PONEN, WILLYANSA (2015) KEGAGALAN KERJASAMA MILITER KOREA SELATAN DAN JEPANG ERA LEE MYUNG BAK (2008-2013) (STUDI KASUS : GSOMIA). Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
|
Text
abstrak.pdf Download (6kB) | Preview |
Abstract
Perjanjian kerjasama militer GSOMIA merupkan sebuahp rosedur yang memudahkanbagi kedua Negara untuk erbagiinformasi intelijen yang berkaitan dengan aktifitasnuklir korea utara.Adanya perjanjian ini tidak akan memunculkan saling kecurigaanbahwa suatu Negara berusaha menahan informasi tertentudari Negara lain karenaperjanjian tersebut tidak menyebutkan bahwa Negara anggota nyawa jib membagisegala bentuk informasi mengenai program nuklir Korea Selatan.Selainitu, kerjasamaini juga memberikan kemudahan bagi Korea Selatan untuk Mendapatkan akses keinformasi yang dikumpulkan satelit intelijenjepang.Peningkatan ancaman militer dari Korea Utara telah memberikan kontribusiterhadap pembahasan perjanjian GSOMIA Korea Selatan dengan Jepang. Namundalam proses penandatanganan perjanjian GSOMIA, dibawah kepemimpinanpresiden Lee MyungBak, Korea Selatan melakukan penundaan sebanyak 2 kali. Penundaan tersebut terjadi dua kali yaitu pada bulan Mei danJuni tahun 2012.Kegagalan kesepakatan dari perjanjian GSOMIA dengan Jepang disebabkan olehbeberapa factor baik itu internal dan eksternal.Bagi Korea Selatan, factor internal yang menyebabkan kegagalan ini yaitu; anti Jepang di Korea Selatan.Selainfaktor internal, terdapat juga factor eksternal yang membuat kegagalan penandatangananperjanjian GSOMIA Korea Selatan denganJ epang. Pertama, dikarenakan belumtersele saikannya sengketa wilayah antara Korea Selata dan Jepang tentangkepemilikan pulau Dokdo/ Takeshima.Sengketa pulau Dokdo telah dimulai sejakabad ke 17. Klaim oleh jepangAtas pula Dokdo dianggap sebagai legalitas kejahatan Jepang selama pendudukan.Bagi Korea Selatan, Pulau DokdoDianggap sebagai symbol kedaulatan negara tersebut. Peranan Kepulauan Dokdo yang hanya meiliki luas keseluruhan 186.121 km² dan hanya memiliki 2 pulau utamadengan jarak kurang lebih 89 km dari daerah pantai Ullengdo, tidak hanaya sebagaiobjek wisata sematamata seperti yang terlihat sedang digalang oleh pemerintah Korea Selatan. Pada sisi lainnya, Jepang memiliki kepenting anatas pulau Dokdodikarenakan masih dianggap berada di dalam kedaulatan Jepang. Secara strategis,Jepang bias menempatkan pangkalan militernya di kepulauan tersebut. SehinggaJepang mampu mengawasi kekuatan militer negara-negara tetangga seperti Rusia danTiongkok dari timur jauh. Selain itu juga Jepang mampu melakukan latihan militer di sekitar perairan pulau Dokdo
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | J Political Science > JZ International relations |
Divisions: | Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences |
Depositing User: | Eko Suprapti |
Date Deposited: | 04 Oct 2016 03:42 |
Last Modified: | 04 Oct 2016 03:42 |
URI: | http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/7191 |
Actions (login required)
View Item |