Soesilo, Ihsan Rais (2018) GEOLOGI DAN STUDI HUBUNGAN KOMPOSISI BATUAN DINDING TERHADAP ZONASI SKARN PADA TAMBANG BAWAH PERMUKAAN BIG GOSSAN, DISTRIK ERTSBERG, PAPUA. Other thesis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
Preview |
Text
Cover.pdf Download (221kB) | Preview |
Preview |
Text
Pengesahan Skripsi Ihsan Rais S003.pdf Download (116kB) | Preview |
Preview |
Text
Abstrak.pdf Download (90kB) | Preview |
Preview |
Text
Daftar Isi.pdf Download (230kB) | Preview |
Abstract
Daerah penelitian secara administratif berada pada Kontrak Karya “A” PT Freeport
Indonesia, Distrik Pertambangan Ertsberg, Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika,
Provinsi Papua. Penelitian dilakukan menggunakan data batuan inti bor dari 6 sumur bor yaitu
BG210W-01, BG210W-02, BG210W-03, BG210W-04, BG210W-05, dan BG210W-06.
Metode penelitian yang dilakukan berupa detail core logging, analisa petrografi, analisa
mineragrafi dan analisa geostatistik untuk menentukan satuan batuan, tipe alterasi, zonasi
skarn, zonasi mineralisasi, dan koefisien korelasi pada mineral kalk-silikat dengan mineralisasi
pada daerah telitian.
Stratigrafi pada daerah penelitian terdiri atas 6 satuan berurutan dari tua ke muda, antara
lain, batupasir kuarsa; batulempung terubah; hornfels; dolomit terubah; breksi polimik; dan
intrusi porfiri diorit. Sedangkan tipe alterasi pada daerah penelitian dibagi menjadi alterasi
propilitik luar, propilitik dalam, endoskarn, skarnoid, potasik, exoskarn 1, exoskarn 2, dan
exoskarn 3 berdasarkan dominasi himpunan mineral.
Pengamatan dalam drift dan inti bor menunjukkan bahwa zonasi mineral pada cebakan
Big Gossan dibagi menjadi zona mineral anhydrous (anhidrit + andradit + diopside) dan zona
mineral hydrous (aktinolit-tremolit + serpentin-talk). Secara umum, zona anhydrous mineral
melimpah pada kontak dolomit terubah dengan hornfels dan secara gradual menghilang ke arah
marmer. Zona hydrous mineral memiliki pola menyebar pada Dolomit Terubah, dan
menggantikan beberapa anhydrous mineral. Mineral kalkopirit sebagai pembawa endapan Cu
pada cebakan Big Gossan memiliki pola yang tidak teratur mengikuti beberapa pola dari zona
anhydrous dan hydrous mineral. Fase skarnifikasi pada daerah telitian, dimulai dari fase
decalcification, prograde, retrograde, dan mineralisasi berdasarkan pola alterasi yang
terbentuk.
Berdasarkan data spasial dan statistik, terdapat korelasi hubungan yang cukup dan
positif antara kehadiran mineral anhidrit dan andradit terhadap kelimpahan mineral kalkopirit
serta hubungan yang sangat lemah dan negatif pada kehadiran mineral diopsid, aktinolittremolit
dan serpentin-talk, sehingga kelimpahan mineral kalkopirit akan banyak, jika mineral
anhidrit dan andradit memiliki jumlah yang banyak, namun sebaliknya akan terjadi penurunan
jumlah mineral kalkopirit jika kandungan mineral diopsid, aktinolit-tremolit, dan serpentintalk
tinggi.
Kata Kunci : Mineralogi, Zonasi Skarn, Big Gossan.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjek: | Q Science > QE Geology |
Divisions: | x. Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences |
Depositing User: | Basir Umaryadi |
Date Deposited: | 24 Oct 2018 03:52 |
Last Modified: | 24 Oct 2018 03:52 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/17130 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |