WIDODO, ALWI HERDIAN (2018) GEOLOGI DAN KAJIAN KESTABILAN LERENG BERDASARKAN DATA GEOLOGI TEKNIK PADA LERENG TAMBANG TERBUKA PT RIUNG MITRA LESTARI SITE KRASSI, SEMBAKUNG-NUNUKAN, KALIMANTAN UTARA. Other thesis, Univesitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (111kB) | Preview |
|
|
Text
COVER.pdf Download (120kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (128kB) | Preview |
|
|
Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Salah satu potensi bahaya yang umum dan sering dihadapi pada tambang batubara terbuka adalah bahaya kelongsoran lereng, baik dalam skala lokal, atau dalam ukuran yang lebih besar, bahkan dalam skala keseluruhan. Sedangkan, desain kemiringan lereng suatu bukaan tambang secara langsung berpengaruh pada keekonomian proyek penambangan tersebut. Oleh sebab itu, desain lereng bukaan tambang sebisa mungkin harus dibuat dengan kemiringan lereng securam mungkin, namun harus cukup stabil. Sehingga kegiatan produksi, alat tambang, dan manusia terhindar dari bahaya longsor. Daerah penilitian merupakan daerah PKP2B PT Mandiri Inti Perkasa, pada Area Pit Krassi, yang dikelolah oleh kontraktor pertambangan PT Riung Mitra Lestari secara administratif terletak pada S. Krassi, Kec. Sembakung, Kab. Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Luas daerah penelitian adalah 1 km x 1 km terletak pada koordinat UTM 525700mT – 526700mT dan 403100mU – 404100mU. Evaluasi kestabilan lereng pada daerah penelitian dilakukan dengan 5 analisis, yakni analisis kestabilan lereng tunggal, analisis kestabilan lereng aktual, evaluasi desain final, evaluasi lereng keseluruhan dengan variasi geometri nilai FK 1,5 dan upaya peningkatan kestabilan lereng desain final yang tidak stabil. Pada penelitian ini, analisis kestabilan lereng dilakukan dengan menggunakan kriteria runtuh Mohr-Coulomb. Geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi 2 bentukasal dan 3 bentuklahan, yakni bentukasal fluvial dengan bentuklahan rawa (F1) dan bentukasal Antropogenik dengan bentuklahan area tambang (H1) dan bentuklahan sump (H2). Stratigrafi daerah penelitian termasuk dalam Cekungan Tarakan dengan Subcekungan Tidung yang terdiri 3 satuan batuan, dari tua ke muda yakni Satuan batulempung Tabul pada Lower Delta Plain (Miosen Akhir), Satuan batulempung-karbonatan Tabul pada Lower Delta Plain (Miosen Akhir), dan Satuan endapan alluvial (Holosen) diendapkan secara tidak selaras diatas Satuan batulempung-karbonatan dengan pengendapan darat. Berdasarkan hasil analisis kestabilan lereng tunggal, disimpulkan sudut optimal yang dapat dibentuk adalah 61o dengan ketinggian 10 meter. Berdasarkan hasil analisis kestabilan lereng aktual 24 agustus 2017 termasuk dalam klasifikasi Aman dalam kondisi litologi keadaan jenuh air dengan nilai FK 1,679. Berdasarkan hasil analisis kestabilan lereng desain final termasuk dalam klasifikasi kritis dalam kondisi litologi keadaan jenuh air dengan nilai FK 1,350. Berdasarkan hasil evaluasi lereng keseluruhan dengan variasi geometri nilai FK 1,5 dalam kondisi litologi keadaan jenuh air didapatkan tinggi lereng 20 meter memiliki sudut optimum 60o, tinggi lereng 30 meter memiliki sudut optimum 45o, tinggi lereng 40 meter memiliki sudut optimum 31o, tinggi lereng 50 meter memiliki sudut optimum 27o, dan tinggi lereng 60 meter memiliki sudut optimum 21o. Dan upaya peningkatan kesatbilan lereng desain final yang tidak stabil pada desain final dilakukan menggunakan 2 metode rekomendasi, yaitu pelandaian lereng sehingga nilai FK menjadi 1,558, dan dewatering penurunan MAT -10m sehingga nilai FK menjadi 1,619. Kata Kunci: Kestabilan lereng, Mohr-Coulomb, evaluasi lereng keseluruhan, upaya peningkatan kestabilan lereng
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Subjects: | Q Science > QE Geology |
| Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
| Depositing User: | Eny Suparny |
| Date Deposited: | 24 Jul 2018 03:09 |
| Last Modified: | 24 Jul 2018 03:09 |
| URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/15816 |
Actions (login required)
 |
View Item |