Azyanti
Date Deposited: 15 Jun 2016 01:34
Last Modified: 15 Jun 2016 01:34
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/3737

Actions (login required)

View Item View Item