MAKNA SIMBOL PADA RITUAL KEMATIAN DALAM ADAT KEMPO MANGGARAI BARAT NUSA TENGGARA TIMUR

Bahasa, Maria Arifiati (2013) MAKNA SIMBOL PADA RITUAL KEMATIAN DALAM ADAT KEMPO MANGGARAI BARAT NUSA TENGGARA TIMUR. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (96kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini mengangkat judul Makna Simbol Ritual Upacara Kematian Adat KempoManggarai Barat. Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah dalam ritual upacara kematianmasyarakat Manggarai Barat terdapat berbagai macam bentuk simbol yang menunjukankekayaan nilai kehidupan orang Manggarai Barat. Simbolisme budaya bukan hanya berhubungandengan format-format kebudayaan melainkan berkaitan dengan cara orang Manggarai Baratmengunggulkan kehidupan mereka secara unik, khas dan tidak tergantikan. `Kekayaan adatmasyarakat Manggarai Barat juga memiliki fungsi dalam merekatkan hubungan kekeluargaanyang ada di Manggarai Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian analisis semiotik. Teori analisis semiotik yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori Roland Barthes yaitu dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan “order of signification”, mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal). Melalui teori ini, peneliti menggali makna simbol yang dipakai dalam ritual upacara kematian masyarakat Manggarai Barat. Hasil penelitian menunjukan bahwa, dalam ritual upacara kematian dalam adat Manggarai Barat, ada 10 tahap yaitu adat teing tinu,wero mata agu wae lu’u, lorang agu loling, tekang tana,na’a one peti/ ancem peti tokong bako/tokong mbakung,wangkas agu boak, lonto walu,saung ta’a dan kelas. Orang Manggarai mempunyai kepercayaan bahwa kematian hanyalah perubahan ke bentuk kehidupan lain yang tidak berbeda dengan kehidupan di dunia. Peristiwa berakhirnya fungsi biologis tubuh manusia di hubungkan sebagai peristiwa suci karena dihubungkan dengan pusat kehidupan yang diyakini dan dipujanya. Masyarakat Manggarai Barat mengungkapkan perasaan dan harapannya melalui berbagai rupa simbol yakni simbol material dan simbol non material. Simbol material berupa seng wae lu’u (uang duka), pakaian kabung, paku peti dan daun mentah. Simbol non material berupa jejeng atau lorang (ratapan), lolling (semayam), dan mencuci tangan di kali.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences
Depositing User: Eko Yuli
Date Deposited: 17 Nov 2016 03:14
Last Modified: 17 Nov 2016 03:14
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/8924

Actions (login required)

View Item View Item