NURCAHAYAN, LADEFA LATHIEF (2022) ANALISA LABORATORIUM INJEKSI SURFAKTAN NABATI DARI SODIUM LIGNOSULFONAT (SLS) UNTUK MENINGKATKAN PEROLEHAN MINYAK PADA RESERVOIR BATUPASIR. Diploma thesis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
Text
1. Skripsi Full.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
|
Text
2. Abstrak.pdf Download (101kB) |
|
Text
3. Cover.pdf Download (219kB) |
|
Text
4. Lembar Pengesahan.pdf Download (319kB) |
|
Text
5. Daftar Isi.pdf Download (194kB) |
|
Text
6. Daftar Pustaka.pdf Download (178kB) |
|
Text
6. Daftar Pustaka.pdf Download (178kB) |
Abstract
Pengurasan minyak pada tahap primay dan secondary recovery belum bisa
maksimal dalam meningkatkan recovery factor minyak. Peningkatan tahap lanjut
atau disebut dengan metode enhanced oil recovery (EOR) telah dikembangkan baik
skala mikroskipis atau makroskopis khususnya injeksi surfaktan. Injeksi surfaktan
dilakukan dengan menginjeksikan zat kimia khusus berupa surface active agent
(surfaktan). Yang bertujuan sebagai pengurangan nilai interfacial tension (IFT) dan
wettability alteration. Analisa laboratorium diperlukan untuk meneliti surfaktan
nabati sodium lignosulfonat (SLS) dari kulit biji ketapang sebagai salah satu
surfaktan anionik yang murah dan bio-degradable pada pengurasan tahap lanjut.
Penelitian dilakukan di laboratorium dengan menganalisa minyak dan air
formasi dari Reservoir “LDF” Lapangan “UPN”. Uji aqueous stability, viskositas,
phase behavior dan interfacial tension (IFT) dilakukan pada artificial core dari
pasir kwarsa dengan Mesh 40 dan 50. Pengujian laboratorium menggunakan
beberapa konsentrasi SLS (2%, 4%, 6% dan 8% v/v) serta uji coreflooding dan
soaking SLS selama 1 jam dan 24 jam untuk menghasilkan penambahan nilai RF.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu kenaikan nilai densitas minyak
seiring penambahan SLS dari 0,9108 gr/cc (0% v/v) menjadi 0,91349 gr/cc (6%
v/v). Terbentuknya mikroemulsi winsor tipe II (-) atau fase bawah (bottom phase)
pada miyak, air formasi dan SLS selama uji phase behavior. Penurunan nilai
viskositas minyak secara signifikan terjadi pada kenaikan temperatur dari 30 oC ke
40 oC dengan nilai viskositas awal 10,24 cp menjadi 6,32 cP (6% v/v). Pada uji IFT
terjadi reaksi adsorbsi dengan penurunan nilai IFT dari 40,14 mN/m (0% v/v)
menjadi 22,45 mN/m (6% v/v) pada temperatur 30 oC, dan penurunan nilai IFT dari
32,78 (0% v/v) mN/m menjadi 3,22 mN/m (6% v/v) pada temperatur 70
oC. Pada
konsentrasi 8% v/v mengalami kenaikan IFT saat temperatur mulai lebih dari 40 oC
karena titik CMC telah tercapai. Pada uji IFT didapatkan hasil optimum pada
konsentrasi 6% v/v untuk ditetapkan sebagai nilai CMC sebagai komposisi
surfaktan injeksi pada uji coreflooding.Berdasarkan hasil uji waterflooding,
menaikkan nilai RF menjadi 24,21% untuk artificial core Mesh 40-8 dan 29,41%
untuk artificial core Mesh 50-5. Pada uji injeksi larutan SLS 6% v/v menandakan
adanya penambahan perolehan minyak akibat perubahan karakteristik fluida
reservoir dengan bertambahnya nilai RF menjadi 36,84% (Mesh 40-8) dan 37,65%
(Mesh 50-5). Pada soaking time selama 1 jam menghasilkan penambahan nilai RF
menjadi 43,16% (Mesh 40-8) dan 43,53% (Mesh 50-5). Pada soaking time selama
24 jam menghasilkan penambahan nilai RF menjadi 54,74% (Mesh 40-8) dan
51,76% (Mesh 50-5). Surfaktan SLS ini mampu dalam meningkatkan perolehan
minyak dengan merubah karakteristik fluida pada batuan
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | T Technology > T Technology (General) |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 14 Sep 2022 07:57 |
Last Modified: | 14 Sep 2022 07:57 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/30921 |
Actions (login required)
View Item |