POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DI PANTI ASUHAN PUTERA “TUNAS HARAPAN”YOGYAKARTA (Pola komunikasi interpersonal sesama pengasuh, antara pengasuh dengan anak-anak asuh, sesama anak asuh panti asuhan putera “Tunas Harapan” Yogyakarta)

Dominggus Bata, Frederikus (2013) POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DI PANTI ASUHAN PUTERA “TUNAS HARAPAN”YOGYAKARTA (Pola komunikasi interpersonal sesama pengasuh, antara pengasuh dengan anak-anak asuh, sesama anak asuh panti asuhan putera “Tunas Harapan” Yogyakarta). Other thesis, UPN ''VETERAN'' YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text
abstrak.pdf

Download (810kB) | Preview

Abstract

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antar individu yang lazim melalui media tatap muka dalam suatu kelompok sosial.Penelitian ini bertujuan menjelaskan secara ilmiah pola komunikasi interpersonal di sebuah panti asuhan sebagai salah satu kelompok sosial yang terdiri dari berbagai macam individu yang bebeda-beda karakter dan peran.Panti asuhan ini adalah panti asuhan putera “Tunas Harapan” Yogyakarta.objek yang di teliti adalah aktivitas komunikasi antar pribadi yang terjadi pada segenap anggota panti asuhan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.Data-data yang diambil berupa data wawancara, pengamatan, observasi terlibat dan dokumentasi panti asuhan. Sebagai kerangka pemikiran, penelitian ini menggunakan teori penetrasi sosial, model peranan, model permainan, dan model Tubbs. inti dari teori-teori tersebut adalah menjelaskan proses komunikasi interpersonal dalam konteks aktivitas komunikasi yang terjadi dan dampak yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut. Dari penelitian yang dilakukan, dapat dijabarkan pola komunikasi yang terjalin di panti asuhan ini terbagi dalam tiga rumusan permasalahan.Konteks yang pertama adalah pola komunikasi interpersonal sesama pengasuh dengan peran yang berbeda-beda, dapat dijabarkan komunikasi dalam konteks ini berjalan efektif.Semua pengasuh dapat melaksanakan tugas sesuai peranannya masing-masing.Komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan, pesan yang disampaikan mendapat respon positif berupa umpan balik seperti yang diharapkan. Adanya keterbukaan diantara mereka, sehingga dalam berkomunikasi mereka saling mendukung satu sama lain, tercipta sikap positif dalam berinteraksi dan dalam melaksanakan tugas pelayanan. Tidak ada hambatan-hambatan yang mengganggu keefektifan komunikasi tersebut.Konteks yang kedua adalah pola komunikasi interpersonal antara pengasuh dengan anak asuh.Komunikasi berjalan baik, tapi tidak selalu efektif.Dalam pengertian, kadang-kadang ada hambatan yang mengganggu keefektifan komunikasi di antara mereka.Hambatan-hambatan tersebut disebabkan oleh perangai anak yang nakal, malas, masa bodoh, dan rendahnya tingkat penyerapan pesan sehingga berdampak pada pelanggaran aturan. Akan tetapi hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi oleh pengasuh, lewat pendekatan, keterbukaan, sikap empaty, sertu ketulusan dalam melayani..Arus pesan lebih didominasi arus pesan dua arah, dalam situasi informal.Konteks yang ketiga adalah pola komunikasi interpersonal sesama anak asuh.Anak-anak ini berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, mereka menjalani tahapan pengembangan hubungan mulai dari, tahap perkenalan, keterlibatan bersama, keakraban. Perselisihan-perselisihan kecil sering terjadi, hal tersebut menjadi sebuah gangguan komunikasi, akan tetapi hal itu tidak berlanjut sampai pada tahap perpecahan.Komunikasi di antara mereka berlangsung spontan, dua arah, dalam situasi informal.Adanya keterbukaan, sehingga tercipta rasa empaty, dan saling mendukung, keadaan ini menciptakan keakraban dan kedekatan, sehingga walaupun sering terjadi perselisihan kecil di antara mereka, tidak berlanjut sampai tahap perpecahan. kesimpulan yang dibuat peneliti dari ketiga konteks tersebut adalah, komunikasi interpersonal sesama pengasuh berjalan efektif, komunikasi interpersonal antara pengasuh dengan anak-anak asuh berjalan baik tapi tidak selalu efektif, serta komunikasi interpersonal sesama anak asuh selalu dibumbui gangguan komunikasi yang diakibatkan perselisihan kecil layaknya anak-anak, perselisihan-perselisihan tersebut tidak sampai pada tahap perpecahan. Semuanya berlangsung dalam konteks yang didominasi suasana informal, berlangsung dialogis, arus pesan yang ditimbulkan bersifat dua arah, dimana peran komunikator dan komunikan dapat berganti secara cepat.Suasana keterbukaan, dukungan, empaty, selalu terjadi dalam ketiga konteks komunikasi tersebut.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences
Depositing User: Erny Azyanti
Date Deposited: 24 Nov 2016 03:07
Last Modified: 24 Nov 2016 03:07
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/9316

Actions (login required)

View Item View Item