EDWARD TASMAN, AGUSTINUS (2012) PROSES HEGEMONY GOVERNMENTAL WACANA IDEOLOGI NEOLIBERALISME. Other thesis, UPN ''VETERAN'' YOGYAKARTA.
Preview |
Text
COVER.pdf Download (153kB) | Preview |
Abstract
Hegemoni dan menjadi hegemonik adalah cita-cita semua jenis negara dan pemikiran
tertentu dalam Hubungan Internasional. Akan tetapi tidak semua jenis negara dan pemikiran itu
bisa mencapai posisi tersebut. Dalam hal negara, jumlah kekuasaan material yang berlebih
mungkin bisa, meski tidak selalu, dianggap sebagai ukuran, sementara pengaruh sebuah
pemikiran lebih menjadi soal yang membangkitkan tidak terputuskan.
Namun, ketika kita menerima bahwa politik sarat dengan kepentingan, karena itu kutukan
bagi keamanan dan perdamaian, dan mengganggap pasar bebas sebagai normal dan alamiah
bahkan cara terbaik dalam mengelola dan mendistribusikan sumber daya publik untuk
kepentingan bersama (antar negara atau antar kekuatan ekonomi dalam/lintas negara) maka kita
sebetulnya sudah bisa dipastikan terlempar ke dalam dan mendiami sebuah dunia dengan
hegemoni wacana dan praktek-praktek ideologi Neo-Liberalisme. Hal yang sama bisa dikatakan
juga secara spesifik menyangkut HI.
Fenomena semacam ini menurut Cox adalah fenomena Hegemony. Hegemoni itu terkait dengan
nilai-nilai yang merefleksikan sebuah struktur social tertentu sehingga menuntut sebuah
pemaknaan. Namun bukan sembarang pemahaman, hanya pemahaman terhadap hakikat tatanan
karena struktur hegemoni yang berlaku itu didukung oleh struktur kekuasaan; yang bisa saja
muncul dari sebuah negara yang dominan, meski di pihak lainnya dominasi negara tersebut
tidaklah cukup untuk menciptakan Hegemoni. Yang pasti, nilai-nilai dan pemahamanpemahaman
itu berkemampuan menembus seluruh system negara-negara dan entitas-entitas non
negara. Bagi aktor-aktor tersebut Hegemoni tersebut tampak sebagai tatanan yang alamiah
karena sumbernya tidak lain dari persetujuan antara strata sosial yang dominan dari negaranegara-
negara yang dominan pula Sejauh cara-cara bertindak dan berpikir sudah memperoleh
persetujuan diam-diam dari strata social yang dominan dari negara-negara lainnya, dengan
sendirinya nilai-nilai dan pemahaman-pemahaman itu membentuk tatanan. Hanya dengan itu,
tatanan itu bisa relative stabil dan tidak dipertanyakan eksistensinya. Ideologi-lah yang menjadi
nilai-nilai dan penuntun tindakan itu.
Skripsi ni menjadikan tiga situs sebagai lokus penelitian terhadap operasi Hegemonik
wacana ideologi Neo-Liberal tersebut. Situs yang pertama adalah Situs Akademik; disini
ditemukan kalau operasi Wacana Ideology Neoliberalisme dalam HI kontemporer sangat
Hegemonik. Wacana ini mampu menggovernmental rationalitas kajian-kajian HI kontemporer
dengan kiat mengatur seperti meyusup masuk dan mengatur teoritiko-episteme-ontology HI
kontemporer untuk selanjutnya menjelaskan dunia yang tampak berdasarkan postulasi-postulasi,
kriteria-kriterianya, dan hukum-hukumnya sendiri.
Negara dan Institusi Keuangan Global adalah situs kedua yang diperiksa. Penelitian
menemukan bahwa negara justru menjadi agen yang menyebar dan melipatgandakan derajat
governmental Hegemonik Neoliberalisme. Negara sepenuhnya tunduk pada imperative pasar
global yang menuntutnya harus selalu membuka perekonomian nasionalnya bagi pergerakan
modal yang bisa keluar masuk kapanpun, dimanapun. Negara harus menyesuaikan Program
kebijakan politik ekonomi dan ekonomi politiknya berdasarkan tuntutan pasar Global. Ini
berlangsung dalam ruang Global kontemporer dan tidak ada alternative sama sekali.
Dalam situs ketiga, Kebijakan-kebijakan Neoliberalisme ternyata menunjukkan
kedigdayaannya dalam bidang kebijakan ekonomi politik dan politik ekonomi negara dan
lembaga-lembaga internasional. Keynesianisme yang disanggah sebuah kekuatan negara
dominan pada awal 1950-1960-an mulai perlahan-lahan kehilangan pengikutnya pada awal
1980-an. Efeknya, Negara menjadi tidak disukai keberadaanya dalam pengaturan kehidupan
Publik. Logika dan tuntutan pasar tiba-tiba lebih diikuti tanpa pemersoalan, diterima sebagai
alamiah dan melempangkan jalan sepenuhnya bagi intitusi-institusi non negara dalam mengatur
ekonomi politik Global.
Namun, perangsang sesungguhnya pengaruh Neo-Liberalisme dalam kajian HI dan
pengaruhnya pada negara dan di kalangan policy making circles adalah apa yang terjadi dalam
realitas praktek Ekonomi dan Politik global kontemporer. Di jagad global, peran institusiinstitusi
keuangan internasional seperti Internasional Monetary Foundation/IMF, World Bank,
World Trade Organisazation/WTO dalam meng-governmentality ekonomi politik global, begitu
besarnya dan jauh-jauh melebihi institusi lainnya dalam menegakan tatanan global ekonomi
politik Neo-Liberal.
Inilah kiat memerintah Neoliberalisme dalam ekonomi politik HI kontemporer.
Rationalitas pasar yang di topang oleh kiat pengaturan semacam ini begitu luar biasa
pengaruhnya bagi strukturasi ekonomi politik Global Kontemporer. Semuanya itu menstrukturasi
ulang kehidupan dan hubungan diantara manusia, dan institusi-institusi social ekonomi
ciptaanya, dibawah Sovereignitas Pasar.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjek: | J Political Science > JF Political institutions (General) |
Divisions: | x. Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences |
Depositing User: | Erny Azyanti |
Date Deposited: | 18 Nov 2016 04:42 |
Last Modified: | 18 Nov 2016 04:42 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/9065 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |