NURAYSHA, YUSTIKA (2016) KETERLIBATAN PERANCIS DALAM KONFLIK INTERNAL MALI PADA TAHUN 2013. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
|
Text
1. Cover.pdf Download (80kB) | Preview |
|
|
Text
2. Pengesahan.pdf Download (8MB) | Preview |
|
|
Text
3. Abstrak - Abstract.pdf Download (145kB) | Preview |
|
|
Text
4. Daftar Isi.pdf Download (95kB) | Preview |
Abstract
Konflik Mali pada tahun 2012 berawal dari aksi protes di wilayah Utara Mali yang kemudian berubah menjadi pemberontakan terhadap pemerintah pusat. Ketidakmampuan pemerintahan Mali menangani pemberontakan di Mali Utara menyebabkan terjadinya kudeta militer di Mali. Presiden sementara Mali kemudian dipimpin oleh militer yaitu Dioncaunda Traore. Sedangkan aksi pemberontakan semakin meluas saat kekosongan konstitusi Mali akibat kudeta dan berindikasi menuju ke arah ibukota Mali, Bamako. Penelitian ini menggunakan teori politik luar negeri di mana orientasi politik luar negeri suatu negara menjadi penuntun bagi pengambilan keputusan kebijakan suatu negara. Kebijakan pemerintah Perancis mengintervensi konflik Mali yang mulai dilaksanakan pada Januari 2013 dilatarbelakangi oleh tiga faktor. Pertama, Perancis ikut terlibat dalam konflik Mali guna mewujudkan kepentingan politik dan keamanannya. Kedua, Perancis bertujuan menjadikan Mali sebagai negara cadangan penghasil uranium. Kekayaan alam yang dimiliki Mali seperti emas hingga uranium telah menjadikan Mali ideal bagi Perancis sebagai negara penghasil uranium. Ketiga, Perancis memenuhi permintaan dari Presiden Mali. Permintaan Presiden Mali kepada Perancis untuk membantu menumpas aksi pemberontak di Mali dikarenakan pemerintah Mali sudah tidak mampu menanganinya. Perancis kembali memulai meningkatkan pengaruhnya di kawasan Afrika, khususnya Afrika Barat yang merupakan wilayah dengan negara-negara bekas jajahannya. Konflik internal Mali yang terjadi sejak tahun 2012 dan masuknya bantuan militer Perancis ke Mali pada tahun 2013 menjadi pintu bagi Perancis untuk memulai menempatkan pengaruhnya lagi. Oleh karena itu, Perancis terlihat bersungguh-sungguh dalam merespon kelompok militan di Mali dengan mengerahkan tiga kekuatan militernya yaitu Angakatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut. Kata Kunci : Pemerintah Mali, konflik internal, Perancis, kebijakan luar negeri, uranium.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences |
Depositing User: | Eko Yuli |
Date Deposited: | 11 Oct 2016 04:18 |
Last Modified: | 11 Oct 2016 04:18 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/7521 |
Actions (login required)
View Item |