A. FAUTNGIL, FARAUK (2020) ANALISIS GEOKIMIA EVALUASI POTENSI BATUAN INDUK “PRA TERSIER” DAN PEMODELAN CEKUNGAN DILAPANGAN ‘FOX’CEKUNGAN SALAWATI PAPUA BARAT. Masters thesis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
|
Text
4. JUDUL.pdf Download (165kB) | Preview |
|
|
Text
3. SARI.pdf Download (181kB) | Preview |
|
|
Text
5. DAFTAR ISI.pdf Download (218kB) | Preview |
|
|
Text
6. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (149kB) | Preview |
|
Text
1. THESIS FARAUK F. ST.MT..pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
||
|
Text
2. LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (634kB) | Preview |
Abstract
Secara administratif daerah penelitian pada lapangan ‘FOX’ terletak pada zona Indonesia bagian timur, tepatnya Kepala Burung, Provinsi Papua Barat. Lokasi ini termasuk dalamcekungan Salawati yang merupakan milik PT. PHE Pertamina Hulu EnergiPemodelan korelasi geokimia adalah perbandingan dua atau lebih sampel/conto berdasarkan properti dari sampel –sampel tersebut. Sistem petroleum korelasi bertujuan untuk menentukan hubungan genetis antara kelompok sampel minyak dan perkiraan batuan induk (perkiraan). Hasil korelasi yang positif (batuan induk dan minyak cocok secara genetis) merupakan sebuah konfirmasi atas konsep –konsep yang diujikan. Berdasarkan analisis evaluasi potensi batuan induk yang kemudian dikorelasikan antara persentase pembagian lapisan dengan kedalaman didapatkan hasil pada formasi Kembelangan (Jura -Kapur) menghasilkan data kerogen tipe III dan IV yang menghasilkan hidrokarbon gas (gas prone) dan memiliki tingkat kematangan Early Oil –Main Oil, serta pada formasi Aifam –Formasi Tipuma (Permian –Trias) menghasilkan data kerogen tipe III yang menghasilkan hidrokarbon gas (gas prone) dan memiliki tingkat kematangan Early Oil –Late Oil. Lapisan ini berpotensi menjadi batuan induk. Berdasarkan Hasil analisis sejarah penimbunan dan VR pada masing-masing sumur, didapat sejarah pengendapan pada sumur FOX-1 formasi Aifam terendapkan dengan kecepatan pengendapannya relatif cepat (Perm, 290 -250 juta tahun) yang menghasilkan ketebalan 3266 kaki, formasi Tipuma yang terendapkan dengan kecepatan pengendapan yg relatif sangat lambat atau non-depotitional (Trias, 245 –208 juta tahun) yang menghasilkan ketebalan 711 kaki, kelompok Kembelangan yang diendapkan dengan kecepatan pengendapan pengendapan relatif konstan atau normal (Jura, 144 –65,5 juta tahun) menghasilkan ketebalan 4619 kaki, dan formasi Faumai –Formasi Klasaman yang merupakan endapan Tersier diendapkan dengan kecepatan relatif konstan atau normal (Pliosen –Resen, 65 juta –2,6 tahun) dengan total ketebalan 5943 kaki. Berdasarkan hasil analisis sejarah penimbunan dapat ditentukan tingkat kematanganyang antara lain pada sumur FOX-1 di kedalaman 6900 kaki masih dalam zona Immature dan pada kedalaman 7220 kaki mulai memasuki zona Early Oil hingga Main Oil, sumur FOX-2 di kedalaman 7226 kaki merupakan zona Late Oil, sumur FOX-3 di kedalaman 7550 kaki merupakan zona Early Oil, sumur FOX-4 di kedalaman 8260 kaki masih dalam zona Immature dan pada kedalaman 11400 kaki mulai memasuki zona Main Oil, dan sumur FOX-5 di kedalaman 8310 kaki merupakan zona Immature dan pada kedalaman 11000 kaki telah memasuki zona Early Oil hingga Main Oil. Kata kunci :Analisis Permodelan, Batuan IndukPratersier, Geokimia, Geolog
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kata kunci :Analisis Permodelan, Batuan IndukPratersier, Geokimia, Geolog |
Subjects: | Q Science > Q Science (General) Q Science > QE Geology |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 19 Feb 2021 08:09 |
Last Modified: | 25 Apr 2021 22:11 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/24741 |
Actions (login required)
View Item |