TRIANA, YENNI (2023) EVALUASI PERBANDINGAN PENGGUNAAN INDUCTION MOTOR (IM) DAN PERMANENT MAGNET MOTOR (PMM) PADA ELECTRICAL SUBMESIBLE PUMP (ESP) SUMUR-SUMUR KAJIAN LAPANGAN BUNYU. Masters thesis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
Text
TESIS FULL YENNI TRIANA.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) |
|
Text
LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (767kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (80kB) |
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (402kB) |
|
Text
COVER.pdf Download (201kB) |
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (15kB) |
Abstract
Lapangan Bunyu sudah berproduksi sejak tahun 1952 dengan produksi saat
ini sebesar 36,356 BFPD/5,160 BOPD/ WC 86% dari 55 sumur aktif. Terdapat 16
Sumur dengan Pompa ESP yang memiliki kontribusi produksi minyak sebesar
1,616 bopd atau sebesar 35% dari total produksi. Jumlah sumur ESP dibatasi oleh
sumber listrik yang tersedia. Masalah Pompa ESP menjadi salah satu penyebab
terbesar penurunan produksi sebesar 42% dari total angka Low & Off yang
disebabkan pompa Artificial Lift pada Tahun 2018 yang dipengaruhi downtime
pompa ESP. Tingginya frekuensi donwtime pada sumur ESP mengakibatkan failure
pada pompa yang mengharuskan kegiatan Well Services. Oleh sebab itu rendahnya
kehandalan ESP dalam beroperasi tidak hanya mengakibatkan penurunan produksi
dan loss produksi namun meningkatkan biaya operasional produksi.
Sumur-sumur dengan pompa ESP di Lapangan Bunyu saat ini masih
menggunakan jenis motor konvensional yaitu Induction Motor (IM). Jenis motor
Induction ini dinilai tidak handal dalam menangani kondisi ekstreme pada
Lapangan Bunyu sehingga sering terjadi on-off produksi secara berulang. Sumur�sumur dengan potensi minyak yang besar namun memiliki akumulasi downtime
yang tinggi menjadi kandidat sumur yang dikonversi menjadi Permanent Magnetic
Motor (PMM). Program optimasi produksi akan dilakukan pada kandidat sumur
yang akan dilakukan penggantian motor. Ada beberapa aspek yang menjadi kunci
keberhasilan penerapan Permanent Magnetic Motor (PMM) adalah runlife pompa
ESP, Jumlah Loss Production, Frekuensi Well Services, dan Konsumsi Daya Listrik
yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pompa ESP. Seluruh aspek tersebut akan
dibandingkan antara kondisi saat ini dengan kondisi sebelumnya saat masih
menggunakan motor konvensional Induction Motor (IM).
Sumur B-AA1, B-AA2, B-AA3 dan B-AA4 merupakan sumur yang
menggunakan kedua jenis Motor yaitu Induction Motor (IM) dan Permanent
Magnetic Motor (PMM). Berdasarkan nilai rata-rata dari kedua sumur ini
memberikan runlife pada Permanent Magnetic Motor (PMM) lebih besar sekitar
101% daripada Induction Motor (IM) yaitu dari runlife rata-rata selama 93 hari
menjadi 193 hari. Meningkatnya runlife menghasilkan frekuensi waktu Well
Services jauh berkurang dari yang sebelumnya sebesar 80% dari 10 kali menjadi
hanya 3 kali Well Services. Meningkatnya kehandalan rangkaian pompa ESP dalam
memproduksikan minyak secara kontinu pada kondisi cukup ekstrem menghasilkan
Loss Production lebih kecil 68% dibandingkan dengan Induction Motor (IM) dari
3,440 barrels oil menjadi 1,088 barrels oil. Konsumsi Listrik untuk ESP lebih hemat
sebesar 27% dari kondisi sebelumnya yang menggunakan Induction Motor (IM)
yaitu dari rata-rata konsumsi 53 kWh menjadi 41 kWh. Daya listrik yang
dibutuhkan untuk mengoperasikan ESP akan semakin hemat artinya ada surplus
energi listrik pada Lapangan Bunyu yang dapat dimanfaatkan untuk menambah
sumur dengan pompa ESP yang akan mempercepat program optimalisasi potensi
produksi di Lapangan Bunyu.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 15 Aug 2023 03:46 |
Last Modified: | 15 Aug 2023 03:47 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/36893 |
Actions (login required)
View Item |