RATU, YUSTIKA (2022) PENENTUAN FAKTOR KOREKSI OIL LOSSES PADA SEGMENT IIIA PADA JALUR PENGIRIMAN MINYAK DI SUMATERA SELATAN. Other thesis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
Preview |
Text
2. Cover.pdf Download (104kB) | Preview |
Preview |
Text
3. Cover Pengesahan.pdf Download (195kB) | Preview |
Preview |
Text
4. Ringkasan.pdf Download (287kB) | Preview |
Preview |
Text
5. Daftar Isi.pdf Download (112kB) | Preview |
Text
1.-Skripsi-Yustika-Ratu.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) |
|
Text
DAFTAR_PUSTAKA.PDF Download (113kB) |
Abstract
RINGKASAN
Produksi minyak dari Jalur Limau adalah berasal dari PT. Pertamina EP
Asset II dan beberapa Mitra Usaha (shipper) yaitu “Jeruk”, KSO Tiara “Leci”, SP
“Anggur”, Field Limau, dan KSO Indospec “Salak”. Dalam proses pengiriman
minyak mentah oleh 5 shipper tersebut menggunakan pipa salur bersama, sebagai
akibat sistem pengiriman dengan menggunakan pipa salur yang sama tersebut,
timbul permasalahan yaitu adanya kehilangan minyak (oil losses) antara Stasiun
Pengumpul (SP) sebagai titik kirim dengan Pusat Pengumpul Produksi (PPP)
sebagai titik terima. Terjadinya kehilangan minyak menimbulkan permasalahan
antara mitra kerja tersebut karena masing-masing mitra tidak ingin mengalami
kerugian dengan adanya kehilangan minyak sehingga dilakukan perhitungan oil
losses untuk mengetahui darimana kehilangan minyak tersebut terjadi.
Perhitungan Losses didasarkan atas faktor Penyusutan (shrinkage), Emulsi
dan Penguapan (Flash). Perhitungan losses akibat penyusutan di hitung
berdasarkan adanya perbedaan densitas dari minyak yang bercampur dan densitas
sampel dari setiap titik sampling, karena terdapat selisih antara densitas keduanya
sehingga di simpulkan bahwa terdapat losses di setiap shipper. Kita dapat
menghitung nilai losses dengan memasukan data actual yang didapatkan sesuai
kondisi produksi lapangan yang terjadi, dan mendapatkan nilai shrinkage total dan
individu di system jaringan pemipaan. Emulsi terjadi karena air yang masih terdapat
dalam minyak, untuk itu kita menghitung emulsi berdasarkan nilai BS&W dan SG
dari setiap Shipper yang kemudian ditambahkan dengan air formasinya sampai
emulsi itu stabil (tidak terjadi perubahan nilai emulsi dengan adanya penambahan
air formasi). Penguapan akan terjadi apabila suhu minyak sudah mencapai titik
didihnya. Indikasi adanya penguapan ditunjukkan dengan nilai fraksi uap (nv)
fluida. Jika nv = 0, artinya fluida dalam fasa cair, kika nv = 1, artinya fluida dalam
fasa uap (gas), sedangkan jika nilai nv diantara 0 dan 1 (0<nv<1), maka fluida dalam
fasa campuran cair-uap (sebagian komponen ringan yang menguap).
Dari ketiga factor di atas yang menyebabkan losses adalah factor
penyusutan, dimana nilai losses yang terjadi pada SPU “Bali” sebesar 0,087 % atau
1.30 BOPD, sedangkan total penyusutan di sistem jaringan pemipaan jalur Limau
adalah sebesar 0.053 % atau sekitar 6.59 BPOD. Untuk Emulsi tidak menyebabkan
losses karena apabila air dicampur dalam minyak. Dari hasil uji laboratorium
menunjukkan bahwa minyak Field Limau setelah dilakukan percobaan berada pada
BS&W 0,0% vol dan SG 0,9028, sehingga koreksi BS&W untuk minyak ini adalah
0,0% vol.. Penguapan juga tidak menyebabkan adanya kehilangan minyak (losses)
karena penguapan akan terjadi apabila suhu minyak sudah mencapai titik didihnya.
Minyak di sini tidak akan mendidih pada suhu lapangan (ambient) sehingga tidak
terjadi losses akibat penguapan. Di sini kita tidak menghitung titik didih dari
minyak namun kita menghitung nilai dari fraksi uap setiap shipper, dimana indikasi
adanya penguapan ditunjukkan dari nilai fraksi uap (nv) fluida.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Basir Umaryadi |
Date Deposited: | 27 Nov 2018 03:33 |
Last Modified: | 03 Oct 2022 03:55 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/17433 |
Actions (login required)
View Item |