SRI PAULUS WULA, EGEDIUS (2013) ANALISIS SEMIOTIKA KRITIK SOSIAL DALAM FILM “TANAH SURGA KATANYA”. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
|
Text
a.pdf Download (22kB) | Preview |
Abstract
Masalah pendidikan, kesejahteraan masyarakat dan masalah nasionalisme merupakan masalah yang masih terjadi di daerah perbatasan Kalimantan Barat-Serawak, Malaysia. Masalah-masalah tersebut terjadi karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang ada di daerah perbatasan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui simbol atau tanda-tanda yang menggambarkan kritik sosial yang ada dalam film “Tanah Surga Katanya” dan juga untuk mengetahui pesan apa yang ingin dasampaikan film tersebut kepada para penonton. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika. Dalam analisis data, penulis menggunakan sistem analisis semiotika Roland Barthes. Barthes mengembangkan semiotika menjadi dua tingkatan pertandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna eksplisit, langsung, dan pasti. konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang didalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti. Konotasi dapat menghasilkan makna lapis kedua yang bersifat implicit dan tidak bersembunyi. Dari analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa sampai sekarang wilayah perbatasan di kalimantan masih banyak mengalami masalah yang meliputi masalah pendidikan, kesejahteraan masyarakat dan masalah nasionalisme. Dalam masalah pendidikan digambarkan dalam adegan bu Astuti yang mengajar sendirian dan gambar yang menunjukan keadaan gedung sekolah yang sudah rusak parah. Dalam masalah kesejahtraan masyarakat digambarkan dalam adegan yang menggambarkan masalah sarana prasarana tranportasi dan kesehatan yang tidak memadai, masalah penerangan, dan masalah telekomunikasi. Dalam masalah nasionalisme digambarkan dalam adegan para murid SD yang tidak tahu simbol-simbol negara indonesia, bergesernya simbol-simbol negara seperti penggunaan mata uang ringgit didaerah perbatasan dan penggunaan benderah merah-putih sebagai alas dagangan. Hal lainnya yang berhubungan dengan masalah nasionalisme adalah rasa cinta tanah air. Film “Tanah Surga Katanya” mencoba mengangkat masalah-masalah yang terjadi diatas untuk diceritakan kembali dalam film tersebut, dengan tujuan agar masyarakat Indonesia bisa menyadari bahwa, kehidupan masyarakat di perbatasan Kalimantan-Serawak, Malaysia sangat memprihatinkan. Film ini juga dibuat untuk mengkritik kinerja pemerintah yang tidak memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya dan ingin menyampaikan pesan bahwa kehidupan masyarakat di perbatasan sangat membutuhkan perhatian, terlebih perhatian dari pemerintah.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences |
Depositing User: | Eny Suparny |
Date Deposited: | 08 Dec 2016 04:29 |
Last Modified: | 08 Dec 2016 04:29 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/9910 |
Actions (login required)
View Item |