LATAR BELAKANG PENOLAKAN AMERIKA SERIKAT DALAM PENGAJUAN PALESTINA SEBAGAI ANGGOTA PENUH PBB

Utama, Bhima Satria (2013) LATAR BELAKANG PENOLAKAN AMERIKA SERIKAT DALAM PENGAJUAN PALESTINA SEBAGAI ANGGOTA PENUH PBB. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Abstrak Skripsi.pdf

Download (146kB) | Preview

Abstract

Skripsi ini akan membahas tentang Alasan mengapa Amerika Serikat menolak keinginan Palestina untuk menjadi anggota PBB. Relevansi kemerdekaan Palestina dan Perdamaian dunia merupakan isu yang saling terkait dan saling berhubungan. Tuntutan masyarakat internasional bagi kemerdekaan Palestina itu sendiri menjadi bukti nyata bahwa hakikatnya penduduk dunia mendukung sebuah perdamaian, mendukung masyarakat di seluruh belahan bumi dapat menikmati kehidupan yang merdeka, bebas dari ancaman siapapun. Tidak terkecuali Amerika Serikat dan Israel yang selama ini bertindak sepihak dengan menjanjikan perdamaian dunia, akan tetapi di sisi lain masih saja terjadi perluasan wilayah Israel ke tanah Palestina, yang hakekatnya Palestina sendiri adalah negara yang menginginkan sebuah kemerdekaan nyata. Amerika Serikat dan Israel hanya mengupayakan perundingan semu, terlihat bahwa Israel banyak membangun pemukiman di wilayah Palestina. Ini menjadi bukti kuat bahwa sejarah pendirian Israel pada tahun 1948 silam memang dilakukan dengan perampasan tanah Palestina oleh Israel, bukan dengan jalan perundingan dengan penduduk setempat. Pada hari Jumat tanggal 23 September 2011, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menyerahkan permintaan resmi menjadi negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Ini merupakan bagian dari 2 diplomasi Mahmoud Abbas untuk memperoleh pengakuan resmi dari dunia internasional. Pada tanggal 31 Oktober 2011, sebuah kemajuan diplomasi yang dilakukan oleh Presiden Mahmoud Abbas, ketika negeri yang dipimpinnya, yaitu Palestina, menjadi anggota UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).UNESCO merupakan badan yang bernaung di bawah PBB yang mengurusi bidang pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan. Bagi Amerika Serikat, dukungan dari banyak negara kepada Palestina ini merupakan gangguan. Sebagai bentuk ketidaksukaan Amerika Serikat dan Israel atas diterimanya Pelestina sebagai anggota UNESCO, kedua negara tersebut mengancam akan menghentikan bantuan dana kepada UNESCO. AS Memiliki Undang-Undang tahun 1990 yang mengatakan bahwa AS tidak akan memberikan bantuan kepada Organisasi PBB yang memberikan keanggotaan penuh terhadap sebuah kelompok yang tidak memliki sifat2 negara yang diakui dunia Internasional. Bantuan kepada UNESCO dari Amerika Serikat mempunyai nilai yang lumayan tinggi, yaitu 22%, sedangkan dari Israel sebanyak 3%.Terlepas dari tindakan Amerika Serikat untuk menghentikan bantuan dana kepada UNESCO serta masa depan UNESCO yang bisa jadi kekurangan dana untuk melaksanakan program-programnya, apa yang terjadi di Paris, Perancis itu menunnjukkan sebuah keberhasilan Mahmoud Abbas dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina dengan cara-cara diplomasi. Diplomasi yang telah digalang ke berbagai negara telah menyadarkan pemahaman dunia bahwa Palestina bangsa yang ingin merdeka, dan ingin diakui keberadaannya di dunia internasional. Pada tanggal 21 September 2011, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menolak semua upaya Palestina menjadi anggota PBB. Pidato Obama itu menuai kekecewaan delegasi Palestina. Seperti dilansir dari stasiun berita Al Jazeera, pada pidatonya pada hari Rabu tanggal 21 September 2011 waktu setempat, Obama mengatakan bahwa tidak ada jalan pintas untuk mengatasi konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Obama mengatakan perdamaian hanya akan tercipta melalui jalur dialog. Obama menegaskan bahwa upaya di PBB akan sia-sia. Hal ini disebabkan oleh kedua pihak harus terlebih dulu mencapai kata sepakat untuk damai. Dalam pidatonya, Obama juga mengatakan akan menjegal setiap upaya Palestina, termasuk dengan cara veto. 3 Pada tanggal 31 Oktober 2011, Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka telah berhenti membiayai UNESCO. Menyusul keputusan organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan PBB itu untuk memberikan keanggotaan penuh pada Palestina. Proses dua dasawarsa Amerika Serikat dan sekutunya, Israel menentang gerakan diplomasik Palestina di sistem PBB, menggambarkan hal itu sebagai upaya untuk menghilangkan proses damai yang telah berusia dua dasawarsa tersebut. Washington mengatakan hanya dimulainya kembali pembicaraan damai yang berakhir dengan perjanjian dengan Israel yang dapat menghasilkan tujuan negara Palestina.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: J Political Science > JZ International relations
Divisions: Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences
Depositing User: Eko Suprapti
Date Deposited: 16 Nov 2016 02:17
Last Modified: 16 Nov 2016 02:17
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/8829

Actions (login required)

View Item View Item