“Analisis Semiotika Pesan Sosial Pada Lukisan Mural Di Jembatan Layang Lempuyangan Yogyakarta”.

Pungkasjati, Devi Ardyend (2012) “Analisis Semiotika Pesan Sosial Pada Lukisan Mural Di Jembatan Layang Lempuyangan Yogyakarta”. Other thesis, UPN "VETERAN" YOGYAKARTA.

[thumbnail of ABSTRAK.pdf]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (32kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Analisis Se
miotika Pesan Sosial Pada Lukisan
Mural Di Jembatan Layang Lempuyanga
n Yogyakarta”. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui bagaimana makna pesan
sosial, menafsirkan ide dari pelukis
mural mengenai pesan sosial yang terk
andung dan untuk memperoleh penjelasan
bagaimana cara pesan-pesan disampaikan me
lalui lukisan Mural yang ada di Kota
Yogyakarta. Metode peneli
tian yang digunakan adalah me
tode peneitian kualitatif
dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes
yang mempunyai konsep
tanda konotatif tidak sekedar memiliki
makna tambahan namun juga mengandung
kedua bagian tanda denotatif yang
melandasi keberadaannya untuk mengkaji
tanda-tanda dan simbol dalam sebuah
lukisan mural. Analisa data dalam
penelitian ini berupa penjelasan deskri
ptif yang bersifat eksploratif untuk
menggambarkan dan menjelaskan suatu
fenomena. Uji validitas data yang
digunakan adalah formula dari Andrik Purwarsito yaitu siapa komunikator,
konteks fisik dan sosial, stuktur tanda dan tanda lain,
Intertekstualitas,
dan
Intersubyektivitas
. Berdasarkan hasil penelitian
dan analisa semiotika yang telah
dilakukan, maka di dapatkan lukisan mura
l yang berada di bawah jembatan layang
Lempuyangan Yogyakarta mempunyai makna
kritik dan saran yang disampaikan
oleh komunikator melalui media lukisan
di dinding publik atau mural. Bentuk
kritik ini meliputi konteks pesan
sosial budaya seni antara lain,
“Cerita Rakyat
Yang Dilupakan”(Legenda Jaka Tarub)
,
“Wayang Yang Mulai Pudar”(Wayang
Sultan Agung vs Jan Pieterzoon Co
en), dan “Ramayana Yang Mulai Di
Tinggalkan”(Legenda Ramayana)
makna yang terkandung dalam lukisan tersebut
adalah seruan atau ajakan supaya para ge
nerasi muda saat in
i untuk melestarikan,
menjaga, dan menghargai budaya seni tradisi. Lukisan mural dalam konteks pesan
sosial politik meliputi antara lain, lukisan mural bergambar tokoh wayang
punokawan yang memakai jas beserta dasinya dengan teks
“Tikus Mati Ing
Lumbung” dan “Aja Adol Negara”
merupakan sebuah seruan dan sindiran kepada
pemerintah ataupun pihak yang terkait
tentang permasalahan yang mencekam
bangsa
Indonesia. Sedangkan lukisan mural bergambar wayang Brayut dengan
teks
“Eling Lan Waspodo dan Ngemong L
an Dadi Tulodho Sing Becik”
,
merupakan seruan dan sindiran kepada pemerintah tentang
Figur Pemimpin Yang
Baik bertanggung jawab. Lukisan mural
dalam konteks pesan sosial lingkungan
hidup yang bergambar
“Pemandangan Alam”
merupakan ajakan kepada
masyarakat untuk selalu menjaga dan me
melihara lingkungan hidup di perkotaan.
ABSTRACT
This research entitled “Analysis of
Semiotics About So
cial Messages on
the painting of the Mura
l Under the Lempuyangan fl
yover of Yogyakarta”. This
research aims to find out how social me
ssages, interpreting the idea of mural
painters about social messages contai
ned and to obtain an explanation how
messages delivered through the painting of th
e Mural is in the ci
ty of Yogyakarta.
The research method used is the quali
tative research methods by using the
analysis of semiotics Roland Barthes has
the concept of a sign of connotative not
only have additional meanings but also contains both parts sign in denotative
informing its existence to assess the signs
and symbols in a mural painting. Data
analysis in this research include a descri
ptive explanation of e
xploratory nature to
describe and explain the phenomenon. Test
the validity of the data used are the
formula of Andrik Purwarsito, who cont
ext communicators, physical and social
structure, signs and other marks,
Intertekstualitas
, and
Intersubyektivitas
. Based
on the resu lts of research and analysis of semiotics th
at has been done, then the
mural paintings in the get under the Lempuyangan flyover Yogyakarta has the
meaning of criticisms and suggestions
the delivered by communicators through
the medium of painting on the walls of pub
lic or murals. This form of criticism
include context message socio-cu
ltural arts among other things,
“The Folklore of
The Forgotten (The Legend of Jaka Tarub),
“Puppets That Start to Fade”
(Puppet Sultan Agung vs. Jan Pieterzoon Coen),
and “
The Ramayana Which
started at the Left” (T
he Legend of Ramayana)
meaning contained in these
paintings is the rallying cry or call so that the younger generation nowadays to
preserve, maintain, and appreciate the cult
ural art traditions. The mural paintings
in the context of socio-political messages include, among others, the painting of
the mural depicts a figure puppet of punoka
wan who wears a su
it and their tie
with the text
“Tikus Mati Ing Lumbung”
and
“Aja Adol Negara”
is a rallying cry
and satire to the Government or related
parties about problems that gripped the
Indonesian nation. While painting a mural de
picts a puppet of Brayut with the text
“Eling Lan Waspodo dan Ngemong Lan Dadi Tulodho Sing Becik”
,”is the
rallying cry and satire to the Government
about the figure of the good leader
responsible. The mural paintings in the
context of social messaging environment
depicts the
“Pemandangan Alam”
are an invitation to the public to always keep
and maintain the living environment in urban areas.

Item Type: Thesis (Other)
Subjek: H Social Sciences > HE Transportation and Communications
Depositing User: Muji Isambina
Date Deposited: 02 Jun 2016 02:59
Last Modified: 02 Jun 2016 02:59
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/2845

Actions (login required)

View Item View Item