ANALISIS TINGKAT KECUKUPAN PENYANGGA PADA LUBANG BUKAAN TAMBANG BIJIH EMAS DI BATUAN TERKEKARKAN

LAMA, KRISTIAN ZAHLI (2018) ANALISIS TINGKAT KECUKUPAN PENYANGGA PADA LUBANG BUKAAN TAMBANG BIJIH EMAS DI BATUAN TERKEKARKAN. Other thesis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (185kB) | Preview
[img]
Preview
Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf

Download (297kB) | Preview
[img]
Preview
Text
ABSTRACT.pdf

Download (173kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (31kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Salah satu permasalahan yang sering dihadapi pada sistem penambangan bawah tanah adalah kestabilan lubang bukaan. Potensi ketidakstabilan yang terjadi pada lubang bukaan bawah tanah akan selalu membutuhkan penanganan khusus terutama untuk menjaga keselamatan pekerja, dan mencegah terganggunya produksi. Kestabilan lubang bukaan berkaitan erat dengan penggunaan sistem penyangga. Penggunaan sistem penyangga diharapkan membuat massa batuan dapat menyangga dirinya sendiri sehingga lubang bukaan menjadi stabil. Maka dari itu, diperlukan analisis kecukupan sistem penyangga agar resiko akibat ketidakstabilan dapat teratasi. Penelitian ini dilakukan di Blok Cibitung PT. Cibaliung Sumberdaya, yang terletak di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Karakteristik massa batuan di sekitar lubang bukaan adalah terkekarkan, berkisar dari Kelas III (fair) sampai Kelas IV (poor). Lubang bukaan yang diteliti adalah CBT_996_XC8_STH, CBT_966_XC9_STH, CBT_951_XC10_STH dan CBT_Decline. Dari hasil analisis balik, terjadi penurunan kekuatan massa batuan pada lubang bukaan Blok Cibitung. Lubang bukaan CBT_996_XC8_STH mengalami penurunan kekuatan sebesar 13% sampai 86%, CBT_951_XC10_STH mengalami penurunan kekuatan sebesar 32% sampai 70%, dan CBT_Decline mengalami penurunan kekuatan sebesar 22% sampai 52%. Hanya CBT_966_XC9_STH yang tidak mengalami penurunan kekuatan massa batuan. Sistem penyangga existing CBT_996_XC8_STH dan CBT_951_XC10_STH tidak cukup (FK <1). Hal ini menyebabkan kedua lubang bukaan tersebut tidak stabil dan ambruk. Setelah dilakukan desain ulang sistem penyangga, kebutuhan penyangga CBT_996_XC8_STH adalah splitset 12 buah (existing 11 buah) dengan spasi pemasangan menjadi 1,2 m (existing spasi 1,3 m), steelset, dan shotcrete ketebalan 100 mm. Untuk CBT_951_XC10_STH, kebutuhan penyangganya adalah splitset 11 buah (existing 9 buah), dan meningkatkan ketebalan shotcrete menjadi 60 mm (existing 50 mm). Sedangkan sistem penyangga existing CBT_966_XC9_STH dan CBT_Decline cukup (FK>1). Dari hasil desain ulang sistem penyangga, diketahui bahwa kombinasi penyangga hasil penelitian dapat mengatasi masalah ketidakcukupan penyangga existing. Kombinasi penyangga hasil penelitian dapat meningkatkan nilai faktor keamanan pada seluruh sisi lubang bukaan CBT_996_XC8_STH dan CBT_951_XC10_STH yang awalnya tidak stabil (FK<1) menjadi stabil (FK>1). Maka dari itu, kombinasi penyangga hasil penelitian dapat diterapkan untuk mengatasi masalah ketidakcukupan penyangga pada lubang bukaan CBT_996_XC8_STH dan CBT_951_XC10_STH.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Basir Umaryadi
Date Deposited: 02 Jan 2018 01:51
Last Modified: 02 Jan 2018 01:51
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/13988

Actions (login required)

View Item View Item