KAJIAN TERHADAP NILAI KETELITIAN KOORDINAT PEMETAAN FOTO UDARA DENGAN DRONE DJI PANTHOM 4 PRO+ V2 DI PT. PERKASA INAKAKERTA SITE BENGALON, KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR

ARMANDANI, ALIFIA NUR (2022) KAJIAN TERHADAP NILAI KETELITIAN KOORDINAT PEMETAAN FOTO UDARA DENGAN DRONE DJI PANTHOM 4 PRO+ V2 DI PT. PERKASA INAKAKERTA SITE BENGALON, KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR. Diploma thesis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.

	Text DAFTAR ISI.pdf Download (71kB)
	Text COVER.pdf Download (78kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (36kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (154kB)
	Text LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (115kB)
	Text DRAFT.pdf Restricted to Repository staff only Download (11MB)
	Text DRAFT.pdf Restricted to Repository staff only Download (11MB)

Abstract

PT. Perkasa Inakakerta merupakan perusaan pertambangan Batubara ang
terletak pada Desa Sekerat dan Desa Sepaso Timur, Kecamatan Bengalon,
Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Sistem penambangan yang
dilakukan adalah tambang terbuka dengan metode open pit mine.
Seiring dengan berkembangnya teknologi pada bidang pemetaan tambang
akan memunculkan inovasi baru yang salah satunya adalah dengan munculnya
fotogrametri dengan Drone. Hal ini tentunya menimbulkan metode pengolahan
yang berbeda dengan pemetaan ukur tanah. Oleh karena itu perlu adanya uji
akurasi fotogrametri. Namun nilai akurasi ketelitian fotogrametri telah ditentukan
oleh Perka BIG Nomor 15 tahun 2014 dengan revisi pada PERBIG Nomor 6 tahun
2018. Aturan tersebut digunakan untuk menguji ketelitian posisi horizontal dan
vertikal.
Penelitian ini menggunakan drone DJI Panthom 4 pro+ V2 dengan
menggunakan Ground Control Point (GCP). Dilakukan uji ketelitian vertikal dan
horizontal dengan ketinggian terbang drone 100m,150m,200m,250m dan 300m.
Hasil yang didapatkan adalah pada seluruh ketinggian terbang yang digunakan
dapat memenuhi CE90 dan LE90 kelas 1 ketelitan hingga skala peta terkecil pada
ketentuan PERKA BIG yaitu 1:1000. Sehingga pemetaan foto udara drone dapat
digunakan sesuai kebutuhan karena telah teruji keakuratannya.
Dengan melihat nilai akurasi hasil dari ketinggian terbang 100 m
menghasilkan Linear Error terkecil yaitu 0,006 m, dan ketinggian terbang 150
meter menghasilkan Circular Error terkecil yaitu 0,001 meter. Oleh karena itu
untuk kebutuhan pemetaan topografi yang detail (skala 1 : 1.000 - 1 : 5.000), sangat
dianjurkan untuk menggunakan GCP yang telah mewakili area peta dan
menggunakan ketinggian terbang 100 m sampai dengan ketinggian 200 m untuk
menghasilkan peta dengan nilai keakurasian yang tinggi.
Selanjutnya dilakukan perbandingan estimasi volume tertambang bulanan
(End of Month) dari hasil surface drone dengan ketinggian 150m dan 200m yang
diambil pada bulan Mei 2022 dan dengan surface Total Station yang diambil pada
Mei 2022. Dengan mengacu pada total volume yang dihasilkan oleh surface Total
Station pada April 2022, didapatkan bahwa selisih volume yang dihasilkan antara
surface Total Station dengan surface drone 150m adalah sebesar sebesar 1,03%.
Sementara selisih antara surface Total Station dengan surface drone dengan
ketinggian terbang 200m adalah sebesar 1,09%. Melihat dari hasil selisih volume
yang didapatkan, penggunaan fungsi pemetaan surface drone masih belum dapat
dijadikan acuan valid tanpa adanya metode pengukuran tanah. Masih banyak
faktor yang mempengaruhi kevalidan data drone. Namun penggunaan drone
terhadap data surface masih dapat digunakan dalam kondisi tertentu misalnya
dalam pengambilan data yang tidak dapat dijangkau oleh manusia dari permukaan
seperti estimasi longsoran dan sebagainya.

Item Type:	Thesis (Diploma)
Divisions:	Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User:	Eny Suparny
Date Deposited:	05 Jan 2023 02:23
Last Modified:	05 Jan 2023 02:23
URI:	http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/32221

Actions (login required)

View Item