PEMANFAATAN GARAM AIR LAUT DAERAH “X” SEBAGAI BAHAN ADITIF SEMEN PENGEBORAN

AMBANAGA, ADITYA SAPUTRA (2015) PEMANFAATAN GARAM AIR LAUT DAERAH “X” SEBAGAI BAHAN ADITIF SEMEN PENGEBORAN. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[thumbnail of RINGKASAN.pdf]
Preview
Text
RINGKASAN.pdf

Download (44kB) | Preview

Abstract

RINGKASAN
Pada proses pengeboran, salah satu penentu keberhasilannya yaitu
penyemenan. Agar proses penyemenan berhasil dengan baik, maka diperlukan
perancangan slurry semen yang cermat dan tepat. Perancangan yang dimaksud
yaitu sifat-sifat fisik dari slurry tersebut harus sesuai dengan kondisi lubang bor
dan karakteristik reservoir yang dihadapi. Cara mengubah dan menyesuaikan
sifat-sifat fisik tersebut, yaitu menggunakan penambahan aditif-aditif yang telah
ditentukan. API adalah salah satu institusi yang mengklasifikasikan aditif-aditif
tersebut. Oleh karena itu harganya relatif mahal karena harus di ekspor dari luar
negeri. Dengan alasan tersebut, maka diperlukan usaha untuk mencari dan
memanfaatkan potensi bahan-bahan lokal sebagai aditif semen pemboran, salah
satunya yaitu garam dari air laut.
Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium untuk mengetahui
pengaruh penambahan air laut kedalam slurry semen pengeboran. Garam air laut
merupakan aditif accelerator, yaitu aditif yang dapat mempercepat waktu
pengeringan semen. Hal ini mengacu pada dasar teori yang digunakan penulis
sebagai acuan penelitian. Selain mempercepat pengeringan semen, aditif garam air
laut juga dapat menurunkan sifat-sifat lainnya seperti: Densitas, rheologi,
Thickening Time,dan Free Water.
Dalam penelitian ini, hasil yang didapatkan yaitu nilai densitas semen
dasar awalnya yaitu 15,8 ppg. Setelah ditambahkan aditif, nilai dari densitas
tersebut menjadi turun yaitu menjadi 15,4 ppg, 15,2 ppg, 15 ppg, 14,5 ppg.
Rheologi semen dasar juga mengalami penurunan. Plastic Viscosity awal bernilai
23 cp, kemudian mengalami penurunan setelah ditambahkan aditif menjadi 21 cp,
20 cp, 18 cp, dan 14 cp. Yield Pont awal bernilai 44 lb/100 ft
2
, setelah
ditambahkan aditif menjadi 44 lb/100 ft
2
, 34 lb/100 ft
2
, 24 lb/100 ft
2
, 31 lb/100 ft
2
.
Waktu ikat awal semen dasar semula terjadi pada menit ke-68,8, setelah
ditambahkan aditif berubah menjadi 57 menit, 53,9 menit, kemudian 0 pada
sampel 4 dan 5. Nilai dari Free Water pada awalnya yaitu 2 ml, setelah
ditambahkan aditif mengalami penurunan menjadi 1,5 ml, 1,4 ml, 1,2 ml, dan 0,5
ml. Menurut standar API, batasan teknis untuk kadar air bebas adalah 3,5 ml
untuk setiap 250 ml slurry semen. Air laut daerah “X”ini, secara teknis dapat
dimanfaatkan sebagai bahan aditif semen pengeboran karena perubahanperubahan sifat fisik yang dialami slurry semen dasar memenuhi standar teknis
yang ditentukan oleh API. Penggunaan bahan aditif ini tetap harus dikontrol dan
disesuaikan dengan kebutuhan agar didapatkan rancangan slurry semen yang
sempurna.

Item Type: Thesis (Other)
Subjek: T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering
Divisions: x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Ratna Sufiatin
Date Deposited: 30 May 2016 08:15
Last Modified: 30 May 2016 08:15
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/2740

Actions (login required)

View Item View Item