GEOLOGI DAN MEKANISME PENGENDAPAN FORMASI WATURANDA DAN FORMASI PENOSOGAN KAITANNYA TERHADAP KUALITAS RESEVOIR DAERAH KARANGGAYAM DAN SEKITARNYA, KECAMATAN KARANGGAYAM, KABUPATEN KEBUMEN, PROVINSI JAWA TENGAH

ARYA WICAKSANA, ANSELMUS (2014) GEOLOGI DAN MEKANISME PENGENDAPAN FORMASI WATURANDA DAN FORMASI PENOSOGAN KAITANNYA TERHADAP KUALITAS RESEVOIR DAERAH KARANGGAYAM DAN SEKITARNYA, KECAMATAN KARANGGAYAM, KABUPATEN KEBUMEN, PROVINSI JAWA TENGAH. Other thesis, UPN ''VETERAN'' YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (108kB) | Preview

Abstract

Lokasi penelitian ini secara adminitrasi berada di daerah Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Secara astronomis daerah penelitian terletak pada 342500mE - 349800mE (West-East) dan 9159500mN - 9163500mN (South-North) UTM WGS 1984 (Universal Transverse Mercator). Luas daerah telitian 6,8 km x 4 km dengan skala 1:12.500. Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu: akuisisi, analisa, dan sintesa. Akuisisi merupakan tahapan perolehan data yang terdiri dari studi pustaka regional, pemetaan geologi permukaan, dan beberapa data sekunder. Analisa merupakan tahapan pemprosesan data terhadap hal yang menyangkut geologi dan mekanisme pengendapan formasi batuan daerah penelitian, dan tahap sintesa adalah menyimpulkan dari berbagai analisa tersebut dan mewujudkan dari tujuan yang ingin dicapai. Daerah penelitian terdiri atas dua bentukan asal dan enam satuan bentuklahan sebagai berikut: Bentukan asal struktural dengan satuan bentuklahan Gawir garis sesar (S1), Perbukitan homoklin (S2), lembah struktural (S3), dan punggungan struktural (S4). Bentukan asal fluvial dengan satuan bentuklahan tubuh sungai (F1) .Stratigrafi daerah penelitian berdasarkan kesatuan ciri litologi yang dominan daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi lima satuan batuan tak resmi. Dari tua ke muda yaitu Satuan breksi Waturanda (Miosen Awal, Asikin, 1992), Satuan batupasir gampingan Penosogan (Miosen Tengah-Miosen Akhir), Satuan batugamping Penosogan (Miosen Akhir-Pliosen Awal), Satuan breksi Halang (Pliosen Awal), dan Satuan endapan aluvial (Holosen). Berdasarkan pengamatan lapangan pengendapan Satuan breksi Waturanda beradasarkan klasifikasi Shanmugam (2012) diendapkan dengan mekanisme debris flow sandy slump dan debris flow gravely slump. Pengendapan Satuan batupasirgampingan Penosogan diendapkan dengan mekanisme debris flow sandy slump, buttom current reworking (traction transport) dan turbidity current (suspension). Pengendapan Satuan batugamping Penosogan diendapkan dengan mekanisme bottom current reworking (traction transport), turbidity currents (suspension) dan turbidity currents (suspension). Dari mekanisme pengendapannya, daerah Karanggayam, diketahui bahwa material diendapkan dengan proses yang cepat sehingga menyebabkan gaya gravitasi tidak berkembang, dimana menyebabkan tidak berkembangnya proses sortasi pada genetik batuannya yang menyebabkan buruknya potensi sebagai resevoir

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Erny Azyanti
Date Deposited: 09 Jun 2016 05:54
Last Modified: 09 Jun 2016 05:54
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/3448

Actions (login required)

View Item View Item