ANALISIS DATA GEOLOGI DAN GEOKIMIA UNTUK MENENTUKAN KEPROSPEKAN SISTEM PANSABUMI DAERAH TULEHU DAN SEKITARNYA KECAMATAN SALAHUTU, KABUPATEN MALUKU TENGAH PROVINSI MALUKU

Milliam Poceratu, Max (2015) ANALISIS DATA GEOLOGI DAN GEOKIMIA UNTUK MENENTUKAN KEPROSPEKAN SISTEM PANSABUMI DAERAH TULEHU DAN SEKITARNYA KECAMATAN SALAHUTU, KABUPATEN MALUKU TENGAH PROVINSI MALUKU. Masters thesis, UPN ''VETERAN'' YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text
Sari.pdf

Download (14kB) | Preview

Abstract

Indonesia memiliki potensi energi panasbumi sebesar 29.215 MWE yang tersebar di 285 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panasbumi dunia. Yang berarti, kita merupakan negara dengan sumber energi panas bumi terbesar di dunia. Namun, ironisnya hanya sekitar kurang dari 4 % yang baru dimanfaatkan. Oleh karena itu, untuk mengurangi krisis energi nasional kita, pemerintah akan melaksanakan program percepatan pembangunan pembangkit listrik panasbumi nasional 9.500 MWe hingga tahun 2025. Salah satu daerah prospek panasbumi di Provinsi Maluku terdapat di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Stratigrafi daerah telitian dikelompokan dalam 6 (enam) satuan batuan, dari tua ke muda adalah Satuan Breksi Vulkanik (Tbt), Satuan Lava Andesit (Tab), Satuan Piroklastik G. Huwe (Ttf), Satuan Piroklastik G. Eriwakang (Tte), Satuan Batugamping (Ql) dan Edapan alluvial (Qa). Struktur yang berkembang di daerah telitian adalah sesar berarah baratdaya – timurlaut dan tenggara – baratlaut. Salah satu cara menentukan temperatur bawah permukaan (reservoir panasbumi) adalah dengan menganalisis manifestasi panasbumi berupa mataair panas kemudian dihitung dengan menggunakan beberapa persamaan geothermometer seperti metoda geothermometer silika (SiO2), geothermometer sodium-potasium (Na/K) dan geothermometer sodium-potasium-kalsium (Na-K-Ca). Temperatur reservoir berdasarkan perhitungan geothermometer Na-K adalah 200 oC – 223 oC Dengan mengetahui temperatur mataair panas, debit mataair panas dan temperatur disekitar manifestasi, maka dapat digunakan untuk menghitung nilai hilang panas alamiah (heat loss) menggunakan rumus menurut Brown, 1994. Nilai hilang panas alamiah (heat loss) daerah telitian adalah 205,52 kj/dtk atau 205,52 kw. Berdasarkan klasifikasi Rybach (1981), sistem panasbumi daerah telitian merupakan sistem panasbumi konvektif (Convective Geothermal System) dengan sistem hidrothermal dominasi air. Hal ini dibuktikan dengan daerah telitian merupakan zona busur vulkanik, adanya sirkulasi fluida secara alami, serta mempunyai kandungan klorida yang tinggi, yaitu diatas 150 ppm pada manifestasi mataair panas. Batuan reservoir merupakan batuan vulkanik yang mengalami rekahan kuat akibat tektonik, adanya sirkulasi fluida panasbumi serta batuan penudung yang merupakan batuan hasil alterasi hidrothermal. Kata kunci : panasbumi, manifestasi, geothermometer, heat loss.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Engineering Sciences
Depositing User: Erny Azyanti
Date Deposited: 03 Nov 2016 06:11
Last Modified: 03 Nov 2016 06:11
URI: http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/8320

Actions (login required)

View Item View Item