HARTANTI, ANGGRAENI DWI (2012) ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA “SEKATEN” SEBAGAI SIMBOL BUDAYA KRATON YOGYAKARTA DAN MASYARAKAT YOGYAKARTA DALAM WISATA BUDAYA JAWA. Other thesis, UPN "VETERAN" YOGYAKARTA.
Preview |
Text
Abstract.pdf Download (31kB) | Preview |
Abstract
xiii
ABSTRACT
Sekaten
is a religious ceremony, where the gamelan sounded yard of the mosque in
order to enter the mosque to read the two sentences creed.
Sekaten closely related to the
process of Islamization in Java.
Java community would love it by the gamelan Sunan
Kalijaga t
ool was used to broadcast the Islamic religion.Gamelan is used by Sunan Kalijaga
Sekati Kyai named.
The intention is to memperlambangkan Islam.
Once each year at the
Grand Mosque in Maulud held at the initiative of the great sermons Sunan Kalijaga.
Tabligh
is to commemorate the Prophet Muhhamad Maulud Saw
and in that time as the trustees
meetings.Suit the changing times sekaten packaged in such a way as to be interesting people.
This study uses semiotic analysis, is the study of the nature of the existence
of an existing
sign on the lives of people who become part of social life.
The approach taken in this research
using direct observation or observation, which the researchers did not take part in the event or
phenomenon to be observed.
Researchers only focu
s on the semiotic analysis, in which
researchers have linked the symbols, meanings, and messages.
Data collection techniques
used were interviews, observation, documentation.
The study explains that sekaten Ceremony which is held annually in order to welc
ome
the birthday of Prophet Muhammad in which there is a procession or ritual before stepping on
the peak of the Garebeg Maulud.
The procession has significance that contain many messages
to be understood by the palace and the surrounding communities.
Krat
on and Yogyakarta
people still trying to preserve the culture of this nation that is not extinct, and therefore of the
government also seeks to require the implementation of sekaten each community once a year
and was welcomed with joy.Sekaten developments
which later evolved into a celebration of
the Night Market Sekaten (PMPs) from time to time, on the one hand are needed to remain
rooted in the function as a rallying
-
proselytizing giusnya oral bil.
But on the other hand,
Sekaten be able to adapt to the de
velopment of Javanese culture.
It must be admitted that
Sekaten has become an icon of the city.
So, what's shown in this Sekaten 2009 times as much
as possible to reflect the identity and diversity of the people of Yogyakarta, from elements of
culture, rel
igion, until the economy.
xiv
ABSTRAKSI
Sekaten
adalah Suatu upacara keagamaan, dimana gamelan dibunyikan dihalaman
Masjid dengan tujuan agar orang masuk Masjid dengan membaca dua kalimat syahadat.
Sekaten berhubungan erat dengan proses Islamisasi di Jawa. Masyarakat Jawa gemar akan
gamelan maka oleh Sunan Kalijaga Alat itu dipakai untuk menyiarkan agama Islam. Gamelan
yang dipakai itu oleh Sunan Kalijaga diberi nama Kyai Sekati. Adapun maksudnya ada
lah
untuk memperlambangkan agama Islam. Setiap tahun sekali di Masjid Agung yaitu pada
bulan Maulud diadakan tabligh akbar atas prakarsa Sunan Kalijaga. Tabligh ini untuk
memperingati Maulud Nabi Muhhamad S.a.w. dan pada waktu itu sebagai musyawarah para
w
ali. Sesuai perkembangan jaman sekaten dikemas sedemikian rupa hingga dapat menarik
masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotika, merupakan ilmu yang
mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda yang ada pada kehidupan masyarakat
yang menjadi bagian dari kehidupan sosialnya. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah menggunakan observasi atau pengamatan secara langsung, dimana peneliti tidak
ikut mengambil bagian dalam hal atau fenomena yang akan diobservasi. Peneliti h
anya
memusatkan perhatian pada analisis semiotika, dimana peneliti harus mengkaitkan simbol,
makna, dan pesan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah interview, observasi,
dokumentasi.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa sekaten merupakan Upacara Ad
at yang
dilaksanakan setiap satu tahun sekali dalam rangka menyambut hari kelahiran Nabi
Muhammad S.a.w yang didalamnya terdapat prosesi atau ritual terlebih dahulu sebelum
menginjak acara puncak yaitu Garebeg Maulud. Prosesi tersebut memiliki makna tersen
diri
yang mengandung banyak pesan untuk dipahami oleh pihak Kraton maupun masyarakat
sekitar. Kraton dan masyarakat Yogyakarta berusaha untuk tetap melestarikan kebudayaan
bangsa ini agar tidak punah, oleh karena itu dari pihak pemerintah pun berupaya untu
k
mewajibkan penyelenggaraan sekaten tiap setahun sekali dan masyarakat pun menyambut
dengan suka cita.
perkembangan Sekaten yang kemudian berkembang menjadi Pasar Malam
Perayaan Sekaten (PMPS) dari waktu ke waktu, di satu sisi perlu diupayakan tetap berak
ar
pada fungsi reli
-
giusnya sebagai da’wah bil lisan. Tetapi di sisi lain, Sekaten harus mampu
beradaptasi dengan perk
embangan budaya masyarakat Jawa.
Harus diakui bahwa Sekaten
telah menjadi ikon Kota Yogyakarta. Maka, apa yang ditampilkan dalam Sekaten 2
009 kali
ini semaksimal mungkin harus mencerminkan identitas dan keberagaman masyarakat
Yogyakarta, dari unsur budaya, religi, sampai ekonomi.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjek: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Depositing User: | Muji Isambina |
Date Deposited: | 02 Jun 2016 04:36 |
Last Modified: | 02 Jun 2016 04:36 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/2874 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |