ARFIANTO, SHANIA AUFA CALYA (2022) ANALISIS KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN METODE KESETIMBANGAN BATAS PADA TAMBANG ANDESIT DESA MOJOKERTO, KEC. PADANG RATU, KAB. LAMPUNG TENGAH, PROVINSI LAMPUNG. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
Preview |
Text
COVER_SHANIA AUFA CALYA ARFIANTO.pdf Download (136kB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR ISI_SHANIA AUFA CALYA ARFIANTO.pdf Download (79kB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR PUSTAKA_SHANIA AUFA CALYA ARFIANTO.pdf Download (10kB) | Preview |
Preview |
Text
HALAMAN PENGESAHAN_SHANIA AUFA CALYA ARFIANTO -3.pdf Download (192kB) | Preview |
Preview |
Text
RINGKASAN_SHANIA AUFA CALYA ARFIANTO.pdf Download (79kB) | Preview |
![[thumbnail of DRAFT-SKRIPSI-SHANIA-AUFA-CALYA-ARFIANTO-.pdf]](http://eprints.upnyk.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text
DRAFT-SKRIPSI-SHANIA-AUFA-CALYA-ARFIANTO-.pdf Restricted to Repository staff only Download (6MB) |
Abstract
RINGKASAN
Penelitian dilakukan di PT Hulu Batu Perkasa Site Desa Mojokerto,
Kecamatan Padang Ratu, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung yang
menggunakan sistem tambang terbuka. Lereng yang terbentuk sekarang memiliki
tinggi lereng tunggal 15 m sampai 36 m dengan sudut kemiringan 76° sampai 87°
dan tinggi lereng keseluruhan 75 m. Lereng aktual tersebut belum diketahui
kestabilannya dan perlu dianalisis untuk mencegah terjadinya bahaya longsor yang
dapat mengganggu aktivitas penambangan. Selain menganalisis lereng aktual
tersebut, dilakukan usulan untuk mendapatkan geometri lereng yang optimal saat
kondisi produksi maupun akhir.
Penyelesaian dari penelitian ini adalah melakukan observasi lapangan untuk
mendapatkan data bidang diskontinu serta mengambil sampel batuan untuk
dilakukan pengujian sifat fisik dan mekanik di laboratorium. Setelah itu dilakukan
analisis kinematika untuk mengetahui jenis potensi longsor, sedangkan untuk
mengetahui kestabilan lereng digunakan metode kesetimbangan batas.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat potensi longsor
bidang pada lereng sektor A, sedangkan potensi longsor baji pada lereng sektor B.
Pada tiap lereng tunggal sektor B adalah memenuhi kriteria dapat diterima,
sedangkan pada sektor A untuk lereng tunggal 2 dan 3 memenuhi kriteria dapat
diterima, namun lereng tunggal 1 tidak memenuhi kriteria dapat diterima karena
besarnya nilai faktor keamanan adalah 1,09.
Geometri lereng yang diusulkan adalah lereng dengan tinggi keseluruhan 75 m
(7 lereng tunggal dengan tinggi 10 m dan 1 lereng tunggal dengan tinggi 5 m). Pada
lereng kondisi produksi lebar jenjang diusulkan 7 m dengan membuat satu working
bench sebesar 25 m, sedangkan besarnya sudut kemiringan untuk lereng tunggal
adalah 90° (FK 2,75 dan PL 0,1% untuk potensi longsor bidang sedangkan FK 8,29
dan PL 0% untuk potensi longsor baji) dan lereng keseluruhan 49° (FK 1,54 dan
PL 3,3% untuk potensi longsor bidang sedangkan FK 15,5 dan PL 0% untuk potensi
longsor baji). Pada lereng akhir lebar jenjang diusulkan 4 m, sedangkan besarnya
sudut kemiringan untuk potensi longsor bidang diusulkan pada lereng tunggal 65°
(FK 4 dan PL 0%) dan lereng keseluruhan 50° (FK 1,41 dan PL 3,7%). Adapun
untuk lereng dengan potensi longsor baji diusulkan sudut kemiringan untuk lereng
tunggal 90° (FK 8,29 dan PL 0%) dan lereng keseluruhan 70° (FK 2,91 dan PL
0%).
.SUMMARY
The research was conducted at PT Hulu Batu Perkasa Site Mojokerto Village,
Padang Ratu Subdistrict, Central Lampung Regency, Lampung Province which
used an open-pit mining system. The slopes formed had a single slope with height
ranged from 15 m to 36 m and a slope angle from 76° to 87° and an overall slope
with a height of 75 m. The actual slope’s stability was not yet known and further
analysis was needed to prevent failure potential that could disrupt mining activities.
Apart from the analysis of the actual slope, another suggestions were made to
obtain optimal slope geometry during production and final conditions.
The finishing of this research was to conduct field observations to obtain
discontinuity data and took rock samples for physical and mechanical properties
test in the laboratory. Kinematic analysis then conducted to found out failure
potential type used to find the stability of the slope with limit equilibrium methods.
Based on the research that had been done, there was potential for plane
failure on the slopes of sector A, while potential for wedge failure occur on the
slopes of sector B. Every single slope on sector B met the acceptance criteria. On
the other hand, single slope 2 and 3 on sector A met the acceptance criteria, but
single slope 1 did not because the safety factor value was 1.09.
The suggested slope geometry was a slope with an overall height of 75 m
(7 single slopes with a height of 10 m and 1 single slope with a height of 5 m). With
the slope on production condition, the suggested level width was 7 m by making one
working bench of 25 m wide, while the slope angle for a single slope was 90° (FS
2.75 and PF 0.1% for plane failure potential while FS 8.29 and PF 0% for wedge
failure potential) and overall slopes was 49° (FS 1.54 and PF 3.3% for plane failure
potential while FS 15.5 and PF 0% for wedge failure potential). On the final slope,
the suggested level width was 4 m, while the suggested slope angle for the potential
plane failure was 65° on a single slope (FS 4 and PF 0%) and was 50° on the
overall slope (FS 1.41 and PF 3.7%). As for slopes with wedge failure potential,
the suggested slope angles were 90° for single slopes (FS 8.29 and PF 0%) and 70°
for overall slopes (FS 2.91 and PF 0%).
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | mencegah terjadinya bahaya longsor yang |
| Subjects: | T Technology > T Technology (General) |
| Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
| Depositing User: | Eko Yuli |
| Date Deposited: | 02 Mar 2022 03:44 |
| Last Modified: | 12 Aug 2022 07:46 |
| URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/28554 |
Actions (login required)
 |
View Item |