Zadrach Rumbewas, Andrew Berryl Brand (2018) FASIES BATUBARA BERDASARKAN KARAKTERISTIK MASERAL PADA FORMASI MUARA ENIM DI DESA AMPELU KECAMATAN MUARA TAMBESI KABUPATEN BATANG HARI PROVINSI JAMBI. Masters thesis, Univesitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
Preview |
Text
ABSTRAK.pdf Download (163kB) | Preview |
Preview |
Text
COVER.pdf Download (147kB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (173kB) | Preview |
Preview |
Text
LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (70kB) | Preview |
Abstract
Lokasi penelitian secara administratif terletak di Desa Ampelu, Kecamatan Muara
Tambesi, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi. Secara geografis daerah
penelitian berada pada 103º 06’ 48,06” - 103º 06’ 59,00” BT dan -1º 46’ 30,00”-1º
48’ 15,00” LS. Studi penentuan fasies batubara Formasi Muara Enim pada daerah
penelitian dilakukan berdasarkan metode petrografi batubara. Data yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi data empirik dan data analitik. Data
empirik adalah dengan melakukan pendekatan data lapangan meliputi pengamatan
lapangan, kondisi geologi lokal dan geologi regional, dan pengambilan conto
batuan (batubara), sedangkan untuk metode analitik yang akan dilakukan meliputi
analisis komposisi maseral (vitrinit, liptinit dan inertinit), analisis indikator fasies
lingkungan pengendapan. Pengambilan conto batubara dilakukan dengan metode
ply by ply, sampling batubara dilakukan pada setiap segmen seam batubara yang
berbasis pada genetik, mulai batas atas (top), tengah (middle) dan batas bawah
(bottom) dari dinding tambang batubara. Conto batubara yang digunakan untuk
penelitian ini diambil dari dinding tambang di daerah Ampelu, Kabupaten Batang
Hari, Provinsi Jambi; dari hasil MS ini diperoleh 19 lapisan batubara dengan
ketebalan berkisar 1-5 meter dengan kedalaman profil 12 meter, sedangkan untuk
preparasi contoh batubara dan analisis laboratorium dilaksanakan di Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Bandung
(PUSLITBANG tekMIRA-Bandung).
Hasil pengamatan lapangan pada profil MS terdiri atas perselingan batupasir dan
batulempung dengan sisipan lapisan batubara. Berdasarkan lithostratigrafi, batuan ini
dapat disebandingkan dengan Formasi Muara Enim yang berumur Miosen Akhir.
Karakteristik batubara yang dijumpai secara umum berwarna hitam, kusam, gores coklat,
keras, pecahan concoidal, mengandung resin (getah damar dan mineral pirit).
Hasil analisis komposisi maseral conto batubara menunjukan grup maseral
vitrinit merupakan maseral yang paling dominan dengan total jumlah volume ratarata
mencapai 80,021%. Grup maseral liptinit memiliki jumlah volume rata-rata
1,715% dan grup maseral inertinit memiliki total jumlah volume rata-rata 15,442
%, serta mineral matter dengan total jumlah volume rata-rata 11.027% yang
didominasi oleh mineral pirit (1.77%), lempung (0%), dan oksida besi (0%).
Interpertasi fasies lingkungan pengendapan batubara Formasi Muara Enim
di daerah penelitian, berdasarkan analisis komposisi maseral dengan
menggunakan diagram TPI dan GI (Diessel, 1986); menunjukan lingkungan
pengendapan (lingkungan limnic), sementara hasil plot GWI dan VI menunjukkan
gambut berada pada lingkungan ombrotrophic yang berbentuk bog (high moor).
Berdasarkan plot nilai GWI dan VI terlihat bahwa hampir semua titik cenderung
terletak dalam zona bog yang mempunyai nilai GWI <0,1 dan VI <0,3 hal tersebut
menunjukkan bahwa batubara pada lokasi tersebut indeks muka airnya rendah dan
indeks vegetasinya juga rendah sehingga menghasilkan gambut ombrotrofik
dengan tumbuhan asalnya adalah herbaceous (perdu), sementara untuk gambut
bog (raised bog) maka tipe gambutnya adalah high moor yang terbentuk secara
ombrotrophic.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjek: | Q Science > QE Geology |
Divisions: | x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 04 Apr 2018 04:35 |
Last Modified: | 04 Apr 2018 04:35 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/14854 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |