Pemodelan Sumur “Horizontal Bersegmen” Pada Reservoir Dengan Bottomwater Menggunakan Simulator Numerik

Pamungkas, Joko and Kurnia Permadi, Asep and Permadi, Pudji (2001) Pemodelan Sumur “Horizontal Bersegmen” Pada Reservoir Dengan Bottomwater Menggunakan Simulator Numerik. In: Proceeding : Simposium Nasional IATMI 2001 Visi dan strategi industri migas Nasional memasuki abad 21 "Peranan teknologi manajemen informasi dan pemberdayaan masyarakat daerah untuk meningkatkan produksi migas Nasional, 3-5 Oktober 2001, Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Cover Proceeding IATMI 2001.pdf

Download (264kB) | Preview
[img]
Preview
Text
PAPER IATMI 2001-49.pdf

Download (361kB) | Preview

Abstract

Sebagai akibat operasional pemboran atau terbatasnya informasi reservoir dengan beberapa alasan, sumur horizontal kadang menembus daerah dekat WOC, kemudian mendatar, lalu naik mengarah ke puncak formasi, dan kemudian mendatar lagi. Dengan demikian, trayek pemboran mempunyai segmen-segmen mendatar di bawah, miring, dan mendatar di atas (“horizontal bersegmen”). Karena bentuk sumur horizontal yang bersegmen tersebut, maka dalam studi simulasi numerik diperlukan teknik pemakaian grid yang khusus agar dapat menggambarkan aliran menuju lubang sumur (inflow) dengan baik dan benar. Misalnya, berbeda dari pemodelan sumur “horizontal sempurna” dimana perubahan saturasi air terutama terjadi pada arah vertikal, sistem grid untuk pemodelan sumur “horizontal bersegmen” harus dapat menggambarkan perubahan saturasi baik pada arah vertikal maupun arah horizontal. Tulisan ini menyajikan cara implementasi sistem grid yang ada dalam literatur untuk mempelajari perilaku sumur “horizontal bersegmen” dengan berbagai strategi komplesi. Strategi komplesi ini meliputi kasus-kasus: a) jika semua segmen lubang dibuka (1/1), b) jika segmen miring dan segmen mendatar di atas dibuka (2/3), dan c) jika hanya setengah dari panjang total yang dibuka (1/2). Sistem grid yang digunakan adalah kombinasi sistem grid kartesian dan logaritmik. Sistem grid kartesian digunakan untuk reservoir, sedangkan penghalusan grid setempat (local grid refinement) yang merupakan kombinasi antara sistem grid kartesian dan logaritmik digunakan untuk daerah di sekitar sumur. Hasil simulasi dalam studi ini sangat menarik dan menunjukkan bahwa perilaku produksi sumur “horizontal bersegmen” tidak selalu lebih buruk dari sumur “horizontal sempurna.” Misalnya, pada kasus perbandingan viskositas minyak-air sama dengan 20 dan laju produksi fluida 4000 stb/d, faktor perolehan (recovery factor) sumur “horizontal bersegmen” dengan strategi komplesi 1/1 lebih besar sekitar 6.5% dari sumur “horizontal sempurna.” Bahkan pada kasus tersebut dengan laju produksi fluida 8000 stb/d faktor perolehan untuk semua sumur “horizontal bersegmen” (komplesi 1/1, 2/3 dan 1/2) selalu lebih besar dari sumur “horizontal sempurna.”

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Subjects: T Technology > T Technology (General)
T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Ir,MT,IPM Joko Pamungkas
Date Deposited: 23 Sep 2016 01:55
Last Modified: 24 Oct 2017 04:55
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/2760

Actions (login required)

View Item View Item