ASHART, MAKHMUDHINDA IZKY (2013) ANALISIS STRATEGI PUBLIC RELATIONS (PR) DALAM PROSES RE-BRANDING (Studi Kasus Ambarrukmo Palace Hotel menjadi Royal Ambarukmo Hotel). Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
|
Text
ABSTRACT.pdf Download (160kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (162kB) | Preview |
Abstract
Yogyakarta as one of the favorite holidays object in Indonesia, has potential for the hospitality industry. It is affected by changes in the representation of the city's transit Gudeg become a tourist destination and a symbiotic mutualism with hotel services therein. One highly recommended hotel in Yogyakarta is a Yogyakarta Hotel Royal Ambarrukmo. This hotel is not a new hotel but a rebranding of Ambarrukmo Palace Hotel which became the first hotel, the grandest, internationally recognized, and inaugurated by President Sukarno in 1960.. In 2004, Ambarrukmo Palace Hotel was closed and left with the same state of disrepair due to all contracts signed by PT. HIN that has entered more than 30 years of age. Rebranding by Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel has reason and motivation to restructure, make a new beginning with a new management and owner. The research was conducted at the Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel. The type of research used qualitative descriptive. Techniques of data collection through interviews, observation and literature. The results of the study is indicated that the rebranding is entirely based on the reason and motivation for the new leadership, to accompany early leadership, these investors and owner Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel Son Mataran Indah PT and PT Sampoerna Tbk Wsata wanted a sign or symbol itself in the company lead. There are several steps in the execution of public relations rebranding done Ambarrukmo Yogyakarta Royal Hotel include identifying the audience, establishing communication design, effective messaging, promotional budgeting, gather feedback, create a public relations program press relations as well as corporate communications, programs and experiences. Implementation of the public relations strategy and application of marketing communications programs that effectively it has successfully completed the various problems faced by the Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel. Evidenced by the level of occupancy or hotel occupancy rate reached 100% or full-on soft opening was held on October 27, 2011. Thus, public awareness is increasing and the hotel began impressed elimination old image of ancient and haunted hotel. Yogyakarta sebagai salah satu kota pariwisata favorit di Indonesia, menyimpan potensi yang sangat besar di sektor industri perhotelan. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan representasi Kota Gudeg ini, dari tempat singgah menjadi tempat tujuan wisata dan bersimbiosis mutualisme dengan jasa perhotelan didalamnya. Salah satu Hotel yang sangat diperhitungkan di Yogyakarta adalah Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel. Hotel ini bukanlah hotel baru melainkan rebranding dari Ambarrukmo Palace Hotel yang menjadi hotel pertama, termegah, serta telah bertaraf internasional yang diresmikan oleh Presiden RI Soekarnopada tahun 1960. Tahun 2004, Ambarrukmo Palace Hotel ditutup dan ditinggalkan dalam keadaan yang sama sekali tidak terurus dikarenakan kontrak yang ditanda tangani PT. HIN telah memasuki usia lebih dari 30 tahun. Rebranding yang dilakukan oleh Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel memiliki alasan dan motivasi untuk merestrukturisasi. Hal tersebut menyebabkan pihak hotel ini harus memulai bisnisnya dari nol dengan manajemen dan kepemilikan yang baru. Penelitian ini dilakukan di Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel. Jenis penelitian yang dilakukan yakni deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara, observasi, serta studi pustaka. Penelitian ini membuktikan bahwa rebranding sepenuhnya berlandaskan atas alasan dan motivasi karena adanya kepemimpinan yang baru. Oleh karena itu, untuk mengiringi awal kepemimpinannya, para investor sekaligus pemilik Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel, yakni PT Putera Mataran Indah Wisata dan PT Sampoerna Tbk, menginginkan tanda atau simbol perusahaan yang dipimpinnya itu sendiri. Terdapat beberapa langkah public relations dalam pelaksanaan rebranding yang dilakukan Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel, yaitu; mengidentifikasi audiens, menetapkan tujuan komunikasi merancang pesan yange efektif, menyusun anggaran promosi, mengumpulkan umpan balik, membuat program public relation seperti press relation juga corporate communications, program acara dan pengalaman. Pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran dan pengaplikasian program-program public relations yang efektif itu telah berhasil menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel. Terbukti dengan tingkat okupansi atau tingkat hunian hotel ini yang mencapai 100% (penuh) pada soft opening yang diselenggarakan pada 27 Oktober 2011. Maka, animo masyarakat akan hotel ini semakin meningkat dan image lama yang terkesan kuno dan angker dari hotel ini mulai menghilang.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HB Economic Theory |
Divisions: | Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences |
Depositing User: | Eko Yuli |
Date Deposited: | 29 Nov 2016 03:13 |
Last Modified: | 29 Nov 2016 03:13 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/9521 |
Actions (login required)
View Item |