Siyadi, Agus (2012) LATAR BELAKANG PERANG SIPIL DI LIBYA TAHUN 2011. Other thesis, UPN "VETERAN" YOGYAKARTA.
| Preview | Text RESUME.pdf Download (11kB) | Preview | 
Abstract
RESUME 
     Melalui  uraian  pembahasan  bab-bab  sebelumnya  maka  
dapat disimpulkan bahwa krisis Libya 
tahun 2011 atau yang 
dikenal  dengan  perang  sipil  Libya  tahun  2011  merupakan  
salah  satu  revolusi  sosial-politik  yang  terjadi  di  
Jazirah Arab bersama-sama dengan Tunisia dan Mesir. Kasus 
ini bukan terjadi secara eforia, yaitu adanya dependensi 
antara negara dengan negara lain
 pada satu kawasan yang 
sama,  namun  dilatarbelakangi  oleh  berbagai  problematika  
yang kompleks. 
      Berdasar  pada  penelitian  ini  dapat  diketahui  bahwa  
terjadinya  krisis  Libya  tahun  2011  ternyata  tidak  lepas  
dari faktor kepemimpinan dan posisi yang paling rasional 
sebagai   “stakeholder”   pemerintah,   sekaligus   pembuat   
kebijakan  tertinggi  di  Libya,  yaitu  presiden.  Dalam  
sepanjang  sejarah  pemerintahan  Libya  sistem  perimbangan  
kekuasaan di negara ini di 
dominasi oleh bidang eksekutif 
saja,  sedangkan  lembaga  legislatif  dan  eksekutif  tidak  
lepas dari pengaruh eksekutif (presiden). 
     Dalam  sepanjang  pemerintahan  Libya  rezim  Moamar  
Khadafi begitu mendominasi pemerinatah. Ini salah satunya 
diwujudkan  melalui  manipulasi  pada  pemilu-pemilu  untuk  
melanggengkan  ‘status  quonya’.  Keberadaan  masyarakat  
Libya  dan  elemen-elemen  pendukungnya  yang  sebenarnya  
dapat  menjadi  kontrol  pemerintah  mengalami  kebuntuan  
fungsi karena sistem pemerintahan yang dijalankan secara 
tertutup dengan ‘tangan besi’ (otoriter). 
     Pada   tahun   2011   kondisi   sosial-politik   Libya   
mengalami  destabilisasi  yang  berujung  pada  terjadinya  
krisis yang dikenal dengan peran
g sipil Libya tahun 2011. 
Kasus  ini  menimbulkan  kerugian  perekonomian  serius  bagi  
Libya,  selian  itu,  krisis  Libya  tahun  2011  juga  
menyebabkan  korban  jiwa,  baik  dari  pihak  pemerintah  
ataupun kelompok demonstran anti pemerintah yang kemudian 
berujung pada jatuhnya rezim Moamar Khadafi. 
     Penyebab perang sipil di Libya ternyata tidak hanya 
semata-mata dipengaruhi oleh percaturan politik regional 
yang berubah karena hal yang sama juga terjadi di negara 
lainnya  di  kawasan  yang  sama,  seperti  halnya  Tunisia  
ataupun   Mesir.   Penulis   dapat   menyimpulkan   melalui   
penelitian  ini  bahwa  terjadinya  krisis  Libya  tahun  2011  
tidak  lepas  dari  faktor  “track  record”  Moamar  Khadafi  
sebagai  figur  yang  menjalankan  sistem  politik  dan  
pemerintahan  secara  otoriter  yang  pada  akhirnya  tidak  
dapat diterima oleh masyarakat Libya sendiri. 
      Dalam  sepanjang  pemerintahannya  Khadafi  juga  kerap  
kali menjalankan manipulasi-manipulasi politik yang pada 
akhirnya  berujung  pada  kegagalan  dalam  mengendalikan  
situasi keamanan pada tahun 2011 akibat terjadinya perang 
sipil di negara ini. Pada akhirn
ya Khadafi terbunuh dalam 
konflik  akibat  serangan  yang  dialncarkan  oleh  pihak  
pemberontak (oposisi Libya). 
     Faktor  lainnya  yang  menyebabkan  perang  sipil  di  
Libya  adalah  kegagalan  Khadafi  dalam  membangun  kemajuan  
perekonomian  secara  merata  atau  kemajuan  perekonomian  
yang  dicapai  Libya  selama  ini  hanya  dapat  dinikmati  
beberapa golongan saja, yaitu kelompok yang dekat dengan 
pemerintahan. 
     Pada  tahun  2010  beberapa  bulan  menjelang  konflik  
kondisi perekonomian nasional mengalami beberapa masalah, 
yaitu  tingginya  tingkat  pengangguran  dan  terjadinya  
inflasi dan meningkatnya harga-harga kebutuhan dasar yang 
menyebabkan  sebagian  besar  masyarakat  Libya  menilai  
pemerintah Libya telah gagal membangun kesejahteraan pada 
masyarakatnya. 
      Kemudian faktor selanjutnya, sekaligus faktor yang 
paling  dominan  yang  menyebabkan  terjadinya  perang  sipil  
di  Libya  adalah  karena  munculnya  pengaruh  nilai-nilai  
internasional yang mengusung penegakan hak asasi manusia 
(HAM) dan demokrasi. Faham inilah yang mendorong sebagian 
masyarakat Libya, khususnya kelompok masyarakat yang anti 
pemerintahan  Khadafi  untuk  memperjuangkan  hak-haknya  
dalam melawan pemerintah yang dianggap otoriter.  
Kemudian  faktor  eksternal  yang  terakhir  adalah  
adanya  pengaruh  dari  media  asing  di  Libya.  Keberadaan  
media  asing  menjadi  begitu  penting  untuk  mempengaruhi  
basis  masa,  dimana  pada  era  globalisasi  teknologi  
informasi dan komunikasi menunjukkan kemajuan yang sulit 
dikontrol  oleh  pemerintah.    Dengan  demikian  maka  dapat  
dibuktikan   tentang   faktor-faktor   yang   menyebabkan   
terjadinya perang sipil di Libya tahun 2011.
| Item Type: | Thesis (Other) | 
|---|---|
| Subjek: | J Political Science > JK Political institutions (United States) | 
| Depositing User: | Muji Isambina | 
| Date Deposited: | 20 May 2016 05:50 | 
| Last Modified: | 20 May 2016 05:50 | 
| URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/1929 | 
Actions (login required)
|  | View Item |